Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tim Mahasiswa Politeknik Negeri Malang Bikin Detektor Makanan Halal

image-gnews
Dua dari empat mahasiswa Politeknik Negeri Malang yang mengembangkan alat deteksi kandungan daging babi, boraks, formalin, dan pewarna tekstil sintetik pada makanan. Dimulai Mei lalu, alat ditargetkan selesai September 2021 untuk mendukung program Wisata Halal. ISTIMEWA
Dua dari empat mahasiswa Politeknik Negeri Malang yang mengembangkan alat deteksi kandungan daging babi, boraks, formalin, dan pewarna tekstil sintetik pada makanan. Dimulai Mei lalu, alat ditargetkan selesai September 2021 untuk mendukung program Wisata Halal. ISTIMEWA
Iklan

MALANG — Tim terdiri dari empat mahasiswa Politeknik Negeri Malang membuat alat detektor kandungan daging babi, boraks, formalin, dan pewarna tekstil sintetik pada makanan melalui Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC). Tim bermaksud mendukung pengembangan program Wisata Halal di daerah tertentu di tanah air.

Keempat mahasiswa itu bernama Nita Uswatun Chasanah Fauziah dan Putra Muara Siregar dari Program Studi Diploma III Teknik Kimia, serta Adian Ilham Ramadhan (Program Studi Diploma III Teknik Telekomunikasi) dan Pranda Prasetyo dari Program Studi Diploma IV Teknik Elektronika. Di bawah bimbingan dosen Christyfani Sindhuwati, pembuatan dan pengembangan alat dipusatkan di Laboratorium Kimia Dasar dan Analisa Instrumental Gedung AQ Politeknik Negeri Malang.

“Alat kami beri nama Bortiks, singkatan dari babi boraks formalin pewarna tekstil,” kata Nita, ketua tim, kepada TEMPO, Jumat pagi, 30 Juli 2021. Dia menambahkan, “Alatnya kami buat sejak Mei lalu dan ditargetkan selesai September nanti.”

Menurut Nita, pembuatan Bortiks juga dilatarbelakangi kemunculan pandemi Covid-19 dan kebijakan penanggulangannya. Adanya pembatasan kegiatan masyarakat dan operasional rumah makan dikhawatirkan memicu persaingan pasar yang sengit. Skenario buruk yang dibayangkan Nita dkk sebagian pedagang bertindak curang dengan memakai bahan pengawet berbahaya seperti boraks dan formalin, serta pewarna tekstil sintetik pada makanan.

Boraks dan formalin membuat makanan bisa bertahan lama. Sedangkan pewarna tekstil berharga murah tapi efektif untuk membuat warna makanan estetik dan tampak segar.

Jadi, kata Nita, pembuatan Bortiks juga bertujuan membantu masyarakat mengenali makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan kanker mulut dan tenggorokan, serta gangguan kronis pada tubuh. “Penjual makanan yang tidak mau rugi akibat kerusakan produk bisa terpicu melakukan kecurangan dengan menggunakan pengawet berbahaya seperti boraks dan formalin,” ujar Nita.

Nita menerangkan, Bortiks bekerja mendeteksi kandungan boraks dan formalin, serta daging babi dan turunannya. Bortiks tersusun dari dua sensor, yaitu sensor gas MQ-138 dan sensor warna TCS3200.

Sensor gas berperan untuk mengetahui kandungan boraks dan formalin pada makanan. Sensor warna berfungsi untuk mengetahui pemakaian pewarna tekstil pada makanan. Pewarna buatan yang harus diwaspadai adalah rhodamin B dan sangat sering ditemukan pada kerupuk, terasi, dan makanan ringan; juga ditemukan pada sirup, manisan, kembang gula, bubur, dan cendol.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kedua sensor tadi dioperasikan dan diprogram khusus melalui mikrokontroler, yakni berupa arduino uno. Mekanisme kerja alat tersebut sederhana: input dibaca oleh sensor dan diproses langsung oleh arduino uno, lalu diperoleh hasil output yang dikirim dan dibaca oleh LCD I2C dan LED yang digunakan sebagai indikator hasil output.

Menurut Nita, teknologi Bortiks mempunyai beberapa keunggulan untuk mendeteksi kandungan daging babi, boraks, formalin, dan pewarna tekstil buatan pada makanan. Bobot Bortiks ringan sehingga gampang dipindahkan dan dipegang. Output berbentuk visual berwarna LED dan juga dari LCD, dengan proses pendeteksian yang relatif cepat.

Pengembangan Bortiks, alat pendeteksi babi boraks formalin pewarna tekstil pada sampel makanan yang sedang dikembangkan tim mahasiswa Politeknik Negeri Malang seperti yang ditunjukkn, Jumat 30 juli 2021. ISTIMEWA

Disebut relatif cepat karena Nita dan timnya belum mengkalkulasi data kecepatan Bortiks selain berdasarkan literatur spesifikasi sensor. Berdasarkan literatur, “Untuk bagian sensor warna waktu ujinya sekitar 5 menit sudah ke luar hasilnya. Secara umum, kami menargetkan kemampuan deteksi Bortiks di bawah 1 jam,” ujar Nita.

