TEMPO.CO, Jakarta - Pakar teknologi pangan dari Chlorophyll Scientific Consulting, Daisy Irawan, membagikan tips untuk mereka yang tidak bisa mencium aroma makanan karena Covid-19. Anosmia atau hilangnya kemampuan indera penciuman atau pembau adalah satu di antara gejala paling populer dari infeksi virus penyebab Covid-19.
Daisy, lulusan sarjana dari UGM dan S2 bidang teknologi pangan dari IPB University, menerangkan, hilangnya penciuman pasti akan menghilangkan selera makan. Padahal, asupan nutrisi harus tetap terjaga lewat makanan agar penderita bisa segera sembuh dari gejala Covid-19.
Salah satu tipsnya untuk mendongkrak nafsu makan yang merosot karena tak lagi bisa menghirup aroma masakan adalah dengan membuat penampilan makanan menjadi lebih menarik. “Bisa membuat makanan lebih berwarna warni, degan aneka sayuran, atau bisa juga dibuat dengan aneka ragam bentuk agar selera makan muncul kembali,” tutur Daisy.
Dia membagikan tipsnya itu dalam acara virtual Kelas Online Kota Cerdas Pangan pada Kamis, 15 Juli 2021. Menurutnya, untuk mempercepat penyembuhan gejala tidak mencium aroma juga bisa dengan cara mengkonsumsi sambal yang dibuat dari bawang segar, kencur, atau rempah lain yang aromanya tajam
Pengenyam pendidikan di bidang bioengineering and nanotechnology di Ausralian Istitute of Bioengineering and Nanotechnology, serta Institute of Health and Biomedical Innovation, Australia, ini melanjutkan, sambal yang dibuat harus langsung dikonsumsi, karena berkaitan dengan komponen aktif bawang segar yang mudah rusak.
Baca Juga:
“Bisa juga membuat jus buah yang kulitnya bisa dikonsumsi, tentu harus dibersihkan terlebih dahulu,” katanya. Daisy mencontohkan kulit jeruk pemilik senyawa golongan flavonoid yaitu salah satunya hesperidin. Sekalipun pahit, dan getir, senyawa bioaktif pada jeruk bisa membantu mengurangi risiko infeksi bakteri serta mempermudah pengeluaran dahak. "Bisa meningkatkan imunitas tubuh," kata dia lagi.
Sebagai tambahan, Daisy mengatakan bahwa orang yang sakit biasanya mengalami indera pengecap, lidah, terasa pahit. Untuk mengatasi hal ini, Daisy menyarankan agar mengurangi rasa asin pada makanan, dan mengalihkan menu pada makanan yang cenderung manis. Misalnya sayur bening, sayur asam, semur, atau smoothies sayur dan buah-buahan.
Tentang anosmia juga pernah dibahas dalam acara virtual Temu Media FKUI Peduli Covid-19, bulan lalu. Saat itu dokter spesialis telinga hidung tenggorokan (THT)-bedah kepala leher Rumah Sakit Akademik Univeritas Gadjah Mada (UGM), Mahatma Sotya Bawono, juga mengatakan dampak gejala ini yang dapat menurunkan selera makan.
"Hilangnya kemampuan penciuman ini memiliki akibat yang tidak bisa disepelekan sebab bisa berdampak jangka panjang pada kualitas hidup," kata dia.
Mahatma menuturkan, saat ini belum ada panduan standar untuk membantu mengembalikan fungsi indera penciuman pasien Covid-19. Namun, terapi atau latihan bisa dilakukan dengan memberikan stimulasi pada indera penciuman untuk mendorong kesembuhan dari anosmia.
Berlatih mengendus setiap hari dengan menggunakan aroma berbeda-beda. Contohnya, aroma lemon, minyak atsiri, kopi, dan lainnya. Penggunaan aroma-aroma tersebut, disebut Mahatma, dapat melatih penciuman yang terganggu. "Berhasil tidaknya, tentu tergantung dari derajat kerusakan anosmia," katanya.
Baca juga:
Long Covid, Ini 5 Gejala Covid-19 yang Tidak Menghilang
KOREKSI:
Artikel ini telah diubah pada Jumat, 16 Juli 2021, pukul 08.31 WIB. Terdapat kekeliruan atribusi asal institusi narasumber dalam artikel sebelumnya. Terima kasih.