TEMPO.CO, Jakarta - Spyware Pegasus diketahui telah berhasil menyusup ke dalam beberapa perangkat di dunia. Dilansir dari Forbes, sekitar 50.000 perangkat di dunia telah berhasil disusupi oleh Pegasus.
Spyware tersebut, sebagaimana dilansir dari The Guardian, mampu memata-matai sebuah perangkat selama 24 jam penuh. Tak hanya itu, Pegasus juga mampu mencuri data dan informasi penting dari sebuah perangkat. Bahkan, kedua hal tersebut mampu dilakukan Pegasus tanpa diketahui oleh pengguna Perang.
Pegasus adalah spyware atau perangkat pengintai yang dikembangkan oleh sebuah perusahaan teknologi asal Israel yang benama NSO Group. Spyware tersebut telah disebarkan dan dipasarkan di berbagai belahan dunia. Kemampuannya yang diperkirakan mampu menyusup ke miliaran perangkat menjadi daya tarik utama bagi para pembelinya.
The Guardian melaporkan bahwa versi pertama dari Pegasus berhasil diidentifikasi oleh sekelompok peneliti pada 2016. Pada waktu itu, Pegasus menyusup ke suatu perangkat melalui pesan singkat dan email yang dikirimkan ke suatu perangkat. Dalam pesan singkat tersebut, pengguna Pegasus mengajak pengguna perangkat untuk memencet suatu link yang di dalamnya terdapat spyware Pegasus.
Sejak saat itu, kemampuan penyusunan Pegasus terus dikembangkan. Hingga kini, Pegasus mampu menyusup ke dalam suatu perangkat dengan suatu mekanisme yang disebut sebagai zero-click. Mekanisme tersebut memungkinkan Pegasus menyusup ke dalam perangkat tanpa memerlukan tindakan dari pengguna perangkat.
Kemampuan Pegasus tersebut tentu sangat mengerikan. Lantas bagaimana cara mengetahui apabila perangkat telah disusupi oleh Pegasus?
Dilansir dari Forbes, ada sebuah perangkat lunak yang dikembangkan oleh Amnesty International untuk menangkal serangan Pegasus. Perangkat lunak itu bernama Mobile Verification Toolkit (MVT). Pengembangan perangkat ini merupakan respons Amnesty International terhadap pelanggaran HAM yang mungkin terjadi dengan adanya Pegasus.
MVT dapat diinstal di Android maupun iOS. Namun, dalam proses instalasinya, MVT harus dikompilasikan dengan beberapa perangkat lunak lain. Kompilasi ini hanya dilakukan oleh komputer dengan macOS atau Linux.
Cara kerjanya sendiri mirip dengan beberapa perangkat lunak antivirus pada umumnya. MVT akan mem-backup data dan informasi dalam perangkat. Kemudian, MVT akan memindai semua data dan informasi tersebut untuk mengecek keberadaan Pegasus. Selain itu, MVT juga akan mengecek data panggilan, pesan, dan email yang masuk ke perangkat guna mengetahui keberadaan Pegasus.
Meskipun demikian, sebagaimana dikutip dari Forbes, ancaman spyware tidak perlu dikhawatirkan oleh semua orang. Sebab, sekelompok peneliti teknologi informasi menemukan bahwa Pegasus hanya menyusupi perangkat orang-orang yang memiliki informasi penting saja.
Harga Pegasus yang dibanderol sangat tinggi menjadi penyebabnya. Dengan harga yang sangat tinggi, orang hanya akan menggunakan Pegasus untuk mencari data dan informasi yang sangat berharga saja. Karena itu, Pegasus sebenarnya tidak mengincar jenis perangkat tertentu, melainkan perangkat milik orang-orang tertentu untuk disusupi.
BANGKIT ADHI WIGUNA
Baca juga: Bisa Memata-matai dan Mencuri Data, Apa Sebenarnya Spyware Itu?