Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Epidemiolog UGM: Belum Ada Data Asal Varian Delta di Yogya

image-gnews
Kata
Kata "COVID-19" tercermin dalam setetes jarum suntik dalam ilustrasi yang diambil pada 9 November 2020. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Varian Delta sudah ditemukan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berdasar lacakan Whole Genome Sequencing (WGS) SARS-CoV-2 yang dilakukan Laboratorium WGS Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM).

Epidemiolog yang juga Direktur Pusat Kedokteran Tropis FKKMK UGM Riris Andono Ahmad mengatakan belum memiliki data dari mana pastinya asal spesimen varian Delta yang ditemukan di Yogya itu.

Menurutnya, informasi soal asal spesimen Delta itu tidak terlalu relevan dilacak mengingat wilayah Yogyakarta bisa dikatakan sebagai satu satuan epidemiologis sendiri.

"Ada mobilitas antarkabupaten/kota setiap harinya di DIY yang jarak antarkabupaten/kota sangat berdekatan," kata Riris kepada Tempo, Sabtu, 17 Juli 2021.

Menurut Riris, seandainya pun ada data dari mana asal sampel varian Delta tersebut berasal dan juga menampilkan data sebaran, justru berbahaya. "Karena data sebaran itu justru bisa menimbulkan rasa aman semu bagi masyarakat (yang wilayahnya tak terpapar Delta)," kata dia.

Rasa aman semu ini, tambahnya, sangat berbahaya mengingat tingkat penularan varian Delta yang jauh lebih tinggi dibandingkan varian sebelumnya.

Menghitung hasil lacakan FKKMK UGM soal varian Delta yang dilakukan sejak Juni dan ledakan kasus mulai terjadi awal Juli di DIY- di atas 1.000 kasus per hari- Riris mengatakan belum bisa diketahui pasti apakah varian itu masuk ke DIY bulan Mei atau Juni.

"Kami tidak tahu pasti masuk bulan apa varian Delta itu. Tapi bisa jadi ketika India sedang mengalami peningkatan dan ada beberapa warga India yang datang pada periode tersebut, saat itulah mulai menyebar," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Temuan varian Delta di Yogyakarta juga diungkap Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Per tanggal 14 Juli 2021 lalu, ujar Sultan, Pemda DIY telah menerima hasil kajian FKKMK UGM yang menyatakan varian Delta sudah masuk.

Hasilnya, pemeriksaan terhadap 25 spesimen, yang terdiri atas 15 orang dewasa dan 10 anak-anak, mengindikasikan bahwa 20 orang telah terpapar varian Delta, dengan rincian 11 kasus pada orang dewasa dan 9 kasus pada anak-anak.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin tak membantah virus corona varian Delta yang merupakan varian terganas saat ini sudah menyebar luas di Indonesia. "Dari data yang ada, (sebaran) varian Delta di Indonesia lebih dari 14 provinsi," kata Budi di Yogyakarta Sabtu.

Budi tak menampik data perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia rutin dikirim ke lembaga global GISAID. Adapun GISAID sendiri merupakan institusi kolaborasi Pemerintah Jerman dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Internasional untuk mempelajari data genetika virus, termasuk virus corona SARS-CoV-2.

Dari data Gisaid.org terakhir, ada 20 sampel corona bulan Juni dari Yogyakarta yang terkonfirmasi mengandung varian Delta. "Kami rutin kirim data ke GISAID. Yang kemarin memang betul itu data varian Delta di Indonesia dan sudah cukup banyak (menyebar)," kata Budi. Namun Budi tak merinci 14 provinsi itu mana saja.

Baca:
Gubernur Sumut: Varian Delta Terdeteksi pada 18 Awak Kapal SV Miclyn

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

4 jam lalu

Presiden pertama RI, Sukarno (kiri) didampingi Wakil Presiden Mohammad Hatta, memberikan hormat saat tiba di Jalan Asia Afrika yang menjadi Historical Walk dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Dok. Museum KAA
Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.


Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

8 jam lalu

Video viral di media sosial berisi aksi belasan warga berebutan melempar sampah ke bak sebuah truk yang melintas di jalanan sekitar depo sampah Pasar Ngasem Kota Yogyakarta pada Rabu 24 April 2024. Dok. Istimewa
Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.


Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

19 jam lalu

Aktivis pro demokrasi Usman Hamid saat berorasi dalam Aksi Sejagad yang diikuti elemen gerakan Gejayan Memanggil hingga Forum Cik Ditiro di halaman Kantor KPU DIY Rabu, 24 April 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.


Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

22 jam lalu

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata memberikan keterangan kepada awak media, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. KPK mengungkapkan telah menaikan status penyelidikan ke tingkat penyidikan dugaan penyimpangan tindak pidana korupsi dalam pemberian fasilitas penyaluran kredit Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). TEMPO/Imam Sukamto
Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, membeberkan nama-nama pegawai lembaga antikorupsi itu yang telah diperiksa oleh Polda Metro Jaya.


Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

22 jam lalu

Batik Nitik Yogyakarta yang sudah tercatat dalam indikasi geografis. Tempo/Pribadi Wicaksono
Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

Ketika cenderamata lokal sudah tertandai dengan indikasi geografis, reputasinya akan terangkat karena produk itu sudah dinyatakan original.


Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

1 hari lalu

Ilustrasi otak. medicalnews.com
Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

Tanaman liar pegagan dianggap bisa membantu terapi daya ingat. Senyawa aktifnya memulihkan fungsi hipokampus, bagian krusial pada otak.


Usai Putusan Sengketa Pilpres, Zainal Arifin Mochtar Sebut MK Punya Banyak PR

1 hari lalu

Pakar hukum sekaligus Ketua Departemen Hukum Tata Negara UGM Zainal Arifin Mochtar. Tempo/Pribadi Wicaksono.
Usai Putusan Sengketa Pilpres, Zainal Arifin Mochtar Sebut MK Punya Banyak PR

Pakar hukum tata negara UGM, Zainal Arifin Mochtar, menilai MK punya banyak pekerjaan rumah alias PR pasca-putusan sengketa pilpres.


UGM Buka Pendaftaran Seleksi Mandiri, Simak Syarat dan Panduan Pendaftaran

1 hari lalu

Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan UGM Djagal Wiseso Marseno meninjau pelaksanaan UTBK Gelombang Pertama di Kampus UGM, Sabtu (13/4/2019). (ANTARA/Luqman Hakim)
UGM Buka Pendaftaran Seleksi Mandiri, Simak Syarat dan Panduan Pendaftaran

Universitas Gajah Mada buka pendaftaran online seleksi mandiri UGM sejak 17 April hingga 7 Mei 2024. Lokasi ujian mandirinya?


Pakar Hukum UGM Sebut Ada 3 Genre Hakim dalam Putusan MK

1 hari lalu

Dosen dan mahasiswa Fakuktas Hukum UGM Yogyakarta menggelar mimbar
Pakar Hukum UGM Sebut Ada 3 Genre Hakim dalam Putusan MK

Pakar hukum di UGM sebut ada 3 genre hakim dalam memutus perkara. Apa saja?


Pakar Hukum UGM Nilai Ada 3 Kejanggalan Putusan MK soal Sengketa Pilpres

1 hari lalu

Dosen dan mahasiswa Fakuktas Hukum UGM Yogyakarta menggelar mimbar
Pakar Hukum UGM Nilai Ada 3 Kejanggalan Putusan MK soal Sengketa Pilpres

MK sebelumnya telah menolak gugatan sengketa pilpres 2024 yang diajukan kubu Anies dan Ganjar.