Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apa Itu Spyware Pegasus dan Bagaimana Ponsel Anda Bisa Diretas?

Reporter

image-gnews
Spyware pegasus. Amnesty.org
Spyware pegasus. Amnesty.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah konsorsium media internasional bersama Amnesty International menemukan jejak serangan spyware Pegasus di sejumlah perangkat iPhone yang beroperasi di versi iOS terkini dari Apple. Jejak serangan terlacak hingga yang terbaru sampai bulan ini, alias masih disadap.

Pegasus. Nama ini merujuk kepada spyware paling kuat yang pernah dikembangkan hingga saat ini--oleh perusahaan swasta. Sekali dia merayap ke dalam ponsel Anda, tanpa Anda sadari tentunya, Pegasus bisa mengaktifkannya sebagai perangkat yang memata-matai Anda.

Spyware itu bisa menyalin pesan yang Anda kirim maupun terima, memanen arsip foto Anda dan merekam setiap panggilan masuk dan ke luar dari ponsel Anda. Pegasus mungkin secara diam-diam juga memfilmkan Anda lewat kamera ponsel, atau mengaktivasi mikrofonnya untuk merekam segala perkataan Anda. Perangkat lunak ini juga dapat menunjuk lokasi keberadaan Anda, ke mana saja Anda sudah bepergian dan siapa saja yang ditemui.

Pegasus adalah software peretas--atau spyware--yang dikembangkan, dipasarkan, dan dimintakan perizinannya ke banyak pemerintahan di dunia oleh perusahaan Israel, NSO Group. Karenanya, Pegasus memiliki kemampuan menginfeksi miliaran ponsel yang beroperasi, baik di sistem iOS maupun Android.

Versi awal Pegasus ditemukan pada 2016 lalu. Spyware bekerja menginfeksi ponsel lewat apa yang disebut spear-phishing atau kiriman pesan teks atau email yang menjebak target dengan cara mengklik link jahat di dalamnya.

Sejak itu, kemampuan menyerang yang dikembangkan NSO Group diyakini telah jauh lebih maju. Infeksi Pegasus bisa terjadi melalui serangan 'zero-click' yang tidak lagi membutuhkan interaksi dari pemilik ponsel. Cara-caranya kini akan lebih kerap mengekploitasi kerentanan 'zero-day', yakni lewat cacat atau bug bawaan dalam sebuah sistem operasi yang tidak diketahui si pembuat ponsel, dan karenanya tidak mampu diperbaiki.

Pada 2019, WhatsApp mengungkap kalau NSO itu telah digunakan untuk mengirim malware kepada lebih dari 1.400 ponsel lewat cara barunya tersebut. Hanya dengan menempatkan sebuah panggilan WhatsApp ke perangkat yang dibidik, kode jahat Pegasus bisa langsung ter-install, bahkan tanpa si pemilik ponsel perlu menjawab panggilan itu.

Terbaru, NSO telah mulai mengeksploitasi celah-celah di software iMessage milik Apple, membukakan akses backdoor ke ratusan juta iPhone yang ada saat ini. Apple menyatakan terus memperbarui perangkat lunaknya untuk mencegah serangan-serangan Pegasus ataupun spyware lainnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemahaman teknis dari Pegasus, dan bagaimana menemukan bukti infeksinya pada sebuah ponsel, telah dikembangkan lewat riset laboratorium Amnesty International yang berbasis di Berlin, Jerman. "Segala sesuatunya kini menjadi jauh lebih kompleks untuk diperhatikan oleh mereka yang ditarget," kata Claudio Guarnieri, yang mengelola laboratorium itu.

Spyware pegasus. Thequint.com

Dia mengungkapkan kalau klien NSO Group telah banyak yang meninggalkan metode kiriman SMS jahat ke serangan 'zero-click' yang lebih halus.

Untuk perusahaan-perusahaan seperti NSO Group, mengeksploitasi software yang sudah terpasang secara default, seperti iMessage, atau yang sudah luas digunakan, seperti WhatsApp, jelas sangat menarik. "Karena itu bisa meningkatkan lebih dramatis jumlah ponsel yang bisa disusupi Pegasus," kata Guarnieri.

