TEMPO.CO, Yogyakarta - Gunung Merapi mengeluarkan rangkaian awan panas guguran terjauhnya dengan jarak luncur maksimum 3,5 kilometer pada Senin pagi, 16 Agustus 2021.
Sejumlah wilayah di Kabupaten Magelang terdampak hujan abu yang relatif tebal dibanding hujan abu akibat awan panas guguran yang selama ini jarak luncurnya maksimal tiga kilometer.
"Kejadian awan panas guguran ini yang terjauh kedua dengan jarak luncur 3,5 kilometer setelah yang pertama terjadi pada tanggal 27 Januari 2021," kata Kepala Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida Senin.
BPPTKG mencatat awan panas guguran Merapi pagi ini dimulai pukul 05.36 WIB tercatat di seismogram dengan amplitudo milimeter dan durasi 165 detik. Jarak luncur 2.000 meter ke arah barat daya.
Tak lama, menyusul awan panas guguran pukul 05.53 WIB tercatat di seismogram dengan amplitudo 66 milimeter, durasi 289 detik, dan tinggi kolom hingga 600 meter dari puncak dengan jarak luncur 3.500 meter ke arah barat daya.
Dari laporan yang tercatat oleh Pusat Pengendali Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, erupsi pagi ini mengakibatkan hujan abu di beberapa wilayah kawasan rawan bencana Merapi dan sekitarnya.
Hujan abu dengan intensitas sedang-tebal terjadi di Kecamatan Dukun, meliputi Desa Krinjing, Desa Paten, Desa Sengi, dan Desa Banyudono. Hujan abu intensitas sedang-tebal juga menerjang Kecamatan Sawangan, seperti di Desa Kapuhan, Desa Mangunsari, Desa Soronalan, dan Desa Ketep.
Adapun di Kecamatan Tegalrejo hujan abu sedang terjadi di Desa Tegalrejo, Desa Kebonagung, dan Desa Ngadirejo.
BPBD Kabupaten Magelang sendiri terus memantau wilayah terdampak melalui perangkat CCTV Merapi dan radio komunikasi. BPPTKG menyatakan status Merapi tetap di Level III atau Siaga dan masyarakat diimbau tetap tenang dan waspada.
Baca:
Dua Kubah Lava Gunung Merapi Ancam Semburkan Awan Panas Dahsyat