Satu pejabat yang mengetahui tentang isi laporan itu mengatakan bahwa para pimpinan militer dan intelijen Amerika mencemaskan eksperimen teknologi hipersonik oleh Cina atau Rusia. Mereka menduga kedua negara berusaha mencari cara menghindari teknologi pertahanan rudal Amerika ketimbang adanya UFO dari luar Bumi.
John Ratcliffe, eks Direktur Komunitas Intelijen Nasional AS, pernah mengatakan dalam sebuah program berita di Amerika pada Maret lalu bahwa Pentagon menghadapi begitu banyak laporan yang didalamnya berisi kesaksian atas obyek-obyek yang aksinya sulit untuk dijelaskan. Menurut Ratcliffe, bukan hanya pilot-pilot pesawat tempur Angkatan Laut yang pernah melihatnya, tapi juga Angkatan Udara dan juga rekaman citra satelit.
Obyek-obyek asing itu dilaporkan membuat gerakan-gerakan yang sulit diikuti, atau melesat melampaui kecepatan suara tanpa menyebabkan ledakan sonik. Belum ada data ilmiah yang dipublikasikan tentang pesawat yang bisa melewati batas kecepatan suara tanpa menghasilkan sonic boom. Para perekayasan mungkin bisa mengurangi ledakan itu tapi para ahli fisika menyatakan tidak mungkin untuk menghilangkannya sama sekali.
“Pendeknya, hal-hal yang sulit kami jelaskan," kata Ratcliffe sambil menambahkan analisa terhadap kemungkinan faktor cuaca atau gangguan visual dimaksukkan dalam kajian. "Tapi ada kalanya di mana kami tidak memiliki penjelasan yang baik untuk beberapa hal yang sudah kami lihat itu," katanya lagi.
Cina dan Rusia memang diketahui telah mengembangkan persenjataan hipersonik. Pada musim gugur lalu, misalnya, sebuah video dari Cina menunjukkannya senjata itu pada sebuah pesawat bomber. Saat yang sama Rusia menguji untuk pertama kalinya rudal yang mampu melesat dengan kecepatan lebih dari Mach 5 dan dilaporkan mampu menghajar targetnya di laut.
Lalu, baru beberapa pekan lalu Rusia mengumumkan tengah membangun jet tempur mesin tunggal hipersonik. Adapun Cina sedang menggarap sebuah standing oblique detonation ramjet engine yang dikabarkan mencapai sembilan kali kecepatan suara dalam uji di wind tunnel. Mesin itu diklaim mampu mentenagai sebuah pesawat mencapai titik manapun di dunia hanya dalam dua jam.
Rudal hipersonik Tsirkon dari Rusia telah berhasil menyelesaikan tes pengembangan penerbangan di sebuah kapal. yang dilaksanakan pada 2020. Fregat Admiral Gorshkov membuat tiga peluncuran Tsirkon yang sukses dua di laut dan satu di target darat.
Jika benar benda-benda terbang asing dalam laporan Pentagon itu adalah pesawat Rusia atau Cina, sejumlah pejabat di Amerika mengatakan, "Itu artinya riset hipersonik dari dua negara itu telah jauh meninggalkan perkembangan militer Amerika."
UAPTF diharapkan merilis bagian dari laporannya yang berklasifikasi bukan rahasia tersebut ke Kongres pada 25 Juni mendatang. Sedang bagian lainnya yang bersifat rahasia membuat kemungkinan keberadaan invasi makhluk luar Bumi alias UFO tetap ada.
POPULAR MECHANICS
Baca juga:
Pentagon Publikasikan 3 Video UFO dari Pilot Pesawat Tempur Angkatan Laut AS