Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sisilia Catat Suhu Udara 48,8 Derajat Celsius, Rekor Baru Suhu Panas Eropa

image-gnews
Warga melihat kebakaran hutan di desa Lasdikas dekat situs Olimpiade, Yunani, 5 Agustus 2021. Kebakaran membuat langit di Athena berubah menjadi gelap sepanjang hari. REUTERS/Giorgos Moutafis
Warga melihat kebakaran hutan di desa Lasdikas dekat situs Olimpiade, Yunani, 5 Agustus 2021. Kebakaran membuat langit di Athena berubah menjadi gelap sepanjang hari. REUTERS/Giorgos Moutafis
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Suhu terpanas yang pernah terukur di Eropa dilaporkan terjadi pada 11 Agustus 2021. Kota Syracuse di Pulau Sisilia, Italia, mencatat suhu udara 48,8 derajat Celsius, atau 0,8 derajat lebih tinggi daripada rekor suhu panas sebelumnya di benua biru.

Suhu udara terpanas juga dicatat di bagian lain di dunia pada hari yang sama. Di Tunisia, ibu kotanya, Tunis, menyentuh angka 49 derajat. Yang ini lebih tinggi hingga dua derajat daripada rekor sebelumnya 46,8 derajat Celsius pada 1982.

Catatan suhu ekstrem di Eropa selatan dan Afrika utara ini hampir bisa dipastikan karena pemanaan global. Cuaca panas dan kering itu pula yang telah memicu kebakaran hutan dan lahan di banyak lokasi.

Di Italia, misalnya, status darurat kebakaran telah dideklarasikan. Sedang di Yunani, sebanyak ribuan orang harus dievakuasi dari Pulau Evia yang semakin dikepung api karena kebakaran yang meluas.

Penyebab langsung dari gelombang panas yang terjadi itu adalah pusat tekanan tinggi yang memanjang di atas kawasan Mediterania, membentuk apa yang dikenal sebagai kubah panas.

Apa yang terjadi saat ini mengingatkan saat suhu udara Prancis menembus rekor baru 45 derajat Celsius pada Juni 2019 lalu. “Analisis kami waktu itu telah menyatakan kalau kejadian seperti itu bisa lima kali lebih sering karena perubahan iklim,” kata Peter Stott dari Badan Meteorologi Inggris Raya.

Dia menambahkan, “Meski kami belum mampu melakukan studi yang lebih dalam, saya kira sudah jelas kalau perubahan iklim telah membuatnya lebih ekstrem lagi.” Stott menunjuk peristiwa yang sekarang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berdasarkan catatan Badan Meteorologi Dunia, rekor suhu terpanas di Eropa sebelumnya adalah 48 derajat Celsius yang dicatat di Athena, Yunani, pada 1977. Pencatatan rekor yang terbaru harus melalui validasi oleh WMO sebelum diakui secara resmi, yang artinya memeriksa akurasi stasiun cuaca dan setelan instrumen-instrumennya.

Pantai Le Capannine di pinggiran selatan Catania, Italia, hancur oleh kebakaran hutan yang merangsek di dekat kota.

Maximiliano Herrera, yang mengamati kejadian-kejadian suhu ekstrem di dunia, mengatakan stasiun cuaca di Italia memiliki instrumen berkualitas tinggi dan terpelihara baik. Menurutnya, catatan suhu panas terbaru bakal terkonfirmasi.

Berdasarkan laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim yang terbit awal pekan ini, Bumi memang telah menghangat 1,09 derajat Celsius di atas level suhu udara rata-rata 1850-1900 lalu. Pemanasan global ini menciptakan cuaca ekstrem seperti gelombang panas terbentuk lebih sering, dan lebih parah.

