TEMPO.CO, Kopenhagen - Direktur Regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Eropa Hans Kluge pada Kamis, 1 Juli 2021, menyebut peningkatan aktivitas sosial, perjalanan, pertemuan, dan pelonggaran pembatasan sosial sebagai penyebab utama berakhirnya 10 pekan penurunan jumlah kasus Covid-19 di Eropa.
"Pekan lalu, jumlah kasus naik 10 persen. Ini terjadi dalam konteks situasi yang berkembang cepat, salah satunya kemunculan variant of concern baru, varian Delta, dan fakta bahwa di kawasan yang meski ada upaya luar biasa dari negara-negara anggotanya, jutaan orang masih tetap belum divaksinasi," kata Kluge dalam konferensi pers daring di Kopenhagen.
Dia menambahkan, "varian Delta dengan sangat cepat telah menyalip varian Alpha melalui jalur penularan yang beragam dan berulang, dan hal ini telah menyebabkan peningkatan rawat inap dan kematian."
Menurut Klug, wilayah yang berada di bawah WHO Eropa diperkirakan akan didominasi varian Delta pada Agustus nanti. Dia memperingatkan bahwa kemunculan varian baru, defisit dalam penerimaan vaksin, dan peningkatan pertemuan sosial akan menyebabkan gelombang baru rawat inap dan kematian yang tinggi sebelum musim gugur di kawasan tersebut.
Untuk mengatasi lonjakan yang diperkirakan terjadi, Kluge kembali meminta kawasan tersebut agar tetap disiplin dan mengimbau warga untuk menerima vaksin ketika ditawarkan.
"Vaksin efektif melawan varian Delta. Bukan dengan satu dosis melainkan dua dosis. Penundaan dalam vaksinasi dapat membahayakan nyawa dan perekonomian, dan semakin lambat kita memvaksinasi, semakin banyak varian yang akan muncul."
Kluge juga menyesalkan ketimpangan yang nyata dalam kesetaraan vaksin antara negara kaya dan miskin di Eropa. Menurutnya, tidak bisa diterima bahwa cakupan vaksin di seluruh kawasan itu hanya 24 persen. "Angka ini jauh dari cakupan 80 persen yang direkomendasikan untuk populasi orang dewasa," ujarnya.
"Dengan angka-angka ini, tidak ada tempat di mana pandemi akan berakhir, dan akan sangat keliru bagi siapa pun, baik warga maupun pembuat kebijakan, untuk berpikir demikian."
Khawatir turnamen EURO 2020 saat ini bakal menjadi tempat penyebaran virus, Kluge pun mengulangi pesannya untuk waspada dan meminta semua penonton memakai masker, terutama di dalam ruangan dan di tengah kerumunan. Pasalnya, sejumlah penonton di seluruh kawasan tersebut dilaporkan terpapar virus ketika kembali ke negara asal mereka.
"Taruhannya masih tinggi. Perkembangan Covid-19 dalam beberapa pekan dan bulan mendatang tergantung pada keputusan dan tindakan yang kita ambil sebagai individu, komunitas, dan sebagai pemerintah pada saat ini dan pada pekan-pekan mendatang, solidaritas pasti menunjukkan hasil!" ujar Kluge.
XINHUA | ANTARA
Baca:
Pengantre Vaksinasi Covid-19 di RSHS Bandung 60 Ribu Orang