Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Banjir Bandang di Eropa, Ketika Peringatan Dini tak Mencegah Tragedi

image-gnews
Tumpukan puing-puing dan batang pohon menutupi jalanan setelah banjir menerjang Kreuzberg, di Jerman, 17 Juli 2021. REUTERS/Wolfgang Rattay
Tumpukan puing-puing dan batang pohon menutupi jalanan setelah banjir menerjang Kreuzberg, di Jerman, 17 Juli 2021. REUTERS/Wolfgang Rattay
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 10 Juli 2021, empat hari sebelum banjir bandang menyapu wilayah Jerman sebelah barat dan beberapa wilayah di Belgia pada pekan lalu, Hannah Cloke melihat sebuah potensi hujan ekstrem di platform sistem peringatan banjir Eropa. Cloke, ahli hidrologi dan prakirawan banjir di University of Reading, Inggris, termasuk peneliti di platform itu.

“Para peneliti saat itu bodoh sekali sibuk memuji diri sendiri bahwa kami bisa memprediksinya begitu awal,” kata dia.

Peringatan memang telah dirilis tapi peristiwa yang terjadi berikutnya membuat Cloke dkk tercengang: kehancuran dan kematian begitu besar bisa terjadi di wilayah yang selama ini dianggap paling maju dan makmur di dunia. “Kita tidak seharusnya melihat jumlah korban tewas gara-gara banjir yang sebesar ini pada era 2021. Ini seharusnya tidak terjadi,” kata Cloke.

Sempat terhenyak, ilmuwan di Eropa kini bergulat mencari jawab kenapa kawasan itu bisa terpukul sangat parah. Pemandangannya tak berbeda dengan bencana banjir yang biasa terjadi di negara-negara di belahan dunia lainnya. Cloke dkk menguji apakah perubahan iklim yang mendorong bencana itu—dan apa yang mungkin terjadi di masa depan?

Dimulai dari 13 Juli, hujan badai datang dengan curah hujan 150 mm selama 24 jam. Sungai-sungai pun meluap, tumpah ke jalan-jalan dan menyeret banyak mobil. Yang menerjang permukiman bahkan mampu menghanyutkan bangunan. Yang lainnya menyebabkan tanah longsor. Hingga Sabtu, 24 Juli lalu, tercatat setidaknya 210 orang meninggal di Jerman dan Belgia –sebagian besar di Jerman.

Pada 18 juli, Kanselir Jerman Angela Merkel berkunjung ke satu lokasi terdampak yakni Kota Adenau. Menurutnya, apa yang dilihatnya tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata dalam kamus Bahasa Jerman. Pada hari itu juga banjir bandang menerjang Bavaria di Jerman sebelah selatan.

Para peneliti di Eropa mulai mencari-cari faktor iklim, hidrologi dan sosial apa yang berkontribusi kepada bencana yang terjadi. Tapi dalam benak mereka sudah ada tersangka, yakni pemanasan global yang bisa memompa setiap badai tumbuh lebih banyak dan besar. Selain juga perencanaan mitigasi bencana yang terlalu berfokus kepada sungai-sungai besar.

“Padahal masih banyak yang harus dilakukan di saluran yang lebih kecil,” kata William Veerbeek, pakar manajemen banjir kota di IHE Delft Institute for Water Education.

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan telah memperingatkan bahwa perubahan iklim akan berarti banjir yang lebih sering di Eropa dan di belahan lain di dunia. Pemanasan global menjadikan lebih banyak uap air di atmosfer yang bisa dikonversi menjadi curah hujan yang semakin tinggi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Per 2100 nanti, misalnya, dampak banjir di Eropa sudah akan mencapai 48 miliar Euro per tahun, atau naik dari 7,8 miliar Euro saat ini, jika tidak ada yang dilakukan untuk mengendalikannya sejak sekarang. “Adapun jumlah korban jiwa yang terdampak bisa bertambah lebih dari dua kali lipat menjadi 350 ribu,” bunyi keterangan Pusat Riset Bersama di Komisi Eropa.

Sebuah mobil yang terendam sebagian terlihat di jalan yang banjir di Pepinster, Belgia 15 Juli 2021. REUTERS/Bart Biesemans

Fred Hattermann, hidrolog dan pakar banjir di Potsdam Institute for Climate Impact Research, Belanda, mengungkap kalau sebagian sungai di Eropa telah menunjukkan perubahan iklim yang terjadi tersebut. Sepanjang Sungai Danube di Belanda, misalnya, banjir yang biasanya terjadi sekali dalam 50 tahun, kini berubah menjadi dua kali.

Riset terbaru menyebut risiko bisa tumbuh lebih besar lagi jika perubahan iklim sampai memperlambat aliran udara jet di ketinggian yang mengeliling Kutub Utara. Jika ini sampai terjadi, curah hujan bisa lebih dahsyat lagi dan banyak wilayah bakal terpukul lebih parah. Menurut studi yang telah dipublikasi di Geophysical Research Letters, terbit 30 Juni lalu, hujan badai bisa terjadi 14 kali lebih sering pada 2100 dibandingkan di awal abad ini.

