Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ganasnya Kebakaran Hutan Kini, Malam-malam Tetap Berkobar

image-gnews
Petugas pemadam kebakaran berusaha melindungi pemukiman warga yang dekat dengan kebakaran hutan di Deer Park, California, 27 September 2020. Hingga saat ini, lebih dari 1,4 juta hektare lahan hangus akibat kebakaran hutan di California sepanjang 2020. REUTERS/Adrees Latif
Petugas pemadam kebakaran berusaha melindungi pemukiman warga yang dekat dengan kebakaran hutan di Deer Park, California, 27 September 2020. Hingga saat ini, lebih dari 1,4 juta hektare lahan hangus akibat kebakaran hutan di California sepanjang 2020. REUTERS/Adrees Latif
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Udara malam di Amerika Serikat sebelah barat kini terukur lebih panas dan kering, yang membuat lebih sulit menghentikan kebakaran hutan dan lahan di wilayah itu. Sejumlah petugas pemadam memberi kesaksian kalau api membara hingga malam, dan paginya menjadi lebih kuat daripada peristiwa-peristiwa kebakaran sebelumnya.

Riset terbaru mengkonfirmasi kesaksian itu dan menemukan adanya perubahan yang sangat dramatis pada udara malam hanya dalam beberapa dekade. Mengeringnya udara malam, atau defisit tekanan uap air, telah meningkat tajam dalam 40 tahun terakhir—bahkan hingga sebesar 50 persen di atas rata-rata defisit tekanan uap air pada 1980-an di Sierra Nevada selatan.

“Saya terkejut—ini tidak biasa mendapati perubahan data geofisika yang dramatis,” kata Andrew Chiodi, peneliti dari University of Washington, AS, yang melakukan riset tersebut dalam pernyataannya di awal bulan ini. Chiodi dan timnya mempublikasikan hasil risetnya itu dalam jurnal Geophysical Research Letters pada 15 Juli 2021.

Cuaca panas, kering memanggang lanskap, menciptakan lebih banyak ‘bahan bakar’ untuk kebakaran hutan dan lahan bertahan lebih lama. Biasanya, suhu udara di wilayah Amerika Serikat bagian barat turun menjadi sedikit lebih dingin dan bertambah lembap setiap malam. Vegetasi menyerap sebagian udara basah itu, membuatnya tak mudah terbakar.

Biasaya pula, kondisi seperti itu akan memberi petugas pemadam kesempatan untuk menarik napas pada malam, atau memberi mereka kesempatan untuk bergerak mendahului api yang melambat. Seperti dituturkan Chiodi, malam adalah waktu yang penting dalam manajemen kebakaran hutan dan lahan.

“Ketika api tak bisa berkembang pada malam, petugas pemadam berkesempatan untuk beristirahat, menggerakkan peralatan, dan menyusun strategi,” kata Chiodi. Tapi kini, dia menambahkan, “Mereka kehilangan kesempatan itu.”

Pada Rabu malam, 4 Agustus 2021, misalnya, Dixie Fire tumbuh eksplosif sepanjang malam. Api melumat sebagian besar wilayah Kota Greenville, kota yang pernah terkenal dengan tambang emasnya di California. “Kita kehilangan Greenvlle malam mini,” seperti dikatakan Doug LaMalfa, anggota parlemen Amerika dari Partai Republik dalam unggahannya di Facebook 5 Agustus 2021.

Saat itu dilaporkan kalau api tetap aktif—dan bahkan di beberapa titik sangat aktif—sepanjang malam dan terus begitu pada malam berikutnya.

Dixie adalah sebutan untuk wilayah di Amerika Serikat bagian selatan. Dixie Fire bermula dari California Utara pada Juli lalu. Per Jumat 14 Agustus 2021, kebakaran telah membumi hangus empat wilayah seluas hampir 210 ribu hektare, termasuk di dalamnya dua hutan nasional dan satu taman nasional. Per Jumat itu, kobaran api baru berhasil dikurangi 31 persen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kondisi pemukiman warga yang hangus akibat kebakaran hutan di Greenville, California, AS, 5 Agustus 2021. Kebakaran hutan telah membuat kota Greenville seperti abu. REUTERS/Fred Greaves

LaMalfa selama ini skeptis terhadap perubahan iklim dan dampaknya. Tapi bukti semakin kuat menunjukkan musim kebakaran hutan California tumbuh semakin lama dan semakin intensif seiring dengan pemanasan global. Pada 2020 adalah rekor luasan hutan dan lahan yang terbakar dalam satu musim. Luasannya bertambah dua kali lipat daripada rekor sebelumnya.

‘Kami melihat perilaku api yang benar-benar menakutkan…Kami memiliki banyak veteran petugas pemadam yang telah bertugas selama 20, 30 tahun dan belum pernah melihat perilaku seperti ini,” kata Chris Carlton, supervisor di Plumas National Forest saat memberikan perkembangan terkini dari Dixie Fire pada 5 Agustus lalu. Saat itu Carlton melukiskan perilaku itu sebagai ekstrem.

Sementara ada faktor-faktor lain yang belum dipahami para peneliti, perubahan iklim diyakini berperan dalam membuat kebakaran bisa tetap membara setiap malam. Suhu udara rata-rata di California telah meningkat lebih cepat daripada kenaikan suhu rata-rata global. Bahkan kenaikan suhu udara yang terjadi pada malam lebih tajam daripada kenaikan suhu udara siang.

