TEMPO.CO, Jakarta - Ivermectin kembali menjadi perbincangan karena disebut-sebut bisa digunakan sebagai obat Covid-19. Namun, Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM menegaskan pihaknya belum memberikan izin edar Ivermectin sebagai obat Covid-19. BPOM menyatakan status obat itu sebagai obat cacing dan harus berdasarkan resep dokter.
Tidak hanya BPOM, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat atau FDA juga belum menyetujui Ivermectin sebagai obat untuk pencegah Covid-19. “Ivermectin sering digunakan di Amerika untuk mengobati atau mencegah parasit pada hewan, seperti kuda,” tulis FDA dalam laman resminya, Mei 2021 lalu.
Tablet Ivermectin disetujui pada dosis yang sangat spesifik untuk beberapa cacing parasit, dan ada formulasi topikal (pada kulit) untuk kutu kepala dan kondisi kulit seperti rosacea. Ivermectin juga disebut FDA bukan antivirus (obat untuk mengobati virus). “Menggunakan obat ini dengan dosis besar berbahaya dan dapat menyebabkan bahaya serius,” ujar FDA.
Sementara, jika memiliki resep Ivermectin untuk penggunaan yang disetujui FDA, agar mendapatkannya dari sumber yang sah dan menggunakannya persis seperti yang ditentukan. Jangan pernah menggunakan obat yang ditujukan untuk hewan pada diri sendiri. Persiapan obat Ivermectin untuk hewan sangat berbeda dari yang disetujui untuk manusia.
Tablet Ivermectin disetujui oleh FDA untuk mengobati orang dengan strongyloidiasis usus dan onchocerciasis, dua kondisi yang disebabkan oleh cacing parasit. Selain itu, beberapa bentuk Ivermectin topikal (pada kulit) disetujui untuk mengobati parasit eksternal seperti kutu kepala dan untuk kondisi kulit seperti rosacea.
Beberapa bentuk Ivermectin digunakan pada hewan untuk mencegah penyakit heartworm, parasit internal dan eksternal tertentu. “Penting untuk dicatat bahwa produk ini berbeda dari produk untuk manusia, dan aman jika digunakan sesuai resep untuk hewan saja.”
FDA belum meninjau data untuk mendukung penggunaan Ivermectin pada pasien Covid-19 untuk mengobati atau mencegah penyakit itu. Beberapa penelitian awal yang sedang berlangsung mengungkap bahwa mengkonsumsi obat untuk penggunaan yang tidak disetujui bisa sangat berbahaya. “Ini juga berlaku untuk Ivermectin,” FDA menegaskan.
Ada banyak informasi yang salah di sekitar masyarakat, termasuk informasi mengenai ‘tidak apa-apa menggunakan Ivermectin dengan dosis besar’. Hal itu disebut FDA sebagai hal yang salah.
Bahkan tingkat Ivermectin untuk penggunaan yang disetujui dapat berinteraksi dengan obat lain, seperti pengencer darah. Pengguna juga dapat overdosis ketika mengkonsumsi Ivermectin, yang dapat menyebabkan mual, muntah, diare, hipotensi (tekanan darah rendah), reaksi alergi (gatal dan gatal-gatal), pusing, ataksia (masalah dengan keseimbangan), kejang, koma dan bahkan kematian.
Selain itu, Invermectin untuk hewan berbeda dengan produk untuk manusia. Untuk satu hal, obat hewan sering kali sangat terkonsentrasi karena digunakan untuk hewan besar seperti kuda dan sapi, yang beratnya bisa lebih besar daripada manusia—satu ton atau lebih. Dosis tinggi seperti itu bisa sangat beracun pada manusia.
Selain itu, FDA meninjau obat tidak hanya untuk keamanan dan efektivitas bahan aktif, tapi juga untuk bahan tidak aktif. Banyak bahan tidak aktif yang ditemukan dalam produk hewani tidak dievaluasi untuk digunakan pada manusia, atau mereka termasuk dalam jumlah yang jauh lebih besar daripada yang digunakan pada manusia.
Dalam beberapa kasus, bahkan ada hal yang tidak diketahui bagaimana bahan-bahan tidak aktif dalam Ivermectin akan mempengaruhi tubuh manusia. Sementara itu, cara efektif untuk membatasi penyebaran Covid-19 tetap menggunakan masker, menjaga jarak dari orang lain yang tidak tinggal bersama, sering mencuci tangan, dan menghindari keramaian.
FDA | BPOM
Baca:
Soal Ivermectin dan Obat Covid-19, Ini Penjelasan dari BPOM Selengkapnya