TEMPO.CO, Jakarta - Pernahkah Anda mencari sebuah informasi di mesin pencarian, namun saat menemukan sebuah situs yang menyediakan informasi yang Anda inginkan, laman tersebut tidak dapat diakses dan menampilkan pesan “Error 404 Not Found”.
Mungkin Anda akan merasa kecewa, apalagi jika halaman tersebut merupakan satu-satunya sumber informasi yang ada. Tapi tahukah Anda bagaimana sejarah Error 404 atau disebut juga dengan Room 404, yang dulu kerap dikaitkan dengan kejadian nasib sial ini?
“Error 404 Not Found pernah dianggap sebagai hal yang mengerikan yang telah menghantui layar monitor di seluruh dunia selama beberapa dekade,” begitu bunyi artikelTheHistoryBehindThe 404 ErrorMissingLink dikutip Tempo dari historyofyesterday.com
History of Yesterday melaporkan bahkan 404 Page Not Found dianggap sebagai kuburan laman situs web yang telah mati, dan memaksa Anda untuk mengunjungi kuburan tersebut. Fakta menariknya adalah 404 Page Not Found merupakan salah satu laman yang paling sering mendapatkan klik, karena sebagian besar situs web dapat memiliki beberapa tautan rusak baru setiap harinya.
Sejarah Room 404 telah dimulai antara 1981 dan 1992. Saat bekerja di CERN, penemu World Wide Web Tim Berners-Lee dan co-developer Robert Cailliau menciptakan sistem baru untuk melihat dan mendistribusikan informasi berdasarkan hypertext.
Mereka harus menanggapi permintaan yang berbeda dengan mengalokasikan file dan mentransfernya ke seluruh web, tetapi mereka melakukannya secara manual.
Tak lama berselang, mereka akhirnya kewalahan dan tidak dapat menanggapi semua permintaan yang dikirim melalui web. Terlalu banyak pengguna yang gagal memasukkan data yang benar dan akhirnya mengirimkan nama file yang salah. Karena masalah yang sama terus terjadi, para ilmuwan memperbarui sistem mereka dengan mengembangkan pesan untuk pengguna yang mengirim permintaan dengan nama file yang salah. Pesan itu adalah sebagai berikut:
“Room 404: file not found.”
Pesan itu kemudian menjadi populer dan sering dikaitkan dengan hal-hal mitos yang menyeramkan. Bahkan muncul dugaan bahwa nama Room 404 merupakan sebuah kamar yang terdapat di CERN di mana Robert dan timnya bekerja di sebuah kantor yang berdiri di lantai empat gedung tersebut.
Robert Cailliau telah menyanggah mitos tentang 404 yang dinamai berdasarkan ruang server di CERN. “Nomor 404 tidak pernah dikaitkan dengan ruangan atau lokasi fisik mana pun di CERN. Itu sepenuhnya mitos,” kata Robert dikutip Tempo dari historyofyesterday.com.
Robert memutuskan untuk tutup mulut terkait dari mana nama 404 didapat. Sikap diam Robert menimbulkan spekulasi bahwa nama tersebut terinspirasi dari pesawat-pesawat dengan kode penerbangan 404 yang hilang atau kecelakaan.
Pada Agustus 1989, penerbangan PK404 menghilang tak lama setelah lepas landas, dan pada Oktober 1990 Tim Berners-Lee mulai menulis kode untuk program klien, browser editor yang dia sebut World Wide Web, di komputer NeXT barunya.
Kemudian pada November 1990 penerbangan Alitalia 404 jatuh di Swiss. Dan pada Desember 1990 situs web pertama, nxoc01.cern.ch, ditayangkan. Keterkaitan inilah yang menyebabkan banyak orang beberapa dekade belakangan merasa takut saat mendapati laman yang mereka kunjungi diarahkan ke laman Room 404, Page Not Found, yang dianggap sebagai dead end page.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca juga: 6 Cara Mengatasi 404 Not Found Saat Mengakses Internet