TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi atau BPPT telah mengembangkan sistem Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) sejak 2019. Sistem dibangun menggunakan berbagai instrumen sesuai dengan kebutuhan lokasi: Teknologi Buoy (InaBuoy), Teknologi Kabel Optik Bawah Laut (InaCBT - Cable Based Tsunameter), dan Teknologi Coastal Acoustic Tomografi (InaCAT).
Kepala BPPT Hammam Riza mengungkap itu saat berada di kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Selasa 8 Juni 2021. "Berbagai instrumen itu hingga pemodelan berbasis kecerdasan buatan dalam rangka mendukung InaTEWS Nasional BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika)," kata dia.
Hammam menjelaksan bahwa sensor tsunami dari InaTEWS BPPT dapat mengirim data secara berkesinambungan kepada BMKG dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) untuk kemudian disebarluaskan kepada masyarakat sebagai upaya mitigasi bencana tsunami di Indonesia. Semua teknologi InaTEWS ditargetkan akan beroperasi penuh pada 2024.
"BPPT telah menyusun grand design peta jalan teknologi mitigasi dengan mengoperasikan InaBuoy di 13 lokasi, InaCBT di 7 lokasi, InaCAT di 3 lokasi dan didukung dengan pengolahan kecerdasan artifisial," katanya menambahkan.
Deputi Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam BPPT Yudi Anantasena mengatakan saat ini BPPT telah memiliki 11 InaBuoy dan tiga buoy diantaranya akan dipasang di selatan selat Sunda, selatan Malang, dan selatan Bali. Seluruhnya akan dipasang tahun ini.
Warga memancing di tepi Pantai Lere, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu, 13 Oktober 2018. Suasana Kota Palu mulai normal pascagempa dan tsunami, yang melanda Kota Palu-Donggala pada Jumat, 28 September lalu. ANTARA FOTO/Yusran Uccang
"Jadi sekarang punya 11, tapi kita harus punya cadangannya sebanyak empat unit sehingga kalau ada kerusakan atau baterai habis bisa kita pasang yang cadangannya," katanya.
Sebelumnya, Hammam menjelaskan bahwa Indonesia sebagai negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia dan padat penduduk, merupakan daerah yang rawan terjangan tsunami. Adapun sumber gempanya tersebar dari Sumatera, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, NTT, Sulawesi, hingga Maluku.