TEMPO.CO, Jakarta - Microsoft resmi mengakuisisi RiskIQ, vendor perangkat lunak keamanan. RiskIQ menyediakan alat manajemen dan pengumpulan intelijen ancaman terhadap berbagai serangan siber di seluruh layanan cloud milik Microsoft, AWS, server lokal, dan serangan rantai pasokan.
Raksasa teknologi yang berkantor pusat di Albuquerque, New Meksiko, Amerika Serikat itu, belum mengumumkan nilai akuisisi tersebut. Namun, Bloomberg, Senin, 12 Juli 2021 melaporkan bahwa perusahaan telah membayar lebih dari US$ 500 juta (setara Rp 7,2 triliun) untuk RiskIQ.
Vice President of Cloud Security Microsoft, Eric Doerr, menjelaskan, RiskIQ telah membangun basis pelanggan yang kuat dan komunitas profesional keamanan yang akan terus didukung, dipelihara, dan dikembangkan.
“Teknologi dan tim RiskIQ akan menjadi tambahan yang kuat untuk portofolio keamanan kami untuk melayani pelanggan bersama kami dengan sebaik-baiknya,” ujar dia, seperti dikutip The Ver, Senin, 12 Juli 2021.
Perangkat lunak milik RiskIQ berbasis cloud mampu mendeteksi masalah keamanan di seluruh jaringan dan perangkat. Perusahaan mencantumkan Box, Layanan Pos Amerika, BMW, Facebook, dan American Express sebagai pelanggannya. RiskIQ didirikan pada 2009 dan secara bertahap menjadi pemain penting dalam menganalisis ancaman keamanan.
Microsoft belum menyusun rencana terperinci tentang bagaimana ia akan mengintegrasikan RiskIQ ke dalam penawaran keamanannya sendiri, tetapi pada akhirnya pasti akan menggunakan perangkat lunak RiskIQ di Microsoft 365 Defender, Microsoft Azure Defender, dan Microsoft Azure Sentinel.
Microsoft secara bertahap mengembangkan dan meningkatkan alat keamanannya di tengah pertempuran sengit dengan ransomware. Pembuat perangkat lunak ini bahkan mengakuisisi ReFirm Labs bulan lalu untuk membantu melindungi server dan perangkat Internet of Things dari serangan keamanan.
Akuisisi ini terjadi setelah berbulan-bulan serangan ransomware yang merepotkan. Grup ransomware REvil telah mendatangkan malapetaka dengan serangannya dalam beberapa minggu terakhir, sementara industri keamanan masih belum pulih dari peretasan SolarWinds canggih yang menembus Microsoft hingga lembaga pemerintah Amerika.
BLOOMBERG | THE VERGE
Baca:
Cetak Laba, Microsoft Bagikan Bonus Pandemi kepada Karyawan