TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat telah berubah dalam hal penanganan Covid-19. Rata-rata angka kematian Covid-19 per hari di negara itu pada awal pekan ini sudah turun hingga berada di bawah 300 kasus--tepatnya 293. Angka serendah itu untuk pertama kalinya terjadi sejak Maret tahun lalu, kala pandemi gelombang pertama mulai menyapu negara itu.
Angka itu drop jauh dari angka yang pernah mencapai 3.400 pada pertengahan Januari lalu. Di New York, misalnya, Gubernur Andrew Cuomo mengungkapkan menerima laporan 10 kasus kematian sepanjang Senin. Bandingkan saat wabah memuncak di negara bagian itu pada musim semi 2020 lalu di mana hampir 800 orang meninggal setiap hari.
Secara keseluruhan, pada 2020, infeksi virus corona Covid-19 tercatat menjadi penyebab kematian terbesar ketiga di Amerika Serikat. Penyakit infeksi virus itu berada di belakang serangan jantung dan kanker.
Sekarang, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menyebut bukan hanya serangan jantung dan kanker yang berada di atas Covid-19. Tapi juga ada lebih banyak orang Amerika yang meninggal setiap harinya karena kecelakaan lalu lintas, penyakit saluran pernapasan bawah kronis, stroke atau alzheimer daripada serangan infeksi SARS-CoV-2.
Ana Diez Roux dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Drexel mengapresiasi penurunan angka kematian dan juga kasus positif harian tersebut. Namun dia memperingatkan virus corona masih memiliki peluang menyebar dan bermutasi, terutama di beberapa negara bagian dengan laju vaksinasi rendah. Roux menunjuk contoh Mississippi, Louisiana, Alabama, Wyoming dan Idaho.
"Sejauh ini terlihat vaksin-vaksin yang kita miliki efektif melawan varian virus corona Covid-19 yang beredar," katanya. Tapi, dia menambahkan, "Semakin terus diberi kesempatan virus itu melompat dari satu orang ke orang lain, semakin banyak waktu yang tersedia untuk sebuah varian baru berkembang, dan beberapa bisa saja menjadi lebih berbahaya atau ganas."
Saat ini jumlah kasus baru Covid-19 per hari juga turun menjadi sekitar 11.400--jauh berkurang dari angkanya awal Januari lalu yang bisa sebesar 250 ribu per hari. Profesor epidemiologi di Johns Hopkins School of Public Health, Amber D’Souza, mengatakan musim gugur nanti mungkin mengundang gelombang baru infeksi. Tapi, dia memprediksi, tidak akan separah sebelumnya dan lebih terkonsentrsi di daerah-daerah yang cakupan vaksinasinya belum besar.
"Akan sangat bergantung kepada apa yang terjadi sepanjang musim panasnya dan apa yang terjadi dengan anak-anak," kata D’Souza. “Setiap orang yang belum mendapatkan vaksin bisa terinfeksi dan menularkan virusnya."
Data CDC Amerika menyebutkan sudah sebanyak 150 juta warga Amerika Serikat telah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 dosis lengkap hingga pekan ini. Jumlah itu setara 45 persen dari total populasi. Jika dihitung dengan mereka yang sudah satu kali suntik (satu dosis), jumlahnya lebih dari 53 persen.
Hingga berita ini dibuat, Kamis 24 Juni 2021, jumlah akumulasi kasus positif Covid-19 di Amerika Serikat sejak awal pandemi sudah mencapai lebih dari 33,5 juta dengan korban meninggal 602.900 orang. Negara ini masih menjadi negara penyumbang kasus global terbesar disusul di belakangnya adalah India (untuk jumlah kasus positif yang telah dilaporkan, 30 juta) atau Brasil (untuk jumlah kematian, 507.109).
NEW SCIENTIST | GUARDIAN | AP
Baca juga:
Sehari 310 Ribu Kasus, Rekor Covid-19 India Lampaui Amerika Serikat