Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi: 2 Vaksin Covid-19 Ini Timbulkan Antibodi pada Bayi Kera

image-gnews
Botol kecil berlabel stiker
Botol kecil berlabel stiker "Vaccine COVID-19" dan jarum suntik medis dalam foto ilustrasi yang diambil pada 10 April 2020. [REUTERS / Dado Ruvi]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sekelompok ilmuwan melaporkan bahwa vaksin mRNA Moderna dan sebuah kandidat vaksin berbasis protein menghasilkan respons antibodi penetralisir pada bayi kera yang tahan lama terhadap SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19.

Studi itu juga menyebutkan bahwa tidak ada efek samping yang muncul dalam pra-uji klinis yang bisa menjadi penelitian awal pencarian vaksin Covid-19 untuk bayi manusia.

Penelitian tersebut dilakukan oleh beberapa ilmuwan, di antaranya profesor mikrobiologi dan imunologi dari University of North Carolina, Kristina De Paris, Ketua Departemen Pediatri di Weill Cornell Medicine, Sallie Permar, a penulis pendamping Carolina Garrido dari Duke University, dan Alan Curtis dari University of North Carolina.

Penelitian mereka diterbitkan pada Rabu, 15 Juni 2021 di Science Immunology, yang menunjukkan bahwa respons antibodi penetralisir yang kuat yang ditimbulkan oleh vaksin pada 16 bayi kera rhesus bertahan selama 22 minggu. “Kami sedang melakukan studi tahun ini untuk lebih memahami potensi perlindungan jangka panjang dari vaksin,” ujar mereka, seperti dikutip Medical Xpress, Rabu.

De Paris, yang juga merupakan anggota UNC Children's Research Institute, menjelaskan, tingkat antibodi kuat yang dia amati sebanding dengan apa yang telah terlihat pada kera dewasa. “Meskipun dosisnya 30 mikrogram, bukan 100 mikrogram dosis dewasa," tutur De Paris.

Dengan vaksin Moderna, De Paris dan tim juga mengamati respons sel T kuat yang spesifik, yang diketahui penting untuk membatasi keparahan penyakit.

Untuk mengevaluasi vaksinasi SARS-CoV-2, para peneliti mengimunisasi dua kelompok dari delapan bayi kera rhesus pada usia 2,2 bulan dan 4 minggu kemudian di Pusat Penelitian Primata Nasional California. Setiap hewan menerima satu dari dua jenis vaksin: versi praklinis dari vaksin mRNA Moderna atau vaksin berbasis protein yang dikembangkan Pusat Penelitian Vaksin dari Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID).

Vaksin tersebut memiliki bahan pembantu dari 3M yang merangsang sel melalui reseptor seperti tol 7 dan 8. Bahan pembantu ini diformulasikan dalam emulsi oleh Infectious Disease Research Institute (IDRI). 

Vaksin mRNA memberikan instruksi ke tubuh untuk menghasilkan protein permukaan virus, protein Spike. Vaksin tidak memasuki nukleus, tidak mempengaruhi DNA, dan tidak bertahan di dalam tubuh.

Sebaliknya, vaksin akan menginstruksikan sel untuk membuat protein Spike dan sel kekebalan, mengembangkan antibodi dan respons imun lainnya. Vaksin NIAID adalah protein Spike itu sendiri, yang dikenali oleh sistem kekebalan dengan cara yang sama—mirip dengan vaksin Novavax, yang dilaporkan minggu ini sangat efektif dan aman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kedua vaksin menghasilkan antibodi penetral IgG yang besar terhadap SARS-CoV-2 dan respons sel T spesifik protein Spike -IL-17, IFN-g, dan TNF. Ini disebut T helper 1 respon imun. Yang penting, vaksin tidak menimbulkan respons T helper tipe 2, yang dapat merusak kemanjuran dan keamanan vaksin pada bayi. 

