Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peneliti Temukan 11 Jenis Baru Bidang Botani Selama 2020

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Sebelas jenis baru tumbuhan telah berhasil dideskripsikan selama 2020 atas hasil kolaborasi para taksonom Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan taksonom asing. Kredit: LIPI
Sebelas jenis baru tumbuhan telah berhasil dideskripsikan selama 2020 atas hasil kolaborasi para taksonom Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan taksonom asing. Kredit: LIPI
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak sebelas jenis baru tumbuhan telah berhasil dideskripsikan selama 2020 atas hasil kolaborasi para peneliti atau taksonom Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan taksonom asing. Hasil temuan jenis baru tersebut sudah diterbitkan di beberapa jurnal ilmiah internasional.

Adapun 11 jenis baru botani tersebut adalah empat jenis baru marga Begonia, satu jenis baru Impatiens, dua jenis baru anggrek, satu jenis baru Dracaena, satu jenis baru kantong semar atau Nepenthes, satu jenis baru Syzygium, dan satu jenis baru Etlingera tjiasmantoi.

Koordinator Program Penelitian Botani, Pusat Penelitian Biologi LIPI, Himmah Rustiami, mengatakan bahwa Herbarium Bogoriense Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi LIPI, merupakan herbarium terbesar di Indonesia yang menyimpan hampir satu juta koleksi spesimen, sehingga kerja sama para taksonom Herbarium Bogoriense dengan taksonom lain sangat dibutuhkan.

“Dengan adanya kolaborasi penelitian taksonomi baik antarunit dalam satu kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI maupun dengan pihak luar, selain menambah koleksi spesimen di Herbarium Bogoriense, juga mendukung program riset nasional dalam mengungkap keanekaragaman hayati Indonesia,” ungkap Himmah dalam keterangannya, Rabu, 9 Juni 2021.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Himmah mengatakan bagi seorang taksonom, penemuan jenis baru adalah bagian dari capaian yang indah dari kerja kerasnya.  “Berhasil mendiskripsikan jenis baru tumbuhan adalah salah satu hal terbaik bagi seorang taksonom. Mengapa? Karena akan membawanya lebih dekat kepada Sang Maha Pencipta,” ujarnya.

Kesebelas jenis baru bidang botani yang berhasil dideskripsikan selama 2020 adalah sebagai berikut:

  • Empat jenis baru marga Begonia: Dideskripsikan oleh Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI, Deden Girmansyah dan tim. Penemuan terbaru tersebut terdiri dari tiga jenis baru Begonia sect. Petermanni yang dikoleksi dari Kalimantan, yaitu bawangensis Girm. & M.Hughes, B. pendulina Girm. & M.Hughes dan B. recurvata Girm & M.Hughes, dan satu jenis baru Begonia sect. Bracteibegonia yang dikoleksi dari Kepulauan Mentawai, B. mentawaiensis Girm. & M.Hughes.
  • Satu jenis baru Impatiens: Impatiens marroninus Utami (Balsaminaceae) dideskripsikan oleh Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI, Nanda Utami. Jenis ini termasuk kedalam sub-marga Impatiens Kathetophyllon yang dikoleksi dari Sumatra.
  • Dua jenis baru anggrek: Dideskripsikan oleh Paul Ormerod dan Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI, Lina Susanti Jenis ini dideskripsikan berdasarkan spesimen herbarium, yaitu Dendrobium ornatum Ormerod & Juswara, s.p. nov. termasuk kedalam sect. Grastidium Blume, dan Tropidia kjellbergii Ormerod & Juswara jenis endemik marga Tropidia, yang dikoleksi dari Sulawesi.
  • Satu jenis baru Dracaena: Jenis baru yang diberi nama Dracaena jiewhoei Hambali, Sulistiarini & Rugayah oleh G.G. Hambali (Taman Buah Mekarsari dan Yatazawa Research & Development Gardens) serta Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI Diah Sulistiarini dan Jenis ini termasuk ke dalam suku Asparagaceae dan merupakan jenis baru dari Jambi, Sumatra. Nama jenis jiewhoei dipakai untuk menghormati Mr. Tan Jiew Hoe yang mendanai penulis (Gregori Hambali) selama melakukan eksplorasi ke Jambi.
  • Satu jenis baru kantong semar (Nepenthes): Nepenthes diabolica A. Biancgi, Chi.C.Lee., Golos, Mey, M. Mansur & A.S.Rob. adalah jenis baru yang berhasil dideskripsikan oleh Andrea Bianchi (Sezione di Biodiversità Tropicale, Muse, Italia), Chien C. Lee (Malaysia), Michal R. Golos (University of Bristol, Inggris), François S.Mey (Perancis), Muhammad Mansur (Pusat Penelitian Biologi LIPI), dan Alastair S. Robinson (National Herbarium of Victoria, Royal Botanic Gardens, Austalia). Nepenthes diabolica adalah tumbuhan kantong semar jenis baru, ditemukan di salah satu gunung di Sulawesi Tengah. Jenis ini mempunyai persebaran terbatas dan populasinya di alam sangat kecil, maka IUCN menilai status konservasinya pada kategori kritis terancam punah. Julukan khusus diabolica berasal dari bahasa Latin "diabolical" atau "devilish", mengacu pada warna merah yang khas dari kantong bawah dan gigi peristomnya yang sangat besar.
  • Satu jenis baru Syzgium: Syzygium tinombalum sukses dideskripsikan oleh Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI, Siti Sunarti. Syzygium tinombalum adalah jenis baru dari marga Syzygium, yang termasuk suku Myrtaceae atau dalam istilah Indonesia dikenal dengan suku jambu-jambuan. Nama epithet “tinombalum”, merujuk dari lokasi asal ditemukannya jenis tersebut, yaitu di daerah Taman Nasional Tinombala, Sulawesi Tengah. Jenis tersebut telah dikonservasi secara ex-situ di Kebun Raya Bogor sejak 2010. Bunganya mirip dengan bunga cengkeh, akan tetapi sangat berbeda pada bentuk daun maupun buahnya.
  • Satu jenis baru Etlingera: Penemuan jenis baru Etlingera tjiasmantoi dideskripsikan oleh Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI, Marlina Ardiyani dan tim. Jenis baru Etlingera, Etlingera tjiasmantoi Ardiyani dan Ardi, ditemukan di Tentena, Sulawesi Tengah. Jenis ini menyerupai flexuosa A.D.Poulsen dan E. mamasarum A.D.Poulsen & Ardiyani tetapi berbeda dari keduanya antara lain pada bentuk buahnya.

