Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Positif Covid-19? Ini yang Harus Diketahui Saat Terpaksa Isolasi Mandiri

Reporter

image-gnews
Anggota satuan tugas penanganan COVID-19 menggantungkan makanan di pagar rumah warga yang menjalani isolasi mandiri di kawasan Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa 22 Juni 2021. Pemerintah setempat menerapkan isolasi mandiri Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala Mikro dikarenakan 37 warga Jalan Warakas 5 Gang 6 RT 007 RW 09, Kelurahan Warakas, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara terkonfrimasi positif COVID-19 setelah menghadiri pesta pernikahan. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Anggota satuan tugas penanganan COVID-19 menggantungkan makanan di pagar rumah warga yang menjalani isolasi mandiri di kawasan Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa 22 Juni 2021. Pemerintah setempat menerapkan isolasi mandiri Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala Mikro dikarenakan 37 warga Jalan Warakas 5 Gang 6 RT 007 RW 09, Kelurahan Warakas, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara terkonfrimasi positif COVID-19 setelah menghadiri pesta pernikahan. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Apa yang kini sedang banyak terjadi di Indonesia, di mana pasien Covid-19 terpaksa dirawat sendiri di rumah karena kapasitas rumah sakit yang sudah penuh, telah menjadi perhatian Badan Kesehatan Dunia sejak April lalu. Saat itu, banyak negara sudah mengalami situasi yang sama dengan contoh paling telak tentu saja India.

Dalam program Science in 5 on Covid-19, April Baller, medical officer di WHO, lalu menerangkan bagaimana cara merawat pasien Covid-19 di rumah. Menurut Baller, merawat di rumah sebenarnya hanya ideal untuk pasien positif namun tidak bergejala. Atau, kalaupun bergejala, itu tergolong ringan dan mereka tidak memiliki penyakit penyerta atau komorbid seperti jantung atau penyakit paru kronis, serta mereka bukan lansia.

Tapi, skenario isolasi mandiri atau merawat sendiri di rumah harus terjadi pula ketika kapasitas ketersediaan ranjang rumah sakit hampir penuh atau bahkan sudah penuh. "Dalam kasus seperti ini yang bisa dilakukan para dokter mungkin hanya melihat pasien dan memberikan pertolongan dan saran dan kemudian memulangkannya kembali untuk dirawat di rumah," kata Baller dalam video yang dipublikasi WHO, 30 April 2021.

Baller memberi syarat perawatan di rumah harus pertama-tama sepengetahuan layanan kesehatan setempat. Berikutnya adalah lima langkah berikut yang harus dilakukan. Pertama, pasien harus menempati ruangan terpisah dari anggota lain di rumah. Kalau tidak memungkinkan, setidaknya disisihkan ruang untuknya dan pergerakan mereka harus dibatas. "Harus dijaga jarak setidaknya satu meter antara pasien dengan orang lain dalam rumah itu," kata Baller.

Kedua, sangat penting untuk menyediakan ventilasi yang baik di ruangan yang didiami pasien atau ruang lain yang dipakai bersama. Ini bermakna syarat udara bersih, segar, yang sebanyak mungkin. Ketiga, ada satu orang yang merawat dan membantu kebutuhan pasien dan dia tidak boleh memiliki komorbid.

Keempat, kapanpun kontak terjadi, pasien dan orang yang melayaninya atau merawatnya itu harus mengenakan masker medis. Setiap selesai, si perawat harus mencuci tangan pakai sabun. Pastikan pula pasien isolasi mandiri ini menggunakan piring, gelas, handuk, seprai, dan kebutuhan lainnya yang eksklusif--tidak dipakai bareng orang lain. Barang-barang itu lalu dicuci setiap hari menggunakan air sabun.

Penting pula membersihkan atau mensucikan setiap permukaan benda yang disentuh si pasien setiap hari. Setiap sampah dari pasien juga harus dikemas dengan aman. Terakhir, kelima, jangan ada dulu tamu yang datang sepanjang pasien masih positif terinfeksi virus.

