TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa tahun lalu Xiaomi, Oppo dan vivo bergabung menciptakan Mutual Transfer Alliance (MTA)--sebuah cara transfer file yang distandardisasi di antara perangkat (ponsel dan komputer) mereka secara lokal melalui koneksi nirkabel 20 MB. Setelah beberapa bulan uji beta, aliansi itu menjadi benar-benar nyata.
Sejak itu beberapa perusahaan lain bergabung ke dalamnya. Daftarnya kini bahkan ditambahkan nama Samsung, selain yang sudah lebih dulu gabung yakni OnePlus, Meizu, ZTE, Black Shark dan HiSense. Ada pula Asus dan merek gamingnya Republic of Gamers.
Baca Juga:
Tapi yang menarik perhatian terbesar jelas Samsung. Bergabungnya perusahaan raksasa teknologi dari Korea ini memberi dampak besar untuk MTA. Satu alasannya adalah Samsung merupakan pabrikan ponsel terbesar di dunia saat ini. Alasan lainnya, Samsung sebenarnya sudah memiliki fitur wireless transfer sendiri yang bernama Quick Share.
Dirilis pada tahun lalu, Quick Share diproyeksikan sebagai pengganti Android Beam (dan sebagai alternatif untuk fitur Neaby Share milik Google). Samsung bahkan telah merilis sebuah aplikasi di sistem operasi Windows 10 untuk fitur itu pada awal tahun ini.
Ini tidak berarti Quick Share akan ditinggalkan. Tapi, dugaannya, ini akan lebih seperti seri perangkat Galaxy (dan aplikasi Windows) yang akan diperbarui untuk juga bisa mendukung sistem MTA. Samsung juga belum mengumumkan kapan akan memulai pembaruannya.
Yang jelas pula bergabungnya Samsung dan berkembangnya aliansi racikan Xiaomi, Oppo, dan vivo itu menjadi pukulan bagi Google. Raksasa teknologi dari Amerika ini belum lama mengumumkan sejumlah rencana menambahkan Nearby Share ke ChromeOS dan mungkin sudah akan tersedia dalam perangkat Windows 10 lewat browser Chrome.
GSM ARENA
Baca juga:
Peneliti Identifikasi Peristiwa di Awal Perkembangan Embrio Manusia, Bisa Jelaskan Sebab Keguguran?