Banjir besar sebelumnya di Eropa Utara terjadi pada 2002 yang memicu Komisi Eropa meluncurkan European Flood Awareness System, dengan tujuan menyediakan peringatan dini. Tapi, apa yang terjadi pekan lalu, dan di Belgia terulang pada Sabtu kemarin, menunjukkan bagaimana kecepatan dan intensitas banjir mampu mengejutkan orang-orang terutama di kota-kota yang memiliki aliran sungai yang lebih kecil.

SCIENCE , WASHINGTON POST, REUTERS

Baca juga:
Membandingkan Curah Hujan Penyebab Banjir Zhengzhou, Cologne, dan Jakarta 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apa itu Cloud Seeding yang Diduga Jadi Penyebab Banjir di Dubai?

22 jam lalu

Jalan yang terendam banjir setelah hujan lebat di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. Pusat Meteorologi Nasional mengatakan UEA mengalami curah hujan terberat dalam 24 jam terakhir sejak mulai mengumpulkan data pada tahun 1949, menambahkan bahwa curah hujan tertinggi tercatat di daerah 'Khatm Al Shakla' di Al Ain mencapai 254 mm. Gelombang badai petir yang hebat disertai hujan lebat mempengaruhi sebagian besar kota di UEA pada tanggal 16 April terutama di Dubai, Sharjah dan Al Ain di mana pertandingan leg pertama semifinal Liga Champions Asia antara Klub Al-Ain UEA dan Al-Hilal dari Arab Saudi telah ditunda. EPA-EFE/STRINGER
Apa itu Cloud Seeding yang Diduga Jadi Penyebab Banjir di Dubai?

Mengenal cloud seeding yang diduga menjadi penyebab badai dan banjir di Dubai.


Usai Banjir Lahar Dingin, Warga Gunung Marapi Dibayangi Bencana Hidrometeorologi Akibat Curah Hujan Tinggi

23 jam lalu

Warga membersihkan mobilnya yang terseret banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Sabtu, 6 April 2024. Data Nagari Bukik Batabuah menyebutkan  banjir lahar dingin  yang terjadi pada Jumat (5/4) itu menerjang 17 unit mobil dan sejumlah motor dan 40 rumah, tiga di antaranya rusak berat, serta areal pesawahan dan memutus sementara jalan alternatif mudik Pekanbaru - Padang.   ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Usai Banjir Lahar Dingin, Warga Gunung Marapi Dibayangi Bencana Hidrometeorologi Akibat Curah Hujan Tinggi

Jika curah hujan untuk sepekan ke depan meningkat, maka potensi bencana susulan serupa bisa saja terjadi.


Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

1 hari lalu

Jalan yang terendam banjir setelah hujan lebat di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. Pusat Meteorologi Nasional mengatakan UEA mengalami curah hujan terberat dalam 24 jam terakhir sejak mulai mengumpulkan data pada tahun 1949, menambahkan bahwa curah hujan tertinggi tercatat di daerah 'Khatm Al Shakla' di Al Ain mencapai 254 mm. Gelombang badai petir yang hebat disertai hujan lebat mempengaruhi sebagian besar kota di UEA pada tanggal 16 April terutama di Dubai, Sharjah dan Al Ain di mana pertandingan leg pertama semifinal Liga Champions Asia antara Klub Al-Ain UEA dan Al-Hilal dari Arab Saudi telah ditunda. EPA-EFE/STRINGER
Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

Langkah untuk menyusun jurnal terindeks Scopus, basis data paling bergengsi di dunia akademik, menjadi artikel utama Top 3 Tekno hari ini.


Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

1 hari lalu

Ilustrasi badai taifun yang muncul di Samudera Pasifik. (friendsofnasa.org)
Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.


Bandara Dubai Kembali Beroperasi Usai Banjir, Jalan Masih Ditutup

1 hari lalu

Mobil melewati jalan yang banjir saat hujan badai di Dubai, Uni Emirat Arab, 16 April 2024. REUTERS/Abdel Hadi Ramahi
Bandara Dubai Kembali Beroperasi Usai Banjir, Jalan Masih Ditutup

Banjir yang menerjang Dubai membuat sejumlah penerbangan dihentikan.


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

1 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.


Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

1 hari lalu

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

Menteri Sosial, Tri Rismaharini, mendapat sambutan hangat saat memberikan kuliah umum di Asien-Afrika Institut, Universitt Hamburg, Jerman.


Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

1 hari lalu

Ferienjob. Istimewa
Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

Kini di media sosial muncul berbagai keluhan menyangkut magang mahasiswa di Hungaria dan Republik Ceko.


5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

1 hari lalu

Mobil melewati jalan yang banjir saat hujan badai di Dubai, Uni Emirat Arab, 16 April 2024. REUTERS/Abdel Hadi Ramahi
5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab


Atta Halilintar dan Keluarga Terjebak Banjir di Dubai, Ungkap akan Segera Pulang

2 hari lalu

Atta Halilintar terjebang banjir di Dubai. Foto: Instagram/@attahalilintar
Atta Halilintar dan Keluarga Terjebak Banjir di Dubai, Ungkap akan Segera Pulang

Atta Halilintar dan keluarganya ikut merasakan banjir di Dubai. Salah satu mal yang mereka datangi juga sampai tergenang air.