GUARDIAN | THE VERGE

Baca juga:
Raksasa Teknologi Bergabung dalam Gugatan Melawan Perusahaan Spyware Israel

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Survei Meta Ungkap Pengguna Medsos Usia Muda di Indonesia Berani dan Aktif

2 jam lalu

WhatsApp mengumumkan peluncuran Avatar (Meta)
Survei Meta Ungkap Pengguna Medsos Usia Muda di Indonesia Berani dan Aktif

Sebanyak 87 persen responden dalam survei Meta menyatakan bahwa media sosial adalah platform efektif untuk sampaikan pesan dan mendorong perubahan.


Cara Login WhatsApp Web Tanpa Kode QR

8 jam lalu

Logo WhatsApp. (whatsapp.com)
Cara Login WhatsApp Web Tanpa Kode QR

Kini masuk ke akun di WhatsApp Web menjadi lebih mudah dengan opsi Tautan dengan nomor telepon tanpa kode QR.


WhatsApp Aplikasi Perpesanan Paling Populer, Semua Bermula di Sebuah Garasi Rumah pada 2009

11 jam lalu

Pendiri WhatsApp, Brian Acton. successstory.com
WhatsApp Aplikasi Perpesanan Paling Populer, Semua Bermula di Sebuah Garasi Rumah pada 2009

WhatsApp dibuat 2 mantan karyawan Yahoo, Brian Acton dan Jan Koum pada 2009 di sebuah garasi rumah di California. Begini perkembangannya.


Mengapa Penggunaan Aplikasi Tidak Resmi Sebabkan Akun WhatsApp Diblokir?

1 hari lalu

Logo WhatsApp pada layar ponsel. (thenextweb.com)
Mengapa Penggunaan Aplikasi Tidak Resmi Sebabkan Akun WhatsApp Diblokir?

Banyak dampak negatif dari menggunakan aplikasi WhatsApp tidak resmi, salah satunya adalah pemblokiran akun.


Menawarkan Banyak Fitur Menarik, Amankah Aplikasi WhatsApp Aero?

1 hari lalu

Logo WhatsApp. (whatsapp.com)
Menawarkan Banyak Fitur Menarik, Amankah Aplikasi WhatsApp Aero?

WhatsApp Aero adalah aplikasi modifikasi yang punya banyak fitur menarik, namun pengguna harus lebih cermat tentang keamanannya.


Lenovo Tab M11 Meluncur di India, Ini Spesifikasinya

1 hari lalu

Lenovo
Lenovo Tab M11 Meluncur di India, Ini Spesifikasinya

Tablet Lenovo terbaru Tab M11 dilengkapi dengan chipset MediaTek Helio G88 memiliki sertifikasi TUV Rheinland Low Blue Light untuk kenyamanan menonton


Enik Waldkonig, Bos SHB Tersangka Dugaan TPPO Magang Jerman Asal Madiun, Diduga Tukang Atur Mahasiswa

2 hari lalu

Enik Waldkonig, WNI tinggal di Jerman tersangka dugaan  TPPO, FOTO: istimewa
Enik Waldkonig, Bos SHB Tersangka Dugaan TPPO Magang Jerman Asal Madiun, Diduga Tukang Atur Mahasiswa

Tersangka kasus TPPO berkedok program magang di Jerman Enik Waldkonig bernama lahir Enik Rutita merupakan perempuan kelahiran Madiun, Jawa Timur.


Cara Mengaktifkan Kode Rahasia WhatsApp untuk Menyembunyikan Pesan Penting

2 hari lalu

Logo WhatsApp. (whatsapp.com)
Cara Mengaktifkan Kode Rahasia WhatsApp untuk Menyembunyikan Pesan Penting

Fungsi kode rahasia ini dirancang untuk memberikan lapisan keamanan ekstra pada percakapan yang terkunci di dalam aplikasi WhatsApp.


Serba Serbi Call of Duty Warzone Mobile, Peta Variatif dan Bisa Terhubung dengan Pengontrol Canggih

3 hari lalu

Video game Call of Duty: Warzone. Callofduty.com
Serba Serbi Call of Duty Warzone Mobile, Peta Variatif dan Bisa Terhubung dengan Pengontrol Canggih

Call of Duty: Warzone Mobile masuk ke android dan iOS sejak 21 Maret lalu. Game battle royale yang dinanti karena peta dan skema yang lebih menantang.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

3 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.