Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pandemi Covid-19, Kematian Akibat Overdosis Obat di AS Melonjak

Reporter

image-gnews
ilustrasi overdosis obat (Pixabay.com)
ilustrasi overdosis obat (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak lebih dari 93 ribu orang meninggal karena overdosis obat di Amerika Serikat sepanjang tahun lalu. Meningkat hampir 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah kematian itu adalah yang tertinggi dalam catatan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) selama ini.

Sejumlah institusi menyebut kenaikan didorong oleh prevalensi mematikan dari obat opioid (pereda nyeri atau penghilang rasa sakit) jenis fentanyl yang meningkat bersamaan dengan stressor pandemi Covid-19 dan problem-problem dalam akses layanan kesehatan.

"Ini adalah angka kematian karena overdosis obat tertinggi yang pernah dicatat dalam periode tahunan, dan lonjakan terbesar sejak setidaknya 1999 lalu," kata Direktur National Institute on Drug Abuse, Nora Volkow, seperti dikutip dari NPR, Rabu 14 Juli 2021.

Angka 93 ribu itu masih sementara karena beberapa pemerintah negara bagian masih melaporkan angkanya ke Pusat Statistik Kesehatan Nasional di CDC. Adapun sepuluh negara bagian telah memprediksi mengalami peningkatan kasus kematian karena overdosis obat sedikitnya 40 persen dibandingkan setahun sebelumnya. Mereka adalah Vermont, Kentucky, South Carolina, West Virginia, Louisiana, California, Tennessee, Nebraska, Arkansas dan Virginia.

Volkow, yang lembaganya menjadi bagian dari National Institutes of Health, menyebut data itu 'mengerikan'. Menurutnya, itu adalah isyarat yang berbeda bahwa pandemi Covid-19 dan krisis opioid bersama-sama menggergaji negara itu dengan efeknya masing-masing yang mematikan.

"Periode sekarang ini telah begitu luar biasa tak menentu dan penuh tekanan hingga kita melihat peningkatan konsumsi obat, kesulitan dalam mengakses perawatan yang bisa menyelamatkan nyawa untuk kasus penggunaan obat yang tidak normal, dan lonjakan tragis dalam kematian karena kasus overdosis," kata Volkow.

Brandon Marshall, epidemiolog dari Brown University, yang juga meneliti tren overdosis obat-obatan jelas menyebut kalau pandemi Covid-19 telah sangat memperparah krisis epidemi overdosis di Amerika Serikat. Lockdown dan pembatasan-pembatasan kegiatan masyarakat telah ikut mengisolasi mereka yang kecanduan obat-obatan.

Dampaknya adalah, "Sebuah kehilangan jumlah nyawa yang sangat besar," kata Marshall.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Data CDC menunjukkan, rentang usia 35-44 tahun terhitung yang terbanyak menjadi korban meninggal dalam kasus tersebut. Jika dibandingkan, kematian karena overdosis obat sebesar seperempat angka kematian karena Covid-19 sepanjang 2020 yang mencapai 375 ribu orang.

Sedang angka sementara 93.331 itu juga meningkat tajam dari 72.151 angka perkiraanya pada 2019. Pada 2020, kematian akibat penggunaan opioid sendiri--69.710 kasus--hampir menyamai total kematian overdosis obat pada 2019. Peningkatan pada 2020 juga disumbang kematian karena obat lain seperti methamphetamine dan kokain.

Volkow menegaskan kalau sistuasinya sudah darurat bagi Pemerintahan Amerika Serikat dan institusi di dalamnya untuk memperluas akses ke perawatan orang-orang yang menderita kelainan penggunaan obat.

Menurut CDC, sebelum 2016, lebih banyak warga Amerika meninggal karena overdosis heroin per tahunnya daripada opioid sintentis yang kuat seperti fentanyl. Tapi sejak itu komposisinya berbalik. Sebagai contoh, tahun lalu, sekitar 57 ribu orang meninggal karena opioid sintetis (umumnya fentanyl) berbanding sekitar 13 ribu karena overdosis heroin.

Fentanyl mirip dengan morfin--tapi ini, "50-100 kali lebih kuat," kata National Institute on Drug Abuse. Dikembangkan pertama untuk pasien penyakit seperti kanker, obat ini marak dijual di pasar gelap. Penggunaannya juga kerap ditemukan dipecah dan dijadikan campuran dengan obat ilegal lain termasuk kokain.

