Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hujan Hampir Setiap Hari di Bulan Juni, Ini Jawabnya

Reporter

Ilustrasi hujan (pixabay.com)
Ilustrasi hujan (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Klimatologi di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Erma Yulihastin, mengungkap penyebab hujan yang masih terjadi hampir setiap hari belakangan ini. Hujan, bahkan berintensitas tinggi, masih terjadi terutama di wilayah barat Indonesia (Jawa dan Sumatra) di periode yang biasanya sudah masuk musim kemarau.

Erma menerangkan, hujan masih sering terjadi sejak awal Juni karena pengaruh dinamika laut-atmosfer yang terjadi di Samudera Hindia. Dia menunjuk pembentukan pusat tekanan rendah berupa pusaran angin yang dinamakan vorteks di selatan ekuator, dekat pesisir barat Sumatra dan Jawa.

Erma bahkan memprediksi pembentukan vorteks yang sangat intensif sejak awal Juni ini bertahan sepanjang periode musim kemarau. "Sehingga berpotensi menimbulkan anomali musim kemarau yang cenderung basah sepanjang Juli-Oktober pada tahun ini," tuturnya melalui akun medis sosial resmi LAPAN.

Prediksinya diperkuat dengan pembentukan Dipole Mode negatif di Samudera Hindia yang berpotensi menimbulkan fase basah di barat Indonesia. Dipole Mode ini ditandai dengan lebih hangatnya suhu permukaan laut di Samudera Hindia dekat Sumatera dibandingkan wilayah dekat Afrika.

Kondisi itu, Erma menjelaskan, mengakibatkan pemusatan aktivitas awan dan hujan terjadi di Samudera Hindia barat Sumatra. Itu, kata Erma lagi, sudah cukup berdampak pada pembentukan hujan yang berkepanjangan selama musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Erma, penghangatan suhu permukaan laut di Samudera Hindia barat Sumatera juga merupakan bagian dari feedback response terhadap kondisi di Samudera Pasifik. Fenomena La Nina masih terjadi di samudera itu sekalipun melemah dan cenderung menuju kondisi netral.

Dipole Mode negatif diprediksi hanya berlangsung secara singkat, yaitu Juli-Agustus. Meskipun demikian, eksistensi vorteks dan penghangatan suhu permukaan laut di perairan lokal Indonesia diprediksi akan terus berlangsung hingga Oktober.

Gabungan vorteks di Samudera Hindia dan anomali suhu permukaan laut lokal ini merupakan faktor pembangkit yang menyebabkan anomali musim kemarau cenderung basah pada tahun ini terutama di wilayah Indonesia bagian selatan (Jawa hingga Nusa Tenggara Timur) dan timur laut (Maluku, Sulawesi, Halmahera).

Baca juga:
Lima Tahun Satelit LAPAN-A3 Mengamati Dunia, Simak Data yang Dikumpulkan

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Prakiraan Cuaca BMKG: Siklon Tropis Guchol, Bibit Siklon 93B, Hujan, Banjir Rob

14 jam lalu

Ilustrasi Siklon Tropis. bmkg.go.id
Prakiraan Cuaca BMKG: Siklon Tropis Guchol, Bibit Siklon 93B, Hujan, Banjir Rob

Siklon Tropis Guchol memiliki kecepatan angin maksimum mencapai 70 knot atau 130 km/jam dan tekanan udara 975 mb.


Kota Vladivostok di Rusia Terendam Banjir

1 hari lalu

Ilustrasi banjir. ANTARA/Pey Hardi Subiantoro
Kota Vladivostok di Rusia Terendam Banjir

Badai yang menyapu wilayah Far East di Rusia telah menyebabkan banjir, genangan air di jalan-jalan Ibu Kota Vladivostok.


BMKG: El Nino Diprediksi Mulai Juni, Puncak Kemarau Juli-September

3 hari lalu

Konferensi pers
BMKG: El Nino Diprediksi Mulai Juni, Puncak Kemarau Juli-September

Kombinasi El Nino dan IOD Positif yang diprediksi terjadi pada semester II 2023 dapat berdampak pada berkurangnya curah hujan.


Prakiraan Cuaca BMKG: Bibit Siklon 98W dan 99W, Hujan, Banjir Rob, Siaga Jabar

3 hari lalu

Ilustrasi Siklon Tropis. bmkg.go.id
Prakiraan Cuaca BMKG: Bibit Siklon 98W dan 99W, Hujan, Banjir Rob, Siaga Jabar

Bibit siklon tropis 98W berada di Samudra Pasifik utara Papua dan bibit siklon tropis 99W terpantau di Laut Cina Selatan.


Banjir dan Angin Kencang Sergap Bogor Hingga Bandung di Musim Kemarau

4 hari lalu

Ilustrasi hujan disertai angin kencang. Shutterstock
Banjir dan Angin Kencang Sergap Bogor Hingga Bandung di Musim Kemarau

Cuaca ekstrem penyebab banjir dan angin kencang di Bogor dan daerah lain di Jawa Barat pada Senin 5 Juni 2023 berpeluang terulang hari ini.


Prakiraan Cuaca BMKG: Bibit Siklon 98W, Hujan, Gelombang Tinggi, Banjir Pesisir

5 hari lalu

Ilustrasi Siklon Tropis. Kredit: ANTARA Foto
Prakiraan Cuaca BMKG: Bibit Siklon 98W, Hujan, Gelombang Tinggi, Banjir Pesisir

Bibit siklon tropis 98W memiliki kecepatan angin maksimum mencapai 15 knot atau 28 km/jam dan tekanan udara 1.010,9 hPa.


Prakiraan Cuaca BMKG: Bibit Siklon 98W, Hujan, Gelombang Tinggi, Banjir Pesisir

6 hari lalu

Ilustrasi Siklon Tropis. bmkg.go.id
Prakiraan Cuaca BMKG: Bibit Siklon 98W, Hujan, Gelombang Tinggi, Banjir Pesisir

Bibit siklon tropis 98W bergerak ke arah barat.


5 Tips Menggunakan Vacuum Cleaner alias Penyedot Debu yang Efektif

6 hari lalu

Vacuum cleaner. shutetrstock.com
5 Tips Menggunakan Vacuum Cleaner alias Penyedot Debu yang Efektif

Untuk mendapatkan hasil bersih dari debu yang menyeluruh, Anda harus lebih taktis dalam memilih vacuum cleaner, apa dan bagaimana cara menggunakannya.


Berikut 6 Cara Mengatasi Alergi Debu

7 hari lalu

Ilustrasi Alergi Debu. shutterstock.com
Berikut 6 Cara Mengatasi Alergi Debu

Penyebab utama alergi debu di sebagian besar rumah tangga adalah tungau debu.


Cara Menangani Alergi Debu Agar Tak Sering Kambuh

7 hari lalu

Ilustrasi Alergi Debu. shutterstock.com
Cara Menangani Alergi Debu Agar Tak Sering Kambuh

Alergi debu merupakan kondisi yang terjadi ketika sistem kekebalan Anda bereaksi berlebihan terhadap zat asing yang biasanya tidak berbahaya.