TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi baru menemukan bahwa vaksinasi Covid-19 yang lebih tinggi memiliki kaitan dengan tingkat infeksi SARS-CoV-2 yang lebih rendah di antara sekelompok orang yang tidak divaksinasi berusia 16 tahun ke bawah. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal internasional, Nature Medicine, dan dilakukan oleh peneliti dari Israel Roy Kishony, Tal Patalon dan koleganya.
Mereka menganalisis catatan vaksinasi dan hasil tes dari 177 komunitas yang berbeda secara geografis di Israel dari 6 Desember 2020 hingga 9 Maret 2021, dan memiliki tingkat vaksinasi yang bervariasi (sejumlah total 1,37 juta penerima dosis pertama vaksin Pfizer-BioNTech), serta kelompok orang yang tidak divaksinasi di bawah 16 tahun karena vaksinnya belum tersedia.
“Hasilnya menunjukkan bahwa vaksinasi membantu melindungi mereka yang telah dan belum divaksinasi,” tulis studi itu, seperti dikutip Medical Xpress, Jumat, 11 Juni 2021.
Uji klinis dan kampanye vaksinasi telah menunjukkan bahwa vaksin Pfizer–BioNTech mampu melawan Covid-19 sangat efektif dalam mencegah infeksi dan penyakit di tingkat individu dan komunitas.
Namun, vaksinasi juga diperkirakan dapat meningkatkan penularan karena perubahan perilaku manusia. Misalnya, mereka yang telah divaksinasi mungkin kurang memperhatikan jarak sosial atau mungkin tidak dikarantina setelah melakukan kontak dengan seseorang yang terinfeksi.
Dalam penelitian terbaru itu, penulis menilai perubahan dalam jumlah tes positif untuk Covid-19 di setiap komunitas antara interval waktu yang tetap. Mereka menemukan bahwa rata-rata untuk setiap peningkatan 20 persen dalam jumlah orang yang divaksinasi dalam populasi tertentu, jumlah tes positif SARS-CoV-2 pada populasi yang tidak divaksinasi di komunitas yang sama menurun sekitar dua kali lipat.
Peneliti juga mengingatkan bahwa temuan mereka tidak memperhitungkan kemungkinan kekebalan yang didapat secara alami terhadap SARS-CoV-2. Mereka menyimpulkan bahwa, meskipun perlindungan terkait vaksin yang diamati dari populasi yang tidak divaksinasi menggembirakan, penelitian lebih lanjut diperlukan.
“Untuk memahami apakah dan bagaimana kampanye vaksinasi dapat mendukung prospek kekebalan kawanan dan pemberantasan penyakit,” tutur para peneliti itu.
Peluncuran vaksinasi di Israel dimulai pada 19 Desember 2020 dan memberikan dosis pertama vaksin kepada hampir 50 persen populasi dalam waktu 9 minggu.
MEDICAL XPRESS | NATURE MEDICINE