TEMPO.CO, Jakarta - Provinsi Punjab di Pakistan mengancam akan memblokir nomor ponsel warga yang menolak menjalani suntik vaksin Covid-19. Termasuk dalam provinsi itu adalah Lahore, kota berpopulasi 11 juta jiwa.
Seorang juru bicara Departemen Kesehatan Punjab mengatakan keputusan blokir ponsel diumumkan Jumat, 11 Juni 2021, karena banyak warga yang menolak untuk mendapat suntikan vaksin Covid-19. Keputusan didukung badan yang mengatur telekomunikasi di negara bagian itu untuk penerapannya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Tingkat Provinsi di Punjab, Yasmin Rashid, mengklaim sudah terlihat penurunan jumlah kasus penularan Covid-19 di provinsi itu berkat vaksinasi massal yang telah dijalankan. Namun, data yang ada menunjukkan Punjab masih berada jauh di bawah target untuk program vaksinasi tersebut.
Di tambah lagi, laporan sekitar 300 ribu warganya yang telah menerima suntikan dosis pertama vaksin sejak awal Februari lalu tak pernah muncul lagi untuk suntikan dosis yang kedua.
Seorang pejabat di Layanan Kesehatan Nasional Pakistan mengaku kalau identifikasi dan kategorisasi dilakukan terhadap latar belakang dan alasan ratusan ribu orang itu tak datang lagi untuk dosis yang kedua. Menurutnya, "Ada kemungkinan beberapa dari mereka telah meninggal sebelum jadwal suntikan yang kedua."
Kemungkinan lain adalah mereka termakan propaganda negatif tentang vaksin di negara tetangga India ini. Mereka kemudian memutuskan tak bersedia datang lagi untuk jadwal pemberian dosis kedua. Seperti diketahui, rata-rata vaksin Covid-19 yang telah diizinkan digunakan luas menggunakan dua dosis untuk perlindungan yang paling optimal dan telah melalui uji klinis.
Seperti Punjab, Provinsi Sindh di bagian lain Pakistan juga mengalami kendala dalam program distribusi vaksin Covid-19. Pemerintahan setempat lalu menerapkan aturan bagi aparatur sipil negaranya tidak akan digaji jika tak mau divaksin. Aturan itu berlaku mulai Juli.
NEW SCIENTIST | HINDUSTAN TIMES
Baca juga:
CIA Sebabkan Gerakan Antivaksin di Pakistan, Kok Bisa?