TEMPO.CO, Jakarta - Data penambahan kasus baru Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta ternyata jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan secara resmi setiap harinya. Jika laporan rekor tertinggi sejauh ini berada di kisaran 800 kasus per hari, versi berbeda menyebut sampai 1.660.
Dugaan tersebut disampaikan statistikawan yang juga pendiri Laboratorium Statistik Terapan RoomStat, Budi Handoyo Nugroho, saat konferensi pers daring bersama Pemda DIY, Selasa 29 Juni 2021. Dia mengaku menemukannya saat menghimpun data dari Dinas Kesehatan kabupaten/kota di DIY untuk membuat kurva pemodelan prediksi dampak PPKM Mikro terhadap lonjakan kasus yang sedang terjadi saat ini
"Angka tertinggi penularan harian di DIY dari data dinas kabupaten/kota itu sempat mencapai 1.660 kasus dalam sehari, yakni pada 26 Juni lalu," kata Budi. Untuk hari yang sama, Gugus Tugas Covid-19 DIY melaporkan kasus baru hanya sebanyak 782 kasus.
Budi menyatakan memaklumi data kasus harian yang dilaporkan gugus provinsi dan kabupaten/kota berbeda jauh selama ini. Alasannya, provinsi hanya mengakumulasi data yang sudah terinput dalam batas waktu tertentu sementara gugus kabupaten/kota terus mendapat perkembangan laporan kasus baru yang sangat cepat dalam sehari.
Bahkan, dia menambahkan, perbedaan kasus puncak bukan hanya terjadi pada 26 Juni lalu, namun nyaris setiap hari. "Misalnya sepekan ini laporannya DIY kasus baru bertambah 700-800 per hari, tapi data yang kami himpun dari lima kabupaten/kota jika ditotal selalu di atas 1.000 kasus."
Jika selisih kasus harian di DIY diakumulasi dan dibandingkan dengan data yang dikumpulkan laboratoriumnya, Budi mengatakan, saat ini ada gap sebanyak 6.887 kasus. Kasus aktif Covid-19 yang tercatat resmi di Gugus Tugas Covid-19 DIY saat ini sebanyak 9.856 kasus.
"Tak hanya pada kasus baru harian, selisih data ini juga terjadi untuk kasus kematian dan kasus aktif," kata dia sambil menambahkan dugaan hal inilah yang membuat fasilitas kesehatan rujukan lebih cepat membeludak dengan pasien baru Covid-19.
Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 DIY Berty Murtiningsih menjelaskan perbedaan laporan data kasus harian dari provinsi dan kabupaten. Menurut dia, data yang dihimpun Gugus Tugas Provinsi mengikuti aplikasi NAR seperti halnya Gugus Tugas di pemerintah pusat.
"Di mana aplikasi itu di-entry oleh fasilitas kesehatan pengambil sampel kemudian baru berlanjut laboratorium pemeriksa dan diverifikasi pemerintah kabupaten/kota," kata dia.
Jika tahapan pelaporan kasus belum lengkap, maka petugas kabupaten/kota disebutnya belum melakukan entry, sehingga jika ada kasus baru tidak akan terekam pada aplikasi NAR . Dugaan terkuat yang menyebabkan perbedaan laporan kasus harian Covid-19 kabupaten dengan provinsi karena pertumbuhan kasus sangat cepat, "Dan para user di fasilitas kesehatan kabupaten/kota kewalahan sehingga tidak tepat waktu untuk penginputan data baru yang masuk," kata dia lagi.
Baca juga:
Video Viral Bikin Alat Oksigen Sendiri untuk Pasien Covid-19, Ahli Ingatkan Ini