TEMPO.CO, Bandung - Direktur Observatorium Bosscha Premana Premadi menutup total akses dan kegiatan ilmiah di area peneropongan bintang di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, itu, Senin 5 Juli 2021. Tahap pertama penutupan direncanakan selama sepekan. “Sepekan ini lockdown artinya tidak ada staf yang ngantor kecuali satpam dan petugas kebersihan,” kata Premana, Senin 5 Juli 2021.
Bagi para staf dan peneliti, dia meminta agar mereka bekerja di rumah dan istirahat yang cukup untuk menjaga kebugaran dan daya tahan tubuh atau imunitas. “Sekarang semua istirahat 1-2 pekan ini fokus ke badan dan lingkungan kita,” ujarnya. Penutupan bisa dilanjutkan selama dua pekan jika kasus Covid-19 masih tinggi.
Dampak penutupan Observatorium Bosscha itu seperti penundaan agenda pengamatan langit malam secara virtual 10 Juli 2021. Kegiatan rutin sebulan sekali itu sebagai pengganti kunjungan malam untuk umum di masa pandemi. Narasumbernya astronom dari ITB, Bosscha, dan amatir.
Walaupun berlangsung secara daring, kata Premana, biasanya ada beberapa orang yang berkumpul di ruang studio. Penggunaan teleskop juga direncanakan oleh dua orang. “Enggak bisa jaga jarak, sudah jelas,” kata dia sambil menambahkan, penutupan observatorium sejalan dengan pembatasan darurat oleh pemerintah.
Dampak penutupan juga mengimbas ke para astronom peneliti dan mahasiswa astronomi ITB. Padahal menurut Premana, bulan Juli menjadi saat yang tepat untuk memulai pengamatan langit karena cuaca malam sedang cerah. “Biasanya dari Mei-Juni tapi masih ada hujan, Juli langitnya bagus kita mau kencang mengamati,” ujarnya.
Jadwal pengamatan itu membidik eksoplanet, gugus bintang, okultasi, atau bintang variabel. Khususnya bagi mahasiswa, dampak pandemi ini sangat berpengaruh karena masa studinya juga dibatasi waktu. Premana berharap setelah dua pekan penutupan bisa dibuka lagi dengan tetap menjaga protokol kesehatan.
Sejauh ini, menurutnya, di lingkungan observatorium tidak ada temuan kasus positif Covid-19. Namun laporan konfirmasi positif datang dari beberapa warga desa sekitar. Sebanyak 11 keluarga peneliti, mantan Direktur Observatorium Bosscha, termasuk Premana sendiri dan beberapa mahasiswa tinggal di komplek perumahan sekitar observatorium.
Observatorium Bosscha sudah pernah tutup sementara pada Maret tahun lalu. Kunjungan publik dihentikan sementara saat itu atas alasan yang sama, yakni status pandemi virus corona Covid-19 dan kasusnya yang meningkat di tanah air.
Baca juga:
Bumi Berada Terjauh dari Matahari Besok, Benarkah Pagi Bakal Lebih Dingin?