TEMPO.CO, Yogyakarta - Angka penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 yang dilaporkan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dari hari ke hari masih terus menanjak. Hari ini, Minggu 20 Juni 2021, rekor kembali diperbarui karena penambahan 665 kasus, naik dari hari sebelumnya sebanyak 635, atau naik sekitar enam kali lipat jika dibandingkan awal bulan ini.
"Total kasus terkonfirmasi menjadi 52.641 kasus," kata Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 DIY, Berty Murtiningsih, Minggu.
Sedangkan penambahan kasus meninggal akibat Covid-19 di DIY pada hari ini sebanyak 15 orang, sehingga total kasus meninggal menjadi 1.367 kasus. Total kasus sembuh sebanyak 45.635.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X melalui Rapat Terbatas Penanganan Covid-19, hari ini, mengatakan penambahan kasus positif di DIY telah mengalami puncaknya saat ini dengan capaian di atas 600 lebih kasus dalam sehari. Di samping itu, saat ini jumlah rukun tetangga (RT) yang berada di zona merah penularan mencapai 19 RT dan yang berada di zonasi oranye mencapai 61 RT.
"Angka ini merupakan angka tertinggi penambahan kasus selama pandemi Covid-19 terjadi di DIY," kata Sultan.
Sultan HB X memaparkan bahwa penambahan kasus positif tersebut turut berdampak pada tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) baik isolasi maupun ICU di RS Rujukan Covid-19 DIY. “Jadi, updatenya saat ini, BOR itu 75 persen. Tapi dari kondisi tadi pagi, itu turun jadi 65,44 persen karena dari jumlah bed yang semula 941 unit sudah ditambah menjadi 1.224, atau bertambah 30 persen khusus untuk Covid," katanya.
Sekretaris Daerah DIY, Kadarmanta Baskara Aji, mengatakan melonjaknya kasus Covid-19 di DIY berbanding lurus dengan kebutuhan tenaga kesehatan yang merawat. Aji menuturkan bahwa tenaga kesehatan tetap berasal dari rumah sakit yang bersangkutan.
“Bed yang tadinya regular, digeser menjadi bed khusus pasien Covid-19. Tenaga kesehatan juga berasal dari rumah sakit yang bersangkutan, digeser juga, yang tadinya merawat pasien regular, menjadi merawat pasien Covid-19," kata dia.
Baca juga:
Tim Peneliti Klaim Vaksin Nusantara Diminati Negara Lain