Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Covid-19: Terpapar Belum Tentu Terinfeksi, Gejala Bisa Bermanfaat

Reporter

image-gnews
Antrean warga menunggu pemeriksaan di sebuah Puskesmas di Bandung, Senin, 14 Juni 2021. Separuh pasien yang datang memiliki gejala dan kontak erat dengan warga positif Covid-19. Mayoritas mereka yang jalani swab PCR berasal dari kalangan usia produktif.  TEMPO/Prima Mulia
Antrean warga menunggu pemeriksaan di sebuah Puskesmas di Bandung, Senin, 14 Juni 2021. Separuh pasien yang datang memiliki gejala dan kontak erat dengan warga positif Covid-19. Mayoritas mereka yang jalani swab PCR berasal dari kalangan usia produktif. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Terpapar itu belum tentu terinfeksi, dan terinfeksi itu belum tentu sakit. Dokter spesialis patologi klinik di Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret, Solo, Tonang Dwi Ardyanto, menjelaskan ketiga istilah itu yang biasanya ikut menyebar dalam sebuah pandemi panyakit oleh infeksi virus, termasuk saat pandemi Covid-19 saat ini.

Terpapar, Tonang menjelaskan, itu artinya ada virus masuk tubuh kita. Untuk Covid-19, berarti virus corona SARS-CoV-2 yang masuk saluran napas, utamanya di hidung. Begitu masuk, barrier alami tubuh akan berusaha menghambat virus itu.

Ada banyak lekukan, cekungan, tonjolan, lendir dan rambut-rambut halus yang akan menghambat si virus. Menurut Tonang, sebagian besar virus tertahan oleh cara ini dan mati. Sebagian lagi terbawa ke luar ketika kita bernapas, apalagi bersin, maka virus-virus itu akan terlontar.

"Ini yang berisiko menyebarkan ke sekitar kita," katanya dalam narasi yang dibagikannya, Sabtu 26 Juni 2021, dan diizinkan dikutip.

Itu sebabnya, Tonang menambahkan, terpapar belum berarti terinfeksi. Bila dilakukan pemeriksaan PCR atau antigen, hasilnya akan negatif. "Kejadian seperti ini, kemungkinan sering terjadi setiap hari. Kita terpapar virus SARS-CoV-2, tapi mampu kita halau. Tidak sampai terjadi infeksi," katanya lagi.

Hanya ada kalanya, jumlah virusnya sedemikian banyak, sehingga masih ada yang bisa lolos dari barrier alami dan bergerak masuk nasofaring. Di sana ada mukosa juga. Di situ terjadi hambatan oleh beberapa zat anti mikroba. Maka sebagian virus akan tertahan lagi, sebagian akan mati di sini.

Virus lolos sampai di sini cukup sering terjadi tapi masih mungkin dihalau ke luar lagi melalui napas, batuk atau bersin. "Termasuk (virus) yang masih hidup ikut terbawa ke luar. Dalam proses itu pula berarti kita berisiko menyebarkan ke sekitar," kata sang dokter.

Ada kalanya jumlah virus corona yang sampai mukosa masih relatif banyak, hanya sebagian yang bisa ditahan, maka masih ada virus yang masih berhasil lolos lebih dalam. Kelompok ini yang akan berikatan dengan reseptor di sel-sel nasofaring.

"Kondisi ini yang disebut terinfeksi. Pada kondisi inilah bila dilakukan tes PCR atau antigen, hasilnya akan positif," katanya menerangkan.

Tabung-tabung reagen untuk swab PCR pasien yang miliki riwayat kontak erat dengan warga positif Covid-19 di sebuah Puskesmas di Bandung, Senin, 14 Juni 2021. Kasus Covid-19 di Indonesia naik 53,4 persen selama beberapa hari terakhir. TEMPO/Prima Mulia

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Infeksi ini memicu peradangan (inflamasi). Peradangan membangkitkan sistem imunitas bawaan yang bereaksi berusaha menahan penyebaran virus. Bila jumlah virus yang berhasil menyerbu masuk itu sedikit, maka dapat saja segera bersih. Tapi bila jumlahnya masih relatif banyak, terjadi reaksi peradangan yang signifikan.

"Seberapa besar skala reaksi ini yang akan menentukan derajat timbulnya gejala," kata Tonang.

Pada sebagian orang, proses ini bahkan tanpa terasa gejalanya. Sebagian lagi hanya terasa ringan sehingga cenderung diabaikan. Bila gejala semakin signifikan, maka akan terasakan oleh orang yang terinfeksi. Saat itulah, dia menekankan, seseorang disebut sakit.

"Seberapa berat kondisi sakit, ditentukan oleh bagaimana kondisi tubuh akibat respon imun yang terjadi. Bisa dari tanpa gejala, ringan, sedang sampai berat bahkan kritis."

Seorang pasien menjalani perawatan di tenda darurat yang dijadikan ruang IGD RSUD Bekasi, Jawa Barat, Jumat, 25 Juni 2021. Pemerintah setempat memindahkan ruang IGD ke tenda darurat karena keterbatasan tempat akibat lonjakan kasus pasien Covid-19 di Bekasi. TEMPOHilman Fathurrahman W

Dari semua kondisi itu, pakar dari UNS ini menerangkan, masih mungkin diharapkan sembuh. Menurutnya, semakin berat gejala, semakin kuat kekebalannya, semakin lama pula bertahannya. "Dan bila sudah sembuh, terbentuklah potensi kekebalan. Ada dua bentuknya: antibodi dan seluler."

