TEMPO.CO, Jakarta - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat yang dimulai pada 3 Juli 2021 dan direncanakan berakhir pada 20 Juli, diperpanjang sampai Minggu, 25 Juli. Selama lebih dari dua pekan yang sudah berjalan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengklaim PPKM Darurat sukses membuat kasus Covid-19 dan kepenuhan tempat tidur rumah sakit mengalami penurunan.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio, menerangkan, penurunan jumlah kasus memang bisa menjadi tolak ukur yang positif dalam penanganan pandemi. Namun, harus pula dikaitkan dengan jumlah pemeriksaan, karena jika jumlah yang diperiksa turun, maka yang terdeteksi Covid-19 akan ikut turun juga.
“Jadi kita mesti agak berhati-hati melihat penurunan jumlah kasus,” ujar dia saat dihubungi, Kamis, 22 Juli 2021.
Amien yang merupakan Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu menambahkan, jika memang penurunan jumlah kasus signifikasi dibarengi dengan jumlah pemeriksaan yang kurang lebih sama dengan hari sebelumnya, tentu menjadi indikasi yang baik. “Tapi kita tidak boleh terlalu cepat mengambil kesimpulan.”
Karena, menurut Amin, angka yang dilaporkan pada hari tertentu bisa saja merupakan kasus yang terinfeksi dua atau tiga hari sebelumnya, sehingga perubahannya akan sangat dinamis. Jadi, dia menjelaskan, tidak perlu melihat gelombang besar kasus Covid-19, angka harian pun akan naik turun selama beberapa waktu ke depan.
Penurunan yang terjadi, kata dia, juga tidak berbentuk garis yang mulus menurun, tapi adanya peningkatan sedikit itu bisa berpotensi meningkat lebih banyak kasusnya. “Itu harus tetap diwaspadai,” tutur peraih gelar Ph.D Immunogenetics dari Osaka University/Kobe University, Jepang itu.
Guru Besar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Tjandra Yoga Aditama, juga memberi catatan atas klaim penurunan laju kasus penularan Covid-19 di tanah air. “Laju penularan kasus sudah turun atau belum bisa dilihat dengan membandingkan data awal penerapan PPKM Darurat pada 3 Juli dan data per kemarin, 20 Juli,” kata dia, Rabu 21 Juli 2021.
Menurutnya, jika jumlahnya setara atau menjadi lebih rendah, PPKM Darurat bisa disimpulkan berhasil dalam mengendalikan laju penularan. Dia lalu menerangkan, pada hari pertama PPKM Darurat tercatat ada 110.983 orang atau sampel spesimen yang diperiksa dan terdeteksi sebanyak 27.913 kasus Covid-19. Pada 20 Juli, ada 114.674 orang diperiksa dan kasus terkonfirmasi yang muncul sebanyak 38.325.
Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020 itu memaparkan bahwa seharusnya, dengan jumlah sampel spesimen sebesar itu, jumlah kasus terkonfirmasi pada 20 Juli sebesar 114.674/ 110.983 × 27.913 = 28.841.
"Tapi yang tercatat malah 38.325. Ini artinya jelas belum turun, bahkan lebih tinggi dari awal PPKM Darurat, baik secara angka mutlak maupun proporsi,” katanya.