NEW SCIENTISTS

Baca juga:
Membandingkan Banjir Dahsyat Zhengzhou Cina, Cologne Jerman, dan Jakarta Indonesia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

8 jam lalu

Penduduk lokal dan wisatawan saling menembakan pistol air saat merayakan hari raya Songkran yang menandai Tahun Baru Thailand di Bangkok, Thailand, 13 April 2024. REUTERS/Chalinee Thirasupa
30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

Thailand mencatat cuaca panas menyebabkan 30 orang tewas sejak awal Januari hingga April 2024.


10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

14 jam lalu

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah? Foto: Canva
10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?


Prabowo-Gibran Dilantik Oktober 2024, Ini Sosok yang Pertama Kali Menggagas Sumpah Jabatan

20 jam lalu

Enam penjabat Walikota dan Bupati diambil sumpah saat dilantik oleh penjabat Gubernur Bey Machmudin di Aula Barat Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, 20 September 2023. Enam kepala daerah sisa masa jabatan 2023-2024 yang dilantik adalah Pj Walikota Bekasi Gani Muhammad, Pj Walikota Sukabumi Kusmana Hartadji, Pj Walikota Bandung Bambang Tirtoyuliono, Pj Bupati Bandung Barat Arsan Latif, Pj Bupati Sumedang Herman Suryatman, dan Pj Bupati Purwakarta Benny Irwan. TEMPO/Prima Mulia
Prabowo-Gibran Dilantik Oktober 2024, Ini Sosok yang Pertama Kali Menggagas Sumpah Jabatan

Ritual sumpah jabatan, yang akan dilakukan Prabowo dan Gibran pertama kali dilakukan pada ribuan tahun lalu. Ini sosok yang mencetuskannya


Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

1 hari lalu

Seniman JR, yang mendesain sleeper train L'Observatoire milik Venice Simplon-Orient-Express. (dok. Belmond)
Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

Sleeper train L'Observatoire Venice Simplon-Orient-Express mulai beroperasi tahun 202


Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

1 hari lalu

Seniman JR, yang mendesain sleeper train L'Observatoire milik Venice Simplon-Orient-Express. (dok. Belmond)
Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

Venice Simplon-Orient-Express pertama kalinya menghadirkan sleeper train yang dirancang khusus oleh seniman


Air Pasang Fase Bulan Purnama, Wilayah Mana Saja yang Berpotensi Dilanda Banjir Rob?

1 hari lalu

Warga melintasi banjir rob yang selalu menggenangi salah satu jalan Desa Bedono, Sayung, Demak, Ahad, 31 Maret 2024. Sejak tahun 1996 abrasi semakin parah, penurunan daratan mencapai 30 cm per tahun, area kampung tersebut banyak tenggelam air laut sehingga warga banyak yang pindah ke desa lain. TEMPO/Budi Purwanto
Air Pasang Fase Bulan Purnama, Wilayah Mana Saja yang Berpotensi Dilanda Banjir Rob?

BMKG memetakan potensi banjir rob di berbagai wilayah selama fase bulan purnama. Masyarakat pesisir diminta waspada.


7 Hal yang Perlu Diketahui Saat Traveling ke Yunani

2 hari lalu

Pemandangan Gunung Lycabettus, Athena, Yunani. Unsplash.com/Lazarescu Alexandra
7 Hal yang Perlu Diketahui Saat Traveling ke Yunani

Ada beberapa hal yang harus diketahui wisatawan sebeulum berkunjung Yunani


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

3 hari lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.


Sejarah Persia Jadi Iran, Bagaimana Syiah jadi Aliran Mayoritas di Negara Itu?

6 hari lalu

Warga Iran merayakan di jalan, setelah serangan IRGC terhadap Israel, di Teheran, Iran, 14 April 2024. Majid Asgaripour/WANA
Sejarah Persia Jadi Iran, Bagaimana Syiah jadi Aliran Mayoritas di Negara Itu?

Iran dulunya merupakan bagian dari kekaisaran Persia. Lalu berganti nama. Salah satu paham aliran Syiah tumbuh paling subur di negara tersebut.


Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

7 hari lalu

Ilustrasi badai taifun yang muncul di Samudera Pasifik. (friendsofnasa.org)
Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.