Nita dan kawan-kawan bertekad terus mengembangkan kemampuan Bortiks agar bisa dipatenkan. Saat ini mereka sedang berencana mempublikasikan temuan mereka lewat Jurnal Destilat terbitan Politeknik Negeri Malang maupun jurnal ilmiah di luar kampus mereka.

Christyfani Sindhuwati alias Titi, dosen pembimbing, mengatakan PKM-KC merupakan salah satu hajatan tahunan paling ditunggu mahasiswa. Sebagai ajang penerapan hardskill dan softskill, selama pelaksanaan PKM para mahasiswa berlomba memeragakan kemampuan terbaik mereka. “Saya berharap Nita dan kawan-kawan dapat memberikan performa terbaik dalam pengembangan Bortiks supaya lebih inovatif dan bermanfaat besar bagi masyarakat,” kata Titi.

Baca juga:
Simak Spesifikasi Minimum Laptop Merah Putih dari Kementerian Nadiem

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


KPU Ungkap Alasan Launching Pendaftaran Badan Ad Hoc untuk Pilkada 2024 di Depok

19 jam lalu

Ketua KPU Hasyim Asyari (tengah) didampingi anggota KPU (kiri ke kanan) Mochammad Afifuddin, Parsadaan Harahap, Betty Epsilon Idroos dan August Mellaz memimpin rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tingkat nasional Pemilu 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Sabtu 16 Maret 2024. Pada hari ke-18 rapat pleno rekapitulasi tingkat nasional Pemilu 2024, KPU telah mengesahkan perolehan suara nasional pada 32 provinsi. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
KPU Ungkap Alasan Launching Pendaftaran Badan Ad Hoc untuk Pilkada 2024 di Depok

KPU menilai Depok memiliki banyak kampus besar sehingga diharapkan mereka terlibat sebagai penyelenggara dalam pelaksanaan Pilkada 2024.


Dosen ITPLN Diduga Plagiat Artikel Ilmiah Milik Dosen di Cambridge, Kampus Lakukan Investigasi

21 jam lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Dosen ITPLN Diduga Plagiat Artikel Ilmiah Milik Dosen di Cambridge, Kampus Lakukan Investigasi

Selain investigasi terhadap dosen dan mahasiswa, ITPLN juga membentuk komite agar kasus serupa tak terjadi di kemudian hari.


Cerita Mahasiswa Unas Diminta Cantumkan Nama Dosen di Artikel Ilmiahnya

21 jam lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Cerita Mahasiswa Unas Diminta Cantumkan Nama Dosen di Artikel Ilmiahnya

Mahasiswa Unas sebetulnya tidak diwajibkan untuk membuat jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Publikasi Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen, Prakiraan Cuaca BMKG, Gempa Laut Selatan

1 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Publikasi Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen, Prakiraan Cuaca BMKG, Gempa Laut Selatan

Topik tentang dosen mendapat skor angka kredit untuk publikasi ilmiah dalam jurnal nasional menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

2 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.


Untan Sampaikan Hasil Investigasi Kasus Dosen Joki Nilai Selasa, 23 April

3 hari lalu

Ilustrasi Universitas Tanjungpura. Sumber: Untan.ac.id
Untan Sampaikan Hasil Investigasi Kasus Dosen Joki Nilai Selasa, 23 April

Apa hasil investigasi dosen Untan yang diduga menjadi joki nilai?


Tak Hanya Diduga jadi Joki Nilai, Dosen Untan Manfaatkan Mahasiswa S1 untuk Kepentingan Pribadi

3 hari lalu

Ilustrasi Universitas Tanjungpura. Sumber: Untan.ac.id
Tak Hanya Diduga jadi Joki Nilai, Dosen Untan Manfaatkan Mahasiswa S1 untuk Kepentingan Pribadi

Dosen yang sebelumnya diduga jadi joki mahasiswa S2 FISIP Untan juga kerap memanfaatkan mahasiswa S1 dalam penulisan jurnal tanpa mencantumkan nama.


Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

5 hari lalu

Mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta untuk memperingati Hari Warisan Dunia Kamis 18 April 2024. Dok.istimewa
Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

Tak kurang 80 mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta pada Kamis 18 April 2024.


Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

5 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

Program studi Biologi di Universitas Gadjah Mada (UGM) tempati urutan 1 terbaik se-Indonesia dan masuk daftar 501-550 terbaik di dunia.


Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

6 hari lalu

Ferienjob. Istimewa
Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

Kini di media sosial muncul berbagai keluhan menyangkut magang mahasiswa di Hungaria dan Republik Ceko.