Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tim ITB Sukses Bikin Mesin Pendeteksi Virus Corona Jenis qPCR

image-gnews
Ilustrasi mesin qPCR buatan tim dosen ITB untuk mendeteksi virus Corona. Kredit: Tim ITB
Ilustrasi mesin qPCR buatan tim dosen ITB untuk mendeteksi virus Corona. Kredit: Tim ITB
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Tim dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil membuat mesin pendeteksi virus corona (SARS CoV-2) penyebab Covid-19. Alat yang digunakan untuk pengujian sampel virus corona itu berjenis qPCR, atau quantitative Polymerase Chain Reaction. Mesin yang tergolong purwarupa model pertama itu telah dibuat sebanyak empat unit.

Dosen ITB yang terlibat dalam riset mesin qPCR itu adalah Anggraini Barlian dan Karlia Meitha dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, serta Adi Indrayanto dan Muhammad Iqbal Arsyad dari Sekolah Teknik Elektro dan Informatika.

Menurut Adi, tim mengembangkan penelitian mesin PCR sebelumnya hingga 2019 di kampus. “Rancangan bentuk dan sistem mesin dibikin sendiri,” katanya Rabu, 14 Juli 2021.

Pembuatan alat itu dilatari keterbatasan jumlah  mesin PCR di Indonesia. Di masa lonjakan kasus seperti sekarang ini, antrian pemeriksaan sampel pasien menjadi panjang dan lama. Selain itu produksi mesin PCR dalam negeri sejauh ini masih nihil.

Menurut Adi, dana riset dan pengembangan mesin qPCR itu sebesar Rp 1 miliar dari pemerintah. Meskipun kini telah rampung dan telah diuji beberapa kali di laboratorium, tim masih perlu melakukan pengujian tambahan dan penyempurnaan sistem perangkat lunak. Tujuannya agar lolos dalam pengujian oleh lembaga berwenang. ”Targetnya sih bisa segera digunakan,” kata dosen dari Kelompok Keahlian Elektronika itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mesin jenis qPCR buatan ITB ini menjalankan kedua proses penting secara bersamaan. Sambil memproses penggandaan RNA (Asam ribonukleat) yang tersimpan dalam 16 tabung sampel dengan menggunakan teknik Thermal Cycling, mesinnya sekaligus mendeteksi RNA virus dengan teknik elektroforesis. Pendeteksian itu dilakukan dengan mengamati intensitas pendaran cahaya dari senyawa khusus yang disebut fluorophore.

Senyawa itu terikat dengan RNA virus. “Semakin banyak RNA virus yang berhasil digandakan, maka semakin banyak senyawa khusus yang terikat,” kata Anggraini Barlian. Senyawa khusus ini akan memendarkan cahaya jika diberikan sinar dengan warna tertentu.

Dari empat jenis senyawa itu, tim baru memakai satu jenis fluorophore, yaitu SYBR Hijau (Green). Rencananya tim akan terus mengembangkan kemampuan mesinnya dengan menggunakan lebih dari satu jenis fluorophore pada saat yang bersamaan untuk meningkatkan akurasi deteksi virusnya.

Baca:
Guru Besar Statistik IPB Bicara Survei Separuh Warga Jakarta Terinfeksi Covid-19

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

7 jam lalu

Aldilla Stephanie Suwana, penerima beasiswa Fulbright di Harvard Law School. Dok.Pribadi
Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

Berminat menjadi sarjana hukum, tentu saja harus kuliah di fakultas hukum. Berikut yang perlu disiapkan calon mahasiswa hukum.


Biaya Kuliah ITB 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

1 hari lalu

Ilustrasi kampus ITB.Instagram
Biaya Kuliah ITB 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

Rincian perkiraan biaya kuliah jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri ITB tahun akademik 2024


Dosen ITPLN Diduga Plagiat Artikel Ilmiah Milik Dosen di Cambridge, Kampus Lakukan Investigasi

1 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Dosen ITPLN Diduga Plagiat Artikel Ilmiah Milik Dosen di Cambridge, Kampus Lakukan Investigasi

Selain investigasi terhadap dosen dan mahasiswa, ITPLN juga membentuk komite agar kasus serupa tak terjadi di kemudian hari.


Cerita Mahasiswa Unas Diminta Cantumkan Nama Dosen di Artikel Ilmiahnya

1 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Cerita Mahasiswa Unas Diminta Cantumkan Nama Dosen di Artikel Ilmiahnya

Mahasiswa Unas sebetulnya tidak diwajibkan untuk membuat jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Publikasi Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen, Prakiraan Cuaca BMKG, Gempa Laut Selatan

1 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Publikasi Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen, Prakiraan Cuaca BMKG, Gempa Laut Selatan

Topik tentang dosen mendapat skor angka kredit untuk publikasi ilmiah dalam jurnal nasional menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

2 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

2 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Untan Sampaikan Hasil Investigasi Kasus Dosen Joki Nilai Selasa, 23 April

3 hari lalu

Ilustrasi Universitas Tanjungpura. Sumber: Untan.ac.id
Untan Sampaikan Hasil Investigasi Kasus Dosen Joki Nilai Selasa, 23 April

Apa hasil investigasi dosen Untan yang diduga menjadi joki nilai?


Tak Hanya Diduga jadi Joki Nilai, Dosen Untan Manfaatkan Mahasiswa S1 untuk Kepentingan Pribadi

4 hari lalu

Ilustrasi Universitas Tanjungpura. Sumber: Untan.ac.id
Tak Hanya Diduga jadi Joki Nilai, Dosen Untan Manfaatkan Mahasiswa S1 untuk Kepentingan Pribadi

Dosen yang sebelumnya diduga jadi joki mahasiswa S2 FISIP Untan juga kerap memanfaatkan mahasiswa S1 dalam penulisan jurnal tanpa mencantumkan nama.


Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

4 hari lalu

Aktivitas pelayanan nasabah Taspen di Jakarta, Kamis 31 Agustus 2023. PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN) Persero membukukan nilai investasi lebih tinggi sekitar 20% dari hasil investasi rata-rata industri sejenis dalam beberapa tahun terakhir. Tempo/Tony Hartawan
Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

Menjadi seorang aktuaris memang tidak mudah karena dalam pekerjaannya mengaplikasikan beberapa ilmu sekaligus seperti matematika hingga statistika.