TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan menyatakan belum mempertimbangkan penggunaan alat PCR kumur sebagai metode resmi dalam testing maupun tracing kasus baru Covid-19. "Pemeriksaan tetap memakai PCR yang selama ini dipakai," kata juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi saat diminta konfirmasinya, Rabu 7 Juli 2021.
Siti Nadia menjelaskan bahwa PCR kumur mengganti sampel yang biasanya diambil melalui swab dengan larutan yang dikumur. Alat PCR kumur diproduksi PT Bio Farma dengan klaim akurasi 95 persen.
Selain mempertahankan PCR konvensional yang selama ini telah ditetapkan sebagai golden standard, Siti Nadia menambahkan, metode penelusuran kasus Covid-19 di tengah masyarakat juga masih menggunakan tes cepat swab antigen. Alasannya, bisa langsung diperiksa dan didapatkan hasilnya dalam waktu singkat.
Dia membandingkan jika pelacakan kasus secara kumur akan membutuhkan waktu panjang sebab sampel dari hasil kumur harus diperiksa di laboratorium. "Kalau PCR kumur ini harus dikirim lagi sampelnya. Saya kira jadi tidak praktis karena ini masih bersifat PCR," katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Bio Farma, Bambang Heriyanto, menjelaskan alat tes Covid-19 yang dikembangkan menggunakan sampel cairan bekas berkumur (gargled) pasien bernama Bio Saliva. Sampel diperiksa melalui reverse-transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR).
Baca Juga:
Awalnya, Bambang mengatakan, Bio Farma mengembangkan alat tes Covid-19 dengan metode sampel air liur tanpa harus berkumur, namun metode tersebut kurang akurat. Sedang alat yang sekarang disebutnya memiliki sensitivitas yang cukup tinggi, hingga 95 persen.
Dia merekomendasikan Bio Saliva sebagai alternatif dari gold standard swab nasofaring-orofaring menggunakan PCR Kit. “Bio Saliva ini bisa untuk menentukan hasil positif atau negatif yang sama seperti penentuan positif atau negatif pada uji PCR Covid-19,” tutur Bambang.
Diluncurkan awal bulan ini, Bio Saliva sudah dapat digunakan di sebagian laboratorium di Jakarta. “Bio Saliva sendiri sudah mendapatkan izin dari Kemenkes sejak 1 April 2021.”
Bio Farma gencar mempromosikan pemanfaatan PCR kumur tersebut di media sosial, salah satunya lewat akun Instagram @gsilab.id. Pemanfaatan alat tersebut dibanderol seharga Rp 799 ribu per pengguna selama masa promosi berlangsung.