Seorang petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api di dekat Marmaris, Turki, 1 Agustus 2021. [REUTERS/Umit Bektas]

Malam-malam yang kini lebih panas juga terjadi di bagian lain di dunia. Di Turki, api kebakaran hutan tak terkendali hingga akhirnya menjamah pembangkit listrik tenaga uap berbahan bakar batu bara pada malam yang sama Dixie Fire melalap Greenville.

THE VERGE, NBC, AGUPUBS

Baca juga:
Riset Temukan Polusi Udara Kebakaran Hutan di Balik Kematian 748 Pasien Covid-19 di Amerika

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Biden, Obama dan Clinton Dicemooh karena Bela Israel dalam Penggalangan Dana Terbesar Demokrat

6 jam lalu

Presiden AS Joe Biden besama mantan presiden AS Barack Obama meninggalkan Air Force One di Bandara Internasional John F Kennedy di New York, AS 28 Maret 2024. REUTERS
Biden, Obama dan Clinton Dicemooh karena Bela Israel dalam Penggalangan Dana Terbesar Demokrat

Joe Biden, Barack Obama dan Bill Clinton dicemooh demonstran atas dukungannya terhadap serangan Israel ke Gaza


Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

9 jam lalu

Duta Besar RI untuk Federasi Rusia, Jose Tavares. ANTARA/HO-KBRI Moskow.
Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia


WhatsApp Aplikasi Perpesanan Paling Populer, Semua Bermula di Sebuah Garasi Rumah pada 2009

9 jam lalu

Pendiri WhatsApp, Brian Acton. successstory.com
WhatsApp Aplikasi Perpesanan Paling Populer, Semua Bermula di Sebuah Garasi Rumah pada 2009

WhatsApp dibuat 2 mantan karyawan Yahoo, Brian Acton dan Jan Koum pada 2009 di sebuah garasi rumah di California. Begini perkembangannya.


Deretan Kontroversi Diva Nyentrik Lady Gaga

10 jam lalu

Lady Gaga dan Joaquin Phoenix dalam film Joker: Folie a Deux. Foto: Instagram/@toddphillips
Deretan Kontroversi Diva Nyentrik Lady Gaga

Lady Gaga, diva bernama asli Stefani Joanne Agelina Germanotta ini juga kerap mendulang atensi karena sederet kontroversinya.


Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

10 jam lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."


Lady Gaga: Diva Nyentrik yang Menapaki 38 Tahun

10 jam lalu

Lady Gaga saat menghadiri acara Piala Oscar di Hollywood, Los Angeles, California, 13 Maret 2023. REUTERS/Eric Gaillard
Lady Gaga: Diva Nyentrik yang Menapaki 38 Tahun

Bintang nyentrik Lady Gaga, penyanyi, penulis lagu dan aktris kini tengah dinanti aktingnya di film Joker: Folie a Deux yang masuk proses tahap akhir.


Jenderal AS: Kami Tak Bersedia Beri Israel Senjata Apa Pun yang Diinginkan Saat Ini

11 jam lalu

Jenderal Charles Q. Brown Junior. REUTERS
Jenderal AS: Kami Tak Bersedia Beri Israel Senjata Apa Pun yang Diinginkan Saat Ini

Jenderal militer AS mengatakan bahwa Washington belum memberikan semua senjata yang diminta Israel, karena AS tidak bersedia memberikannya saat ini


Top 3 Dunia: Dugaan WNI di Kapal Penabrak Jembatan Baltimore, Warga AS Tak Setujui Serangan Israel

14 jam lalu

Bagian dari jembatan Francis Scott Key yang runtuh setelah ditabrak kapal kontainer Dali di Baltimore, Maryland, AS, 26 Maret 2024. Insiden ini menyebabkan sebagian besar Jembatan Francis Scott Key runtuh yang menyebabkan beberapa kendaraan yang melintasi terperosok ke Sungai Patapsco. U.S. Army Corps of Engineers/Handout via REUTERS
Top 3 Dunia: Dugaan WNI di Kapal Penabrak Jembatan Baltimore, Warga AS Tak Setujui Serangan Israel

Top 3 dunia adalah Kemlu dalami dugaan adanya WNI di kapal penabrak di Baltimore, warga AS tak setuju serangan Israel, jenazah ABK WNI dipulangkan.


Ragam Respons Atas Resolusi DK PBB Agar Gencatan Senjata di Gaza Selama Ramadan

20 jam lalu

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) akhirnya menyetujui resolusi gencatan senjata segera antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas.
Ragam Respons Atas Resolusi DK PBB Agar Gencatan Senjata di Gaza Selama Ramadan

Resolusi DK PBB ini disahkan dengan skor 14-0 usai Amerika Serikat abstain, tidak menggunakan hak vetonya.


WNI Disebut Jadi Kapten Kapal Penabrak Jembatan Baltimore, Ini Penjelasan Kemlu

1 hari lalu

Pemandangan udara dari kapal kargo Dali yang menabrak Jembatan Francis Scott Key, menyebabkannya runtuh di Baltimore, Maryland, AS, 26 Maret 2024. Maryland National Guard/Handout via REUTERS
WNI Disebut Jadi Kapten Kapal Penabrak Jembatan Baltimore, Ini Penjelasan Kemlu

Kementerian Luar Negeri menjelaskan ihwal WNI yang disebut menjadi kapten kapal yang menabrak jembatan di Baltimore, Amerika Serikat.