TEMPO.CO, Jakarta - Cina mengumumkan telah memberikan suntikan vaksin Covid-19 ke satu miliar dalam upaya pencegahan pandemi. Angka tersebut paling besar di dunia dalam program vaksinasi saat ini.
“Tonggak sejarah vaksin Cina datang setelah jumlah suntikan yang diberikan secara global melewati 2,5 miliar pada hari Jumat, 18 Juni 2021,” menurut hitungan sumber resmi, seperti dikutip Medical Xpress, Minggu, 20 Juni 2021.
Tetapi upaya vaksinasi raksasa Asia itu awalnya dimulai dengan lambat setelah perjuangan yang berhasil melawan virus meninggalkan sedikit rasa urgensi untuk disuntik. Kurangnya transparansi dan skandal vaksin sebelumnya juga menyebabkan resistensi di antara banyak warga.
Pihak berwenang telah menetapkan target ambisius untuk memvaksinasi 40 persen dari hampir 1,4 miliar penduduk Cina pada akhir bulan ini. Beberapa provinsi menawarkan vaksin gratis untuk mendorong orang menyingsingkan lengan baju mereka.
Penduduk di provinsi Anhui tengah, misalnya, telah diberikan telur gratis, sementara beberapa yang tinggal di Beijing telah menerima kupon belanja.
Namun, keberhasilan Cina melawan virus sangat kontras dengan Brasil, yang pada Sabtu menjadi negara kedua setelah Amerika Serikat yang melampaui setengah juta kematian akibat Covid-19. Upaya vaksinasi berjalan lambat dengan hanya 11 persen dari populasi Brasil yang diinokulasi karena gelombang infeksi ketiga menyebar ke seluruh negara.
Presiden sayap kanan Jair Bolsonaro, yang sebelumnya mengecam vaksin, telah berjanji untuk mengimunisasi seluruh populasi pada akhir tahun—sesuatu yang dianggap tidak mungkin oleh para ahli. Dia telah dikritik karena meremehkan penyakit sejak awal, menentang tindakan lockdown, dan beberapa hal lainnya.
Pada Sabtu, 19 Juni 2021, ribuan orang Brasil kembali turun ke jalan untuk memprotes penanganannya terhadap pandemi. "Posisinya (Bolsonaro) tentang Covid-19 dan penyangkalannya tidak masuk akal. Dia telah meninggalkan kenyataan dan akal sehat," kata Robert Almeida, fotografer berusia 50 tahun yang berbaris di Rio de Janeiro.
Di India, ada juga kekhawatiran bahwa orang-orang tidak menanggapi ancaman Covid-19 dengan cukup serius, hanya beberapa minggu setelah krematorium beroperasi sepanjang waktu untuk menangani korban virus. Para dokter khawatir India akan lengah lagi terlalu dini karena pusat perbelanjaan dan pasar kembali ramai dengan pelanggan.
Pandemi ini juga membayangi Olimpiade Tokyo, yang akan dimulai hanya dalam waktu sebulan. “Seorang anggota tim Olimpiade Uganda dinyatakan positif mengidap virus corona saat tiba di Jepang pada Sabtu,” kata para pejabat setempat.
Tim yang beranggotakan sembilan orang, termasuk petinju, pelatih, dan ofisial, adalah tim kedua yang tiba di Jepang setelah tim softball putri Australia pada 1 Juni. Itu adalah pasien positif Covid-19 pertama di antara kedatangan tim Olimpiade dari luar negeri.
MEDICAL XPRESS | AL JAZEERA | CNN
Baca:
Tim Peneliti Klaim Vaksin Nusantara Diminati di Negara Lain