TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menggunakan vaksin jenis Moderna dalam program vaksin booster, atau vaksinasi tahap tiga yang ditujukan untuk seluruh tenaga kesehatan. Program yang sudah dijalankan sejak 16 Juli 2021 ini akan menyasar 1,47 juta nakes, baik perawat maupun dokter.
Menurut laman resmi Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan, vaksin booster pertama dilakukan terhadap tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada 16 Juli 2021. Yang mana pelaksanaannya ditinjau langsung oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, dan Wakil Menteri Kesehatan dr Dante Saksono Harbuwo.
Kepala BPOM Penny Lukito dalam rilis persnya awal Juli lalu mengatakan, vaksin Moderna merupakan vaksin Covid-19 pertama yang mendapatkan emergency authorization use dari BPOM, dengan menggunakan platform mRNA. Jika vaksin Covid-19 lain menggunakan komponen virus atau kuman yang dilemahkan atau dimatikan, vaksin mRNA mengandung materi genetik yang direkayasa, sehingga menyuplai kuman atau virus tertentu.
Penny menjelaskan, vaksin dengan teknologi mRNA maupun non-mRNA sama-sama mampu membentuk kekebalan tubuh terhadap virus atau kuman tertentu. Vaksin ini masuk ke Indonesia melalui skema Covid-19 Vaccine Global Access atau COVAX, dan bekerja sama dengan Amerika Serikat.
Lebih lanjut, vaksin moderna dapat digunakan untuk masyarakat berusia 18 tahun ke atas, dan hanya menimbulkan efek samping berupa nyeri pada area suntikan, nyeri otot dan sendi, kelelahan, dan sakit kepala. “Vaksin Moderna belum bisa dipakai untuk anak, karena masih tahap uji klinis. Tapi untuk lansia bisa,” ujar Penny dalam rilis persnya pada 2 Juli lalu.
DELFI ANA HARAHAP
Baca: Total Vaksin Moderna yang Sudah Diterima Indonesia 45 Juta Dosis