Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Perbedaan Pupuk Bokashi dengan Pupuk Kompos

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Pupuk kompos. TEMPO/Dwi Narwoko
Pupuk kompos. TEMPO/Dwi Narwoko
Iklan

TEMPO.CO, JakartaPupuk bokashi dikenal memiliki segudang manfaat bagi tanaman. Manfaat tersebut datang dari banyaknya jumlah mikroorganisme yang terkandung di dalamnya. Mikroorganisme tersebut berperan sebagai dekomposer yang efektif bagi bahan organik di dalam tanah sehingga jumlah unsur hara pun melimpah. 

Meskipun demikian, tidak hanya pupuk bokashi saja yang mengandung mikroorganisme, tetapi juga pupuk kompos. Hal ini membuat pupuk bokashi dan pupuk kompos menjadi sulit dibedakan. Terlebih, keduanya juga sama-sama pupuk organik. Lantas, apa yang sebenarnya membedakan pupuk bokashi dengan pupuk kompos?

Dilansir dari laman resmi Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian RI, pupuk bokashi merupakan salah satu jenis pupuk kompos. Sebab, sebagaimana pupuk kompos, pupuk bokashi juga merupakan pupuk yang terdiri dari bahan-bahan organik terfermentasi. Perbedaan antara pupuk kompos dan pupuk bokashi adalah proses fermentasinya.

Pupuk kompos, pada umumnya, terfermentasi secara alami oleh mikroorganisme maupun makroorganisme. Tujuan penggunaan pupuk kompos adalah untuk mengubah struktur, sifat, maupun zat kimia tanah. Oleh karenanya, tanaman dapat tumbuh subur.

Sementara itu, pupuk bokashi merupakan pupuk kompos yang proses fermentasinya dibantu oleh effective microorganism (EM4). EM4 ini mengandung banyak mikroorganisme di dalamnya. Akibatnya, proses fermentasi pupuk bokashi lebih cepat dibandingkan pupuk kompos. 

Manfaat yang diberikan oleh pupuk bokashi pun berbeda dengan pupuk kompos. Apabila pupuk kompos hanya bertujuan untuk mempengaruhi sifat tanah saja, pupuk bokashi bertujuan untuk memengaruhi pertumbuhan tanaman secara langsung. Sebagaimana dilansir dari Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat, pupuk bokashi mampu memengaruhi jumlah unsur hara tanah sehingga tanaman menjadi lebih subur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perbedaan antara pupuk bokashi dan pupuk kompos juga terlihat dari sifat masing-masing pupuk. Perbedaan ini disebabkan oleh proses fermentasi yang berbeda. Sebagaimana dilansir dari Badan Pengkajian Teknologi Pertanian, proses fermentasi pupuk bokashi yang melibatkan EM4 melibatkan 80 genus mikroorganisme sekaligus. Akibatnya, hasil fermentasi oleh EM4 membuat pupuk bokashi tidak panas, tidak berbau busuk, dan tidak mengandung hama dan penyakit bagi tanaman. Hal ini berbeda dengan beberapa pupuk kompos yang menimbulkan bau busuk.

Dengan berbagai keunggulannya, pupuk bokashi bisa menjadi alternatif pupuk kompos. Meskipun demikian, pupuk bokashi baru digunakan oleh sedikit petani Indonesia. Sosialisasi terkait pupuk bokashi harus digencarkan.

BANGKIT ADHI WIGUNA 

Baca juga: Mengenal Manfaat dan Cara Membuat Pupuk Bokashi 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

19 jam lalu

Pupuk Urea Kujang. TEMPO/Subekti
Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

Pupuk Kujang menambah lini produk non pupuk dengan meresmikan pabrik dry ice atau es kering memanfaatkan produksi pabrik CO2 cair.


Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

8 hari lalu

Warga melihat kondisi bangunan yang terseret banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Sabtu, 6 April 2024. Data Nagari Bukik Batabuah menyebutkan  banjir lahar dingin  yang terjadi pada Jumat (5/4) itu menerjang 17 unit mobil dan sejumlah motor dan 40 rumah, tiga di antaranya rusak berat, serta areal pesawahan dan memutus sementara jalan alternatif mudik Pekanbaru - Padang.   ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.


Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

16 hari lalu

Ilustrasi pupuk UREA. Shutterstock
Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

Emiten pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan senilai Rp 420,07 miliar sepanjang 2023.


Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

19 hari lalu

Pemandangan sawah teras siring di Jatipurno Wonogiri. Maps.Google/Novi Ardianto
Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.


Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

22 hari lalu

Presiden RI Jokowi (tengah mimbar) didampingi Menteri Pertanian, Bupati Sigi dan Gubernur Sulawesi Tengah meresmikan rehabilitasi dan rekonstruksi Bendung D.I Gumbasa dengan membunyikan sirene secara bersama-sama. (ANTARA/Moh Salam)
Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.


Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

22 hari lalu

Petani memanen padi di Padangan, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis 7 Maret 2024. Sekitar 20 hektare lahan pertanian di kawasan itu terdampak banjir akibat tanggul waduk jebol. ANTARA FOTO/Muhammad Mada
Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.


Mentan Sebut Anggaran Subsidi Pupuk Naik, SK DIPA Segera Keluar

30 hari lalu

Seorang pekerja mengangkut pupuk urea bersubsidi dari Gudang Lini III Pupuk Kujang di Pasir Hayam, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. (ISTIMEWA)
Mentan Sebut Anggaran Subsidi Pupuk Naik, SK DIPA Segera Keluar

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan pemerintah telah memutuskan anggaran subsidi pupuk tahun ini naik.


Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

31 hari lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur


Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

34 hari lalu

Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

Program pengairan dan alsintan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kukar.


Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

44 hari lalu

Para pekerja membongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor hasil perikanan di dalam negeri pada 2024 sebesar USD7,20 miliar atau setara Rp112,1 triliun. Angka tersebut naik signifikan dari realisasi ekspor produk perikanan hingga November 2023, di mana nilai sementara ada di kisaran USD5,6 miliar atau setara Rp87,25 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.