Baca:
Ilmuwan Temukan Cara Covid-19 Merusak Paru-paru Manusia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

1 hari lalu

Teripang. klikdokter
Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

Saat ini suplemen zinc yang tersedia di pasaran masih perlu pengembangan lanjutan.


Jurnal Internasional IJTech Milik FTUI Kembali ke Posisi Q1

1 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Jurnal Internasional IJTech Milik FTUI Kembali ke Posisi Q1

IJTech milik FTUI kembali menjadi jurnal terindeks kuartil tertinggi (Q1) berdasarkan pemeringkatan SJR yang dirilis pada April 2024


BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

1 hari lalu

Suasana hutan dan lahan gambut yang telah habis terbakar di Desa Limbung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Senin, 11 September 2023. Berdasarkan data BMKG pada 10 September 2023, dari hasil deteksi titik panas dengan menggunakan sensor VIIRS dan MODIS pada satelit polar (NOAA20, S-NPP, TERRA dan AQUA) yang memberikan gambaran lokasi wilayah yang mengalami kebakaran hutan dan lahan, terdapat 554 titik panas di Kalimantan Barat. ANTARA FOTO/Jessica Wuysang
BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

Implimentasi model agrosilvofishery pada ekosistem gambut perlu dilakukan secara selektif.


Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

2 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

2 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Demi Lobster Kawan Vietnam

2 hari lalu

Demi Lobster Kawan Vietnam

Pemerintah membuka kembali keran ekspor lobster dengan syarat para pengusaha membudidayakannya di sini atau di Vietnam-tujuan utama ekspor lobster.


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

5 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.


Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

5 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?


Dekan Unas Dituduh Catut Nama Dosen UMT di Jurnal, Pahami Perbedaan Jurnal SINTA dan Jurnal Scopus

8 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Dekan Unas Dituduh Catut Nama Dosen UMT di Jurnal, Pahami Perbedaan Jurnal SINTA dan Jurnal Scopus

Meskipun jurnal SINTA dan Scopus memiliki peran yang penting dalam mendukung penelitian ilmiah, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.


Top 3 Tekno: Cara Instal HyperOS, Cuaca BMKG, dan Jurnal Indeks Scopus

8 hari lalu

Xiaomi HyperOS. Foto : Xiaomiui
Top 3 Tekno: Cara Instal HyperOS, Cuaca BMKG, dan Jurnal Indeks Scopus

Top 3 Tekno Berita Terkini pada Selasa pagi ini, 16 April 2024, dipuncaki berita informasi 3 cara instal HyperOS di perangkat Xiaomi, Redmi, dan Poco.