NPR | USA TODAY

Baca juga:
Kapal Perang Amerika Cegat Narco Subs, Kapal Selam Kartel Narkoba

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

5 jam lalu

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa bertemu setelah Rusia mengakui dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur sebagai entitas independen, di New York City, AS 21 Februari 2022. REUTERS/Carlo Allegri
Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.


Reaksi Dunia atas Veto AS untuk Negara Palestina

8 jam lalu

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan berbicara kepada anggota Dewan Keamanan dalam pertemuan untuk mengatasi situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina, di markas besar PBB di New York City, New York, AS, 18 April 2024. REUTERS /Eduardo Muno
Reaksi Dunia atas Veto AS untuk Negara Palestina

Amerika Serikat sekali lagi menunjukkan dukungannya terhadap Israel dan menggunakan hak vetonya dalam menghalangi terbentuknya Negara Palestina.


Kisah SAVAK, Satuan Intelijen Iran yang Disebut Kejam dan Brutal

13 jam lalu

Ilustrasi hukuman cambuk di Iran. REUTERS
Kisah SAVAK, Satuan Intelijen Iran yang Disebut Kejam dan Brutal

Iran dikenal sebagai negara yang bergejolak. Suatu rezim menggunakan lembaga khusus untuk mengawasi dan membungkam oposisi


Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

14 jam lalu

Iran: Sanksi Dicabut atau Tak Ada Kesepakatan Nuklir
Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

Sanksi ekonomi Iran telah dimulai hampir setengah abad lalu.


PBB Gagal Akui Negara Palestina karena Veto Amerika Serikat

16 jam lalu

Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Robert Wood, berbicara di Dewan Keamanan PBB pada 8 Desember 2023. REUTERS
PBB Gagal Akui Negara Palestina karena Veto Amerika Serikat

Seperti telah diperkirakan, Amerika Serikat menggunakan hak vetonya untuk menggagalkan upaya Palestina menjadi anggota tetap PBB.


5 Milisi Pendukung Iran, Ada Houthi Hingga Organisasi Badr

16 jam lalu

Sejumlah anggota Houthi bersenjatakan senapan mesin berada di atas truk pick-up selama prSejumlah anggota Houthi bersenjatakan senapan mesin da RPG saaat berada di atas truk pick-up selama protes untuk mengecam serangan pimpinan AS terhadap Houthi di dekat Sanaa, Yaman 25 Januari 2024.  REUTERS/Khaled Abdullahotes untuk mengecam serangan pimpinan AS terhadap Houthi di dekat Sanaa, Yaman 25 Januari 2024.  REUTERS/Khaled Abdullah
5 Milisi Pendukung Iran, Ada Houthi Hingga Organisasi Badr

Sejak revolusi 1979, Iran telah membangun jaringan proksi di seluruh Timur Tengah. Pengawal Revolusi Iran dan Pasukan elit Quds memberikan senjata, pelatihan dan dukungan keuangan kepada gerakan milisi tersebut.


Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

17 jam lalu

Presiden Iran Ebrahim Raisi. Kepresidenan Iran/WANA via REUTERS
Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

Sepanjang sejarah, Iran telah menjadi sasaran berbagai sanksi internasional atau embargo dari beberapa negara, terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa.


Menlu Retno Marsudi Minta AS Bantu De-eskalasi Konflik Iran-Israel, Apa Artinya?

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi memakai keffiyeh saat penyampaian pendapat di ICJ, Jumat, 23 Februari 2024. Sumber : istimewa
Menlu Retno Marsudi Minta AS Bantu De-eskalasi Konflik Iran-Israel, Apa Artinya?

Apa arti dari de-eskalasi khususnya dalam konteks politik dan konflik Iran-Israel? Menlu Retno Marsudi minta AS lebih berperan.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

1 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


Amerika Serikat Siap Jatuhkan Sanksi Baru ke Tehran Dampak Serangan Iran ke Israel

1 hari lalu

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan berbicara dalam konferensi pers, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Tel Aviv, Israel, 15 Desember 2023. REUTERS/Violeta Santos Moura
Amerika Serikat Siap Jatuhkan Sanksi Baru ke Tehran Dampak Serangan Iran ke Israel

Pemerintah Amerika Serikat sedang berupaya menjatuhkan sanksi baru ke Iran sebagai bentuk balasan atas serangan Iran ke Israel pada akhir pekan lalu.