TEMPO.CO, Jakarta - Badan Antariksa Eropa (ESA) bakal merekrut dan meluncurkan astronot penyandang disabilitas pertama di dunia. Direktur Jenderal ESA Josef Aschbacher menyebutkan bahwa ada 22 ribu calon yang sudah melamar. “Saya senang, karena bagi ESA ruang adalah untuk semua orang, dan itu adalah sesuatu yang ingin saya sampaikan,” ujar dia pada akhir pekan lalu.
ESA, yang roket Ariane-nya pernah mendominasi pasar untuk peluncuran satelit komersial, menghadapi persaingan yang semakin ketat. Persaingan itu muncul karena adanya perusahaan baru seperti Blue Origin milik Jeff Bezos dan SpaceX milik Elon Musk. Bahkan, pendiri Amazon, Bezos, berharap bulan depan menjadi orang pertama yang pergi ke luar angkasa dengan roketnya sendiri.
Aschbacher menjelaskan, ruang angkasa berkembang sangat cepat dan jika tidak mengejar bisa tertinggal. Dia juga menguraikan rencana untuk membentuk kembali ESA sebagai pemain yang lebih berwirausaha dan siap bekerja dengan pemodal ventura untuk menumbuhkan perusahaan baru Eropa yang suatu hari bisa menyaingi para pemain Silicon Valley.
Namun, kata dia, tantangannya sangat besar, karena anggaran 7 miliar euro ESA hanya sepertiga dari badan antariksa dan penerbangan Amerika Serikat atau NASA. Sementara tujuh atau delapan misi peluncurannya dalam setahun amat jomplang jika dibandingkan dengan lebih kecil dari 40 peluncuran yang dilakukan oleh Amerika.
Aschbacher, yang tumbuh besar menatap bintang-bintang di atas pegunungan di Austria, pernah melamar menjadi astronot ESA saat masih mahasiswa. “Tapi apa yang dulunya terlihat culun, antusiasmenya kini menjadi mainstream,” katanya.
Iklan pekerjaan astronot tahun ini menarik hampir tiga kali lipat dari 8.000 lamaran yang diterima satu dekade lalu, dan seperempatnya adalah perempuan , naik dari sebelumnya hanya 15 persen. ESA berjanji untuk mengembangkan teknologi untuk memastikan penyandang disabilitas memainkan peran penuh.
Para astronot akan mampu mengunjungi Stasiun Luar Angkasa Internasional, beberapa akan dikerahkan ke stasiun Gateway yang direncanakan Amerika di Bulan. Selain itu negara-negara anggota ESA juga sedang mempertimbangkan undangan dari badan antariksa Cina dan Rusia untuk berpartisipasi dalam proyek pangkalan bulan yang serupa Gateway.
REUTERS
Baca juga:
Eksperimen Pertama NASA Bikin Oksigen di Mars, Dapat 5 Gram