TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Tjandra Yoga Aditama, memberi catatan atas klaim penurunan laju kasus penularan Covid-19 di tanah air. Klaim disampaikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat mengumumkan perpanjangan masa PPKM Darurat 3-20 Juli hanya sampai 25 Juli mendatang.
Menurut Tjandra Yoga, laju penularan kasus sudah turun atau belum bisa dilihat dengan cara membandingkan data awal penerapan PPKM Darurat pada 3 Juli dan data per kemarin, 20 Juli. Jika jumlahnya setara atau menjadi lebih rendah, PPKM Darurat bisa disimpulkan berhasil dalam mengendalikan laju penularan.
Tjandra Yoga lalu menerangkan, pada hari pertama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat tercatat ada 110.983 orang atau sampel spesimen yang diperiksa dan terdeteksi sebanyak 27.913 kasus Covid-19. Pada 20 Juli, ada 114.674 orang diperiksa dan kasus terkonfirmasi yang muncul sebanyak 38.325.
Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020 itu memaparkan bahwa seharusnya, dengan jumlah sampel spesimen sebesar itu, jumlah kasus terkonfirmasi pada 20 Juli sebesar 114.674/ 110.983 × 27.913 = 28.841.
"Tapi yang tercatat malah 38.325. Ini artinya jelas belum turun, bahkan lebih tinggi dari awal PPKM Darurat, baik secara angka mutlak maupun proporsi,” ujar dia saat dihubungi, Rabu 21 Juli 2021.
Tjandra Yoga mengimbau perlu meninjau angka kasus infeksi baru beberapa hari ke depan hingga masa perpanjangan terbaru, 25 Juli. Dia berharap perbandingan semua parameter dilakukan terhadap awal PPKM Darurat 3 Juli. Dia merujuk kepada positivity rate, jumlah kematian, jumlah kasus baru, Keterisian Tempat Tidur (BOR) rumah sakit, angka perawatan di IGD, termasuk tren jumlah tenaga kesehatan yang tertular.
Sembari, dia mengingatkan PPKM Darurat tetap berlaku penuh alias tidak mengendur di masa perpanjangan. Pemerintah juga dimintanya meningkatkan tes sampai setidaknynya 400 ribu per hari, dan memastikan telusur 15 orang dari setiap kasus seperti yang sudah direncanakan sebelumnya.
“Serta, terus meningkatkan vaksinasi untuk tetap bisa 1-2 juta orang per hari seperti yang sudah pernah dicapai beberapa waktu lalu,” tutur mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, ini.
Sebelumnya, TEMPO juga mengecek ulang data harian yang pernah dibagikan pemerintah selama seminggu ke belakang sejak klaim Jokowi bahwa jumlah kasus baru Covid-19 berkurang pada Selasa malam. Hasilnya, untuk periode itu, menunjukkan tren jumlah kasus terkonfirmasi yang memuncak lalu menurun, tapi penurunan itu diikuti jumlah sampel spesimen yang diperiksa yang berkurang pula.
Baca juga:
Solidaritas Warga Selamatkan RS Immanuel Bandung dari Krisis Oksigen