TEMPO.CO, Jakarta - Covid-19 varian Delta, yang pertama kali diidentifikasi di India, sudah mulai menyebar di Indonesia. Beberapa ahli dan literatur menjelaskan bahwa varian virus itu bisa menyebar dengan cepat dan pasien yang terinfeksi juga mengalami gejala lebih sakit daripada pasien yang terinfeksi varian lain.
Namun, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio, menjelaskan, gejala pada pasien Covid-19 varian Delta di Indoneesia masih sama dengan varian-varian lain. “Belum ada laporan shahih tentang perbedaan gejala pada pasien yang terinfeksi varian Delta,” ujar dia melalui sambungan telepon, Selasa malam, 15 Juni 2021.
Yang pasti, Amin yang juga Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu, mengkonfirmasi bahwa varian Delta menular lebih cepat dan itu sudah diamati. Tapi, ujarnya, jika dikaitkan dengan perbedaan gejala klinis dengan pasien varian lain belum ada laporan resmi di Indonesia.
“Karena banyak yang positif varian itu, tapi gejalanya ringan saja,” kata peraih gelar Ph.D dari Osaka University/Kobe University, Jepang, itu.
Saat ini, berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 13 Juni yang diperoleh Tempo, sudah ditemukan 104 kasus varian Delta di lima provinsi, yaitu Sumatera Selatan 3 kasus (Palembang, Prabumulih, Penukal Abab Lematang Ilir), DKI Jakarta 20 kasus, Jawa Tengah 75 kasus (Kudus, Brebes, Cilacap), Kalimantan Tengah 3 kasus (Gunung Mas, Palangkaraya) dan Kalimantan Timur 3 kasus (Samarinda).
Sebelumnya, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam menjelaskan bahwa varian Delta semakin meningkat penyebarannya di Indonesia. “Dalam empat minggu terakhir terjadi peningkatan 51,4 persen dari varian Delta di Indonesia,” ujar dia kepada Tempo, Senin.
Data tersebut, kata Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam FKUI itu, didapatkan dari situs resmi GISAID Initiative—organisasi nirlaba internasional yang mempelajari genetika virus. Lembaga tersebut terbiasa melakukan studi ribuan genom virus atau mikroba penyebab wabah dunia, termasuk saat ini virus corona SARS-CoV-2.
Ari menyebutkan bahwa Covid-19 varian Delta menyebabkan gejala sakit pasien lebih berat dari virus sebelumnya dan meningkatkan risiko terjadinya hilang pendengaran, nyeri ulu hati, dan mual. Pasien perlu rawat di rumah sakit, memerlukan suplementasi oksigen dan menimbulkan berbagai komplikasi.
Baca:
Ditemukan, Penyebab Lain Virus Covid-19 Alpha Bisa Menular Cepat