TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu keresahan yang muncul di sebagian masyarakat adalah mengapa seseorang yang sudah divaksin masih bisa terkena covid-19. Ada dugaan bahwa kemunculan varian baru dipercaya sebagai penyebab orang bisa terkena covid-19 meski sudah menjalani vaksinasi.
Beberapa pakar menduga kematian korban Covid-19 disebabkan karena terpaparnya varian baru, yatu B117 atau yang disebut dengan Alpha dan B1351 atau Beta. Bahkan, varian baru ini mampu menginfeksi seseorang meski telah divaksin.
Dikutip dari laman resmi Universitas Airlangga (UNAIR), seseorang dapat mengalami proses re-infeksi karena beberapa sebab. Hal ini disampaikan oleh Agung Dwi Wahyu Widodo seorang Dosen Fakultas Kedokteran (FK) sekaligus Pakar Imunologi UNAIR.
Menurut Agung, hal itu terjadi karena dua sebab. Pertama yaitu karena antibodi yang dihasilkan oleh vaksin masih belum tinggi. Sehingga tubuh tidak mampu melakukan netralisasi virus yang masuk. Hal inilah yang membuat virus menyebar dan menghasilkan penyakit.
Agung mengungkapkan pada beberapa kasus, walaupun sedikit, bisa terjadi re-infeksi pada Varian Alpha. "Begitu pula dengan Varian Beta yang dapat menimbulkan re-infeksi juga walaupun tidak tinggi,” ujar Agung seperti dikutip Tempo dari laman Unair, Kamis 17 Juni 2021.
Kedua, pada orang tertentu kemungkinan antibodi tidak dihasilkan terlalu tinggi sehingga virus dapat bertahan dan menimbulkan infeksi. Virus yang menginfeksi setelah adanya vaksinasi ini dipercaya merupakan virus dengan varian berbeda.
Agung memaparkan di Hongkong dan beberapa negara Eropa serta Amerika ditemukan bahwa ternyata virus yang menginfeksi setelah vaksinasi atau re-infeksi adalah virus yang berbeda varian. “Meski sudah divaksin, karena coronavirus-nya beda varian, maka bisa terjadi proses re-infeksi,” kata Agung yang juga menjabat Dewan Pakar Satgas Covid-19 IDI Jatim .
Agung juga memaparkan bahwa vaksin Covid-19 yang telah disahkan WHO tidak semuanya dapat menetralisir varian Beta. Banyak vaksin yang mengalami proses penurunan efikasi ketika bertemu dengan virus varian Beta. Namun, Agung meminta kepada masyarakat untuk tidak khawatir karena vaksin Sinovac yang digunakan di Indonesia dapat digunakan pada kedua varian tersebut.
WINDA OKTAVIA
Baca juga: Jokowi Minta Percepatan Vaksinasi Covid-19 di Lokasi Mobilitas Tinggi