Respons semacam itu dapat melawan respons imun terhadap virus. Tanggapan T helper 2 telah menghambat pengembangan vaksin pada anak kecil, terutama untuk Respiratory Syncytial Virus (RSV) yang umum. 

De Paris akan memeriksa bukti respons T helper 2, seperti IL4, dalam plasma darah semua kera untuk memastikan tidak ada vaksin yang menghasilkan respons seperti itu. “Kami perlu terus mempelajari ini, tetapi sejauh ini kami belum melihat bukti tentang ini,” tutur dia.

Pengujian vaksin pada anak kecil saat ini sedang berlangsung, seperti yang dianjurkan oleh American Academy of Pediatrics. Menurut Permar, vaksin untuk bayi kemungkinan menjadi hal yang penting dan aman untuk membatasi penyebaran virus tersebut. 

“Kita tahu anak-anak dapat menularkan virus kepada orang lain, baik mereka sakit akibat infeksi SARS-CoV-2 atau tetap tanpa gejala,” ujar Permar, yang juga seorang dokter anak.

Selain itu, banyak anak menjadi sakit dan bahkan meninggal karena infeksi, dan lebih banyak lagi yang terkena dampak negatif dari langkah-langkah yang dilakukan untuk menghentikan penyebaran. “Dengan demikian, anak-anak kecil berhak mendapatkan perlindungan dari Covid-19,” ujar Permar.

MEDICAL EXPRESS | SCIENCE IMMUNOLOGY

Baca:
Tips dari Para Ahli Agar Tidak Tertular Covid-19 Varian Baru

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

7 jam lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

Seperti situs Gunung Padang, ada banyak laporan penelitian yang pernah dicabut dari jurnal ilmiah internasional. Cek asal negaranya yang terbanyak.


Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

1 hari lalu

Menhir situs megalitik Gunung Padang yang sudah terlilit akar di Desa Karyamukti, Cianjur, Jawa Barat, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

Pencabutan artikel Gunung Padang pada 18 Maret 2024 didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

1 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Meminta Pemilihan Ulang

1 hari lalu

Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Meminta Pemilihan Ulang

Permohonan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud serupa, yakni meminta Mahkamah Konstitusi mendiskualifikasi Gibran dan pemilihan presiden ulang.


Pulang Umrah, Fadel Muhammad Penuhi Panggilan KPK untuk Diperiksa dalam Kasus Korupsi APD Covid-19

2 hari lalu

Kepala Bagian Pemberitaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Ali Fikri saat ditemui di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan pada Selasa, 23 Januari 2024. Tempo/Mutia Yuantisya
Pulang Umrah, Fadel Muhammad Penuhi Panggilan KPK untuk Diperiksa dalam Kasus Korupsi APD Covid-19

Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad diperiksa dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat pelindung diri (APD) Covid-19 di Kemenkes.


Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

3 hari lalu

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

Vaksinasi tuberkulosis sebagai penanganan imunologi diharapkan bisa perpendek durasi pengobatan, sederhanakan regimen atau perbaiki hasil pengobatan


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

4 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

Topik tentang kronologi pencabutan artikel arkeologi situs Gunung Padang dari Jurnal Wiley menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Penanggalan Karbon dan Kontroversi Situs Gunung Padang

6 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Penanggalan Karbon dan Kontroversi Situs Gunung Padang

Penerbit menyebut laporan penelitian situs Gunung Padang yang dibuat Danny Hilman dkk mengandung kekeliruan besar, terkait penanggalan karbon.


Umroh, Fadel Muhammad Tak Penuhi Panggilan KPK sebagai Saksi Kasus Korupsi APD Covid-19

8 hari lalu

Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad.
Umroh, Fadel Muhammad Tak Penuhi Panggilan KPK sebagai Saksi Kasus Korupsi APD Covid-19

KPK memanggil Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad sebagai saksi dugaan korupsi pengadaan APD Covid-19 di Kemenkes.


Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

10 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.