Sepanjang isolasi mandiri dan perawatan di rumah itu, Baller mengingatkan untuk rajin memantau kondisi kesehatan si pasien. Menurutnya, indikasi kapan harus segera mengontak dokter untuk mencegah kondisi darurat berbeda-beda berdasarkan usia pasien. Kalau untuk orang dewasa, dia mencontohkan, yang dikeluhkan biasanya pusing karena drop sekejap tekanan darah ke kepala. "Mereka juga bisa mengalami sesak napas, napas berat, sakit dada, terlihat dehidrasi."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk anak-anak, Baller menjelaskan, indikasinya kerap kali tiba-tiba bingung, lemas saat berdiri, biru pada wajah atau bibir. Pada bayi, ketidakmampuan menyedot ASI.
Dalam semua kasus atau kemunculan indikasi-indikasi itu, layanan darurat harus disiapkan. Pengukuran kadar oksigen dalam darah (saturasi) menggunakan alat oximetri juga diminta dilakukan.

Baller menyebut ketersediaan alat itu sangat penting. "Penting pula penggunanya paham membaca hasil pengukuran dan mengetahui batas normal kadar oksigen dalam darah yang harus dijaganya," kata dia.

Alat penghitung kandungan oksigen dalam darah dipasangkan di jari pasien saat menjalani perawatan di Rumah Oksigen RSUD Doris Sylvanus, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Rabu, 18 September 2019. ANTARA/Hafidz Mubarak A

Terpisah, dokter spesialis patologi klinik di Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret, Solo, Tonang Dwi Ardyanto menerangkan bahwa pasien akan langsung diberikan terapi oksigen jika saturasi drop di bawah normal. Kalau di rumah, menurut dia, senam pernapasan dan teknik posisi proning bisa membantu penderita Covid-19.
Video dan tutorial praktik keduanya telah luas beredar di tengah masyarakat.

"Itu juga memperbaiki saturasi karena memberi kesempatan paru-paru mengembang," kata Tonang, Selasa 13 Juli 2021.

Baca juga:
PPKM Darurat Bukan Cuma Sekat Jalan, Ini Penjelasan Level Pandemi yang Diukur

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

1 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

1 hari lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.


Arus Balik Lebaran 2024, Polda Banten Tolong Perempuan Sesak Napas di Dermaga 7 Pelabuhan Merak

4 hari lalu

Personel Polda Banten evakuasi perempuan sesak nafas saat arus balik Lebaran di Dermaga VII Pelabuhan Merak, Minggu 14 April 2024. (ANTARA/HO-Polda Banten)
Arus Balik Lebaran 2024, Polda Banten Tolong Perempuan Sesak Napas di Dermaga 7 Pelabuhan Merak

Polda Banten juga melakukan pengawalan korban ke pos kesehatan karena volume kendaraan yang meningkat saat arus balik Lebaran 2024


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

7 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

7 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.


Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

8 hari lalu

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi didampingi Dirjen Perhubungan Darat Hendro Sugiatno(kanan) dan Dirjen Perkeretaapian Mohamad Risal Wasal (kiri) menyampaikan keterangan pers usai rapat koordinasi di Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV, Badung, Bali, Minggu, 31 Desember 2023. Kementerian Perhubungan bersama berbagai pihak terkait melakukan evaluasi usai kemacetan parah pada Jumat malam (29/12) serta menyiapkan sejumlah rencana dan skema untuk mengantisipasi kemacetan khususnya selama masa libur tahun baru di jalan akses sekitar Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

10 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.


Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

11 hari lalu

Sejumlah calon penumpang pesawat antre untuk lapor diri di Terminal 3 Bandara Sekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu 19 April 2023. PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno Hatta memprediksi puncak arus mudik lewat bandara Soetta terjadi mulai H-3 atau Rabu (19/4) dengan pergerakan pesawat yang terjadwal mencapai 1.138 penerbangan dengan total penumpang 164.575 hingga H-1 atau Jumat (21/4). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.


Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

11 hari lalu

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]
Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO


Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

12 hari lalu

Aktivitas pekerja di pabrik obat PT Indofarma (persero) Cibitung, Bekasi, Selasa (10/04). PT Indofarma akan melakukan investasi sebesar Rp 100 milliar untuk mengembangkan produksi generik dan herbal dan memenuhi kebutuhan bahan baku yang saat ini 90% masih Impor. TEMPO/Dasril Roszandi
Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual