TEMPO.CO, Jakarta - Dua studi dari India dan Inggris melaporkan kasus gangguan neurologis langka yang disebut sindrom Guillain-Barré pada pasien setelah menerima vaksinasi Covid-19. Sindrom Guillain-Barré merupakan penyakit autoimun langka yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang saraf.
Kedua studi itu diterbitkan di Annals of Neurology pada 10 Juni 2021, dan menggambarkan hal yang tidak biasa dari sindrom Guillain-Barré ditandai dengan kelemahan wajah yang menonjol. Sindrom neurologis langka ini sebelumnya telah dilaporkan terkait dengan infeksi SARS-CoV-2 itu sendiri.
Tujuh kasus dilaporkan dari pusat medis regional di Kerala, India, di mana sekitar 1,2 juta orang divaksinasi dengan vaksin AstraZeneca. Tujuh kasus ini mengembangkan sindrom Guillain-Barré yang parah. Frekuensi sindrom Guillain-Barré 1,4 hingga 10 kali lipat lebih tinggi dari yang diperkirakan untuk populasi sebesar ini.
Sementara empat kasus dilaporkan dari Nottingham, Inggris, di daerah di mana sekitar 700.000 orang menerima vaksin yang sama. Temuan ini muncul dalam waktu tiga minggu. Di Inggris, pasien diberikan imunoglobulin intravena, steroid oral, atau tanpa pengobatan.
Kesebelas kasus itu termasuk di antara orang-orang yang telah menerima vaksin itu antara 10 dan 22 hari sebelumnya. Frekuensi sindrom Guillain-Barré di area ini diperkirakan hingga 10 kali lebih besar dari yang diharapkan.
Baca Juga:
"Jika hubungannya kausal, itu bisa jadi karena respons imun reaktif silang terhadap protein spike SARS-CoV-2 dan komponen sistem kekebalan perifer," tulis peneliti dalam laporan dari Inggris.
Penulis kedua artikel menekankan bahwa dokter harus waspada dalam mengidentifikasi sindrom neurologis langka ini setelah vaksinasi Covid-19. “Program pengawasan pasca-vaksinasi memastikan pengambilan data yang kuat dari hasil ini, untuk menilai kausalitas,” tertulis dalam laporan Inggris.
MEDICAL XPRESS | ANNALS OF NEUROLOGY
Baca:
Pakar Sebut Mutasi Virus Covid-19 Menggila Karena Diprovokasi, Apa Maksudnya?