TEMPO.CO, Yogyakarta - Raja Keraton yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan masyarakat di lereng-lereng terdekat dengan puncak Gunung Merapi belum perlu kembali ke pengungsian menyusul makin intensnya aktivitas erupsi belakangan terakhir.
"Saya kira masyarakat (di lereng terdekat puncak) saat ini belum perlu meninggalkan tempat tinggalnya untuk kembali ke pengungsian," kata Sultan HB X di Yogyakarta, Senin, 16 Agustus 2021.
Gunung Merapi mengeluarkan rangkaian awan panas guguran terjauhnya dengan jarak luncur maksimum 3,5 kilometer pada Senin pagi. Awan panas guguran ini yang terjauh kedua dengan jarak luncur 3,5 kilometer setelah yang pertama terjadi pada tanggal 27 Januari 2021 lalu.
Sultan mengatakan sejauh ini sejak statusnya naik pada 5 November 2020 lalu dari Level II (Waspada) ke Level III (Siaga), pergerakan aktivitas Merapi belum tampak mengarah pada kondisi yang mendesak bagi pemerintah untuk mengeluarkan keputusan agar warga segera mengungsi lagi. "Perkiraan sementara dampak aktivitas erupsi Merapi masih di sekitar wilayah (rawan bencana sesuai rekomendasi BPPTKG) itu saja," kata Sultan.
Sultan mengatakan soal Merapi pihaknya akan senantiasa mengacu rekomendasi dari Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta. Ketika BPPTKG belum menyatakan sinyal bahaya, maka pemerintah DIY belum akan membuat keputusan apapun. "Kami menunggu rekomendasi BPPTKG dulu, karena kami tak bisa memprediksi potensi bahayanya," kata Sultan.
Ratusan pengungsi dari sejumlah wilayah lereng Merapi di Kabupaten Sleman yang diungsikan pada 27 Januari 2021 saat terjadi erupsi yang mengarah ke lereng barat daya atau ke hulu Sungai Boyong, Sungai Krasak, Sungai Bedog, Sungai Bebeng dan Sungai Putih sudah dipulangkan pada Februari 2021 silam.
Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida mengatakan pada Senin ini 11 desa dari tiga kecamatan di wilayah di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, terdampak hujan abu relatif tebal Senin pagi ini.
Dari periode pengamatan 00.00-12.00 teramati tiga kali awan panas guguran dengan jarak luncur 2.000-3.500 meter mengarah ke barat daya dan sepuluh kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter ke arah barat daya.
BPPTKG menyatakan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal tiga kilometer ke arah Sungai Woro dan sejauh lima kilometer ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.
Baca:
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas 3,5 Kilometer, Hujan Abu Selimuti 11 Desa