Bila terbentuk antibodi, ada IgA di mukosa nasofaring. Jadi, di lain kesempatan, sebelum menginfeksi sel, virus yang lolos sampai ke mukosa sudah langsung ditangkap oleh IgA. Dalam Covid-19, SARS-CoV-2 menjadi tidak bisa berikatan dengan reseptor di sel manusia. Jadi bisa menghambat infeksi. Pada kondisi ini tubuh kita disebut kebal.

Baca juga:
Beda Efek Samping Vaksin AstraZeneca dari Sinovac, Ini Penjelasan Pakar

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Meminta Pemilihan Ulang

1 hari lalu

Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Meminta Pemilihan Ulang

Permohonan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud serupa, yakni meminta Mahkamah Konstitusi mendiskualifikasi Gibran dan pemilihan presiden ulang.


UNS Terima 2.042 Calon Mahasiswa Baru dari SNBP 2024, Peringkat ke-10 Pendaftar Terbanyak

2 hari lalu

Chatarina Muliana Girsang. ANTARA/Indriani
UNS Terima 2.042 Calon Mahasiswa Baru dari SNBP 2024, Peringkat ke-10 Pendaftar Terbanyak

Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mengumumkan jumlah pendaftar SNBP 2024 yang dinyatakan lolos masuk ke UNS sebanyak 2.042 orang.


Pulang Umrah, Fadel Muhammad Penuhi Panggilan KPK untuk Diperiksa dalam Kasus Korupsi APD Covid-19

2 hari lalu

Kepala Bagian Pemberitaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Ali Fikri saat ditemui di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan pada Selasa, 23 Januari 2024. Tempo/Mutia Yuantisya
Pulang Umrah, Fadel Muhammad Penuhi Panggilan KPK untuk Diperiksa dalam Kasus Korupsi APD Covid-19

Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad diperiksa dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat pelindung diri (APD) Covid-19 di Kemenkes.


Muliaman Hadad Terpilih Jadi Ketua Majelis Wali Amanat UNS, Segera Agendakan Pemilihan Rektor

6 hari lalu

Sebanyak 17 anggota Majelis Wali Amanat (MWA) UNS Solo resmi terbentuk. Foto diambil di UNS Solo, Jawa Tengah, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Muliaman Hadad Terpilih Jadi Ketua Majelis Wali Amanat UNS, Segera Agendakan Pemilihan Rektor

Muliaman Darmansyah Hadad terpilih sebagai Ketua MWA UNS melalui rapat koordinasi pembentukan struktur organisasi MWA UNS


Umroh, Fadel Muhammad Tak Penuhi Panggilan KPK sebagai Saksi Kasus Korupsi APD Covid-19

9 hari lalu

Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad.
Umroh, Fadel Muhammad Tak Penuhi Panggilan KPK sebagai Saksi Kasus Korupsi APD Covid-19

KPK memanggil Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad sebagai saksi dugaan korupsi pengadaan APD Covid-19 di Kemenkes.


Studi Peminum Ciu di Surakarta, Mayoritas Islam Abangan

13 hari lalu

Pekerja melakukan uji rasa saat pembuatan arak iwak arumery yang menjadi suvenir dalam side event atau acara sampingan G20 Bali di Denpasar, Bali, Jumat 9 September 2022 Minuman beralkohol tradisional khas Bali berbahan dasar buah lontar dan kelapa yang dicampur dengan rempah-rempah dan buah-buahan untuk memberikan citarasa tersebut sebagai suvenir bagi delegasi saat side event G20 di Bali pada bulan Agustus 2022. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Studi Peminum Ciu di Surakarta, Mayoritas Islam Abangan

Pemilik pabrik ciu di Surakarta bahkan didapati sudah menjalani ibadah Haji.


Kadis Kesehatan Sumut dan Rekanan Ditetapkan Tersangka Korupsi Pengadaan APD Covid-19 Sebesar Rp24 Miliar

14 hari lalu

Kadis Kesehatan Sumatera Utara Alwi Mujahit dan rekanannya, Robby Messa Nura menjadi tersangka korupsi penyelewengan dan mark-up pengadaan APD Covid-19 di Dinas Kesehatan Sumut Tahun Anggaran 2020. Foto Istimewa
Kadis Kesehatan Sumut dan Rekanan Ditetapkan Tersangka Korupsi Pengadaan APD Covid-19 Sebesar Rp24 Miliar

Diduga RAB pengadaan APD Covid-19 yang diteken Kadis Kesehatan Sumut itu tidak disusun sesuai ketentuan sehingga nilainya melambung tinggi.


Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

14 hari lalu

Kadis Kesehatan Sumatera Utara Alwi Mujahit dan rekanannya, Robby Messa Nura menjadi tersangka korupsi penyelewengan dan mark-up pengadaan APD Covid-19 di Dinas Kesehatan Sumut Tahun Anggaran 2020. Foto: Istimewa
Dugaan Korupsi Anggaran Covid-19, Kejaksaan Tahan Kadis Kesehatan Sumatera Utara

Kedua tersangka bisa dijerat dengan hukuman mati karena dugaan korupsi pengadaan barang saat situasi bencana pandemi Covid-19.


Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

15 hari lalu

Tenaga medis dengan alat dan pakaian pelindung bersiap memindahkan pasien positif COVID-19 dari ruang ICU menuju ruang operasi di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, Rabu, 13 Mei 2020. REUTERS/Willy Kurniawan
Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

Setidaknya ada 731 tenaga medis meninggal saat bertugas pandemi Covid-19, sekitar 4 tahun lalu.


4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

15 hari lalu

Petugas pemakaman beristirahat usai memakamkan sejumlah jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta, Minggu, 4 Juli 2021. Jumlah kematian akibat COVID-19 per hari Minggu 4 Juli 2021 mencapai 555 kasus, yang menjadi rekor tertinggi sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo pada awal Maret 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.