Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ahli Gizi UGM Tegaskan Susu Beruang Bukan Obat Covid-19

Reporter

image-gnews
Susu Bear Brand. Tokopedia
Susu Bear Brand. Tokopedia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sedang ramai menjadi perbincangan hangat mengenai susu beruang yang dapat mengobati penyakit yang diakibatkan oleh virus  COVID-19.

Berawal dari keputusan pemerintah untuk melakukan PPKM darurat, kemudian beredar video unggahan yang memperlihatkan pengunjung toko berebut susu beruang. Terjadinya panic buying ini disebabkan karena sebagian masyarakat berasumsi bahwa susu beruang dapat mencegah terpapar COVID-19 dan menyembuhkan diri dari paparan tersebut.

Asumsi tersebut dikarenakan gizi yang terkandung dalam produk tersebut dianggap dapat meningkatkan imunitas tubuh. Namun, hal tersebut dibantah oleh para ahli. Salah satunya oleh Rahadyana Muslichah, dosen Departemen Gizi Kesehatan FKKMK UGM.  

Rahadyana menyatakan bahwa rumor yang beredar mengenai susu beruang dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh COVID-19 itu tidak benar. "Jadi, klaim susu beruang bisa menyembuhkan Covid-19 itu tidak benar," kata Rahadyana seperti dikutip Tempo dari laman UGM, Selasa 6 Juli 2021.

Oleh karena itu, dengan tegas, Rahadyana menyatakan bahwa susu beruang tidak bisa mengobati penyakit yang disebabkan oleh virus COVID-19. Apalagi, belum ada penelitian yang dapat membuktikan bahwa susu ini dapat menangkal dan mengobati COVID-19.  

Lebih lanjut, ia membandingkan kandungan gizi antara produk susu biasa dengan susu beruang. Dalam temuannya, ia menyatakan bahwa produk susu biasa mengandung gizi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. "Susu beruang hanya mengandung makronutrien, seperti karbohidrat, protein, dan lemak," ucapnya.

Susu beruang hanya memiliki kandungan gizi yang lebih sedikit karena merupakan produk susu murni yang mengandung 100% susu sapi.

Berbeda dengan produk susu biasa yang telah dilakukan fortifikasi atau diperkaya dengan berbagai macam zat gizi lain seperti vitamin dan mineral. Dengan demikian, susu beruang tidak memiliki perbedaan yang sangat berarti dengan produk susu lainnya, melihat dari kandungan gizi yang hampir sama. 

Rahadyana menyatakan bahwa untuk meningkatkan imunitas tubuh, mengonsumsi susu beruang tidaklah cukup. Diperlukan asupan makanan lain yang bergizi untuk meningkatkan imunitas tubuh. Ia menjelaskan asupan-asupan itu utamanya dapat diperoleh dari makanan holistik seperti karbohidrat, protein, sayur, dan buah.

Selain asupan makanan, diperlukan aktivitas fisik yang dapat meningkatkan kebugaran tubuh. Tak hanya itu, ia juga menyarankan masyarakat untuk melakukan pengelolaan stres, sebab stres dapat berdampak pada kesehatan. Tak lupa, ia mengingatkan untuk terus melakukan 5M, yaitu mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi.

JACINDA NUURUN ADDUNYAA

#Jagajarak

#Pakaimasker

#Cucitangan

Baca juga: Viral Rebutan Bear Brand, Nestle: Kami Tak Bisa Menentukan Harga Jual Akhir

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

5 jam lalu

Ilustrasi otak. medicalnews.com
Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

Tanaman liar pegagan dianggap bisa membantu terapi daya ingat. Senyawa aktifnya memulihkan fungsi hipokampus, bagian krusial pada otak.


Usai Putusan Sengketa Pilpres, Zainal Arifin Mochtar Sebut MK Punya Banyak PR

7 jam lalu

Pakar hukum sekaligus Ketua Departemen Hukum Tata Negara UGM Zainal Arifin Mochtar. Tempo/Pribadi Wicaksono.
Usai Putusan Sengketa Pilpres, Zainal Arifin Mochtar Sebut MK Punya Banyak PR

Pakar hukum tata negara UGM, Zainal Arifin Mochtar, menilai MK punya banyak pekerjaan rumah alias PR pasca-putusan sengketa pilpres.


UGM Buka Pendaftaran Seleksi Mandiri, Simak Syarat dan Panduan Pendaftaran

14 jam lalu

Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan UGM Djagal Wiseso Marseno meninjau pelaksanaan UTBK Gelombang Pertama di Kampus UGM, Sabtu (13/4/2019). (ANTARA/Luqman Hakim)
UGM Buka Pendaftaran Seleksi Mandiri, Simak Syarat dan Panduan Pendaftaran

Universitas Gajah Mada buka pendaftaran online seleksi mandiri UGM sejak 17 April hingga 7 Mei 2024. Lokasi ujian mandirinya?


Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

19 jam lalu

Suasana Gang 8, Jalan Nusa Indah IV, RT8/RW4 Kelurahan Malaka Jaya, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin, 22 April 2024. Tersedia 32 item pencegah krisis planet di lokasi ini, mulai dari kolam gizi warga, tanaman produktif hingga akuaponik. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

Inisiatif lokal untuk mitigasi krisis pangan lahir di jalan gang di Kelurahan Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur. Berbekal dana operasional RT.


Pakar Hukum UGM Sebut Ada 3 Genre Hakim dalam Putusan MK

21 jam lalu

Dosen dan mahasiswa Fakuktas Hukum UGM Yogyakarta menggelar mimbar
Pakar Hukum UGM Sebut Ada 3 Genre Hakim dalam Putusan MK

Pakar hukum di UGM sebut ada 3 genre hakim dalam memutus perkara. Apa saja?


Pakar Hukum UGM Nilai Ada 3 Kejanggalan Putusan MK soal Sengketa Pilpres

22 jam lalu

Dosen dan mahasiswa Fakuktas Hukum UGM Yogyakarta menggelar mimbar
Pakar Hukum UGM Nilai Ada 3 Kejanggalan Putusan MK soal Sengketa Pilpres

MK sebelumnya telah menolak gugatan sengketa pilpres 2024 yang diajukan kubu Anies dan Ganjar.


Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

2 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

2 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Dosen dan Mahasiswa UGM Gelar Aksi Kampus Menggugat, Tuntut Putusan MK yang Adil

2 hari lalu

Aktivis perempuan termasuk dosen dan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menggelar aksi Kampus Menggugat dalam peringatan Hari Kartini di Balairung UGM Yogyakarta Minggu 21 April 2024. Dok.istimewa
Dosen dan Mahasiswa UGM Gelar Aksi Kampus Menggugat, Tuntut Putusan MK yang Adil

Sejumlah aktivis perempuan termasuk dosen dan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menggelar aksi Kampus Menggugat dalam peringatan Hari Kartini di Balairung UGM Yogyakarta Minggu 21 April 2024.


Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

2 hari lalu

Aktivis perempuan termasuk dosen dan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menggelar aksi Kampus Menggugat dalam peringatan Hari Kartini di Balairung UGM Yogyakarta Minggu 21 April 2024. Dok.istimewa
Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

Kegiatan Kampus Menggugat ini menyorot kondisi demokrasi di penghujung kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang merupakan alumnus UGM.