TEMPO.CO, Yogyakarta - Hanya dalam tiga hari, Rabu-Jumat, 9-11 Juni 2021, penularan Covid-19 di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bertambah 1.176 kasus. Rinciannya, pada Rabu bertambah 304, Kamis 455, dan Jumat 417 kasus.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pun langsung menggelar rapat koordinasi bersama Satgas Covid-19 Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di DIY. "Kasus baru yang sempat 100-an per hari sebelumnya di DIY, dalam tiga hari ini sudah 300 sampai 400-an per hari. Harapan saya ini bisa ditekan," kata Sultan HB X usai rapat, Jumat 11 Juni 2021.
Menurut Sultan, lonjakan kasus kali ini dipicu kemunculan klaster-klaster penularan di pedesaan di Kabupaten Sleman, Bantul, dan Gunungkidul. Mobilitas warga di dalam wilayah Yogya juga disebutnya tinggi serta tak mematuhi protokol kesehatan.
Dia mencontohkan maraknya kegiatan sosial yang melibatkan kerumunan seperti hajatan, takziah, dan sejenisnya. Pemicu, kata dia, bukan lagi mobilitas orang ke luar-masuk wilayah Yogya.
"Oleh sebab itu saya minta kegiatan silaturahmi seperti itu lebih diperketat pengawasannya. Harus ada izin dari pengurus baik RT/RW, desa hingga satgas tingkat kecamatan," kata Sultan HB X.
Sultan menegaskan tak sampai melarang kegiatan sosial kemasyarakatan namun harus terpantau protokol kesehatannya oleh Satgas Covid-19. Misalnya, kuota peserta dan jaga jarak antar peserta dalam kegiatan itu.
Dia menyesalkan karena telah sejak lama meminta setiap kegiatan silaturahmi atau kegiatan yang berkerumun, setiap peserta menjalani screening. "Tapi ini tidak dilakukan sehingga muncul klaster-klaster itu," katanya.
Rencananya, aturan tes swab dalam kegiatan sosial yang mengundang kerumunan itu akan dibuat tertulis dalam peraturan perpanjangan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro di DIY pada 15 Juni nanti.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY, Berty Murtiningsih, mengatakan penambahan 417 kasus baru pada Jumat ini menjadikan total kasus terkonfirmasi Covid-19 menjadi 47.849 kasus. Sedang yang sudah sembuh total sebanyak 43.441 kasus dan yang meninggal sudah sebanyak 1.257 kasus.
Baca juga:
RSHS Bandung Bantah Pasien Covid-19 di IGD Membeludak dan Meninggal