TEMPO.CO, Jakarta - Infeksi jamur yang selama ini terkenal sulit diobati, dan mematikan, serta menyebar di rumah panti jompo dan rumah sakit di Amerika Serikat, kini didapati menjadi lebih berbahaya. Sejumlah kasus dari infeksi Candida auris, nama jenis mikroorganisme jamur itu, ditemukan sudah kebal diberi segala pengobatan antijamur yang ada saat ini.
Temuan itu diumumkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat pada pekan lalu. Mereka mengirim alarm dari perkembangan evolusi C. auris di tengah situasi pandemi Covid-19 yang virusnya juga masih terus bermutasi.
Pertama kali teridentifikasi di Jepang pada 2009 lalu, infeksi jamur ini telah berkembang luas di dunia. Candida auris menjadi ancaman bagi para pasien di rumah sakit dan panti yang menderita masalah kesehatan berat atau kritis. Jamur ini akan paling berbahaya ketika memasuki aliran darah, jantung atau otak.
Selama bertahun-tahun, otoritas kesehatan di Amerika Serikat telah memperingatkan tentang keberadaan infeksi jamur yang mampu melawan khasiat obat-obatan ini. Infeksinya didapati saat pengobatan yang biasa digunakan atau diberikan kepada seorang pasien tak memberi efek apapun.
Pada 2019 misalnya, sejumlah dokter mendiagnosis tiga kasusnya di New York. Infeksi tak mempan dilawan menggunakan obat-obatan dalam kelas echinocandins--kelas obat yang disebut-sebut sebagai garis pertahanan akhir.
Dalam laporan terbarunya, diumumkan Jumat 23 Juli 2021, CDC mengatakan menemukan kembali kasus serupa di dua kota lainnya. Mereka tersebar 101 kasus di rumah panti di Washington dan 22 lainnya di dua rumah sakit di Dallas sepanjang periode Januari-April lalu.
CDC tak merinci identitas rumah sakit dan rumah panti itu. CDC hanya menegaskan belum ada keterkaitan bukti di antara kasusnya yang muncul di dua kota itu. Sebanyak tiga pasien di rumah panti dan dua yang di rumah sakit memiliki infeksi panresisten atau tak mempan diberikan seluruh tiga kelas utama pengobatan antijamur.
Dari pasien-pasien itu, dua yang di Dallas dan satu di Washington akhirnya meninggal setelah 30 hari. Sementara infeksi jamur disebut masih terus berkembang. “Ini benar-benar kali pertama kami melihat klaster resistensi obat dimana infeksi-infeksi bermunculan seperti menular di antara pasien,” kata Meghan Lyman dari CDC.