Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Konflik di Afghanistan: Ini Respons Facebook, Twitter, YouTube

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pengambilalihan pemerintahan oleh Taliban di Afghanistan menimbulkan tantangan baru bagi perusahaan teknologi besar Amerika Serkat. Tantangan tersebut adalah menangani konten yang dibuat oleh Taliban.

Raksasa media sosial Facebook mengkonfirmasi pada Senin, 16 Agustus 2021, bahwa mereka menunjuk Taliban sebagai kelompok teroris dan melarang konten yang mendukungnya di platformnya. Namun, anggota Taliban dilaporkan terus menggunakan layanan pesan terenkripsi end-to-end besutan Facebook, WhatsApp, untuk berkomunikasi langsung dengan warga Afghanistan. 

Seorang juru bicara Facebook menjelaskan pihaknya telah memantau dengan cermat situasi di negara itu. WhatsApp, kata dia, akan mengambil tindakan pada setiap akun yang ditemukan terkait dengan organisasi yang terkena sanksi di Afghanistan. “Yang dapat mencakup penghapusan akun,” ujar dia, seperti dikutip Gadgets NDTV, Selasa, 17 Agustus 2021.

Facebook, sebelumnya telah lama dikritik karena gagal memerangi ujaran kebencian di Myanmar. Perusahaan besutan Mark Zuckerberg itu saat itu menerangkan bahwa kudeta meningkatkan risiko kerugian offline dan sejarah pelanggaran hak asasi manusia berkontribusi pada larangan militer yang berkuasa atau Tatmadaw, di Myanmar. 

Perusahaan itu, yang mendapat kecaman dari pembuat undang-undang dan regulator global karena pengaruh politik dan ekonomi mereka yang besar, serta disebut-sebut seringkali bergantung pada penunjukan negara atau pengakuan internasional resmi untuk menentukan siapa yang diizinkan di situs mereka. 

Sementara di Twitter, juru bicara Taliban dengan ratusan ribu pengikut telah bebas mengunggah pembaruan selama pengambilalihan pemerintah negara itu.

Ketika ditanya tentang penggunaan platform oleh Taliban, perusahaan menunjukkan kebijakannya terhadap organisasi kekerasan dan perilaku kebencian, tapi tidak menjawab pertanyaan Reuters tentang bagaimana membuat klasifikasinya. “Aturan Twitter mengatakan tidak mengizinkan kelompok yang mempromosikan terorisme atau kekerasan terhadap warga sipil,” katanya.

Kembalinya Taliban telah menimbulkan kekhawatiran akan menindak kebebasan berbicara dan hak asasi manusia, terutama hak-hak perempuan. Bahkan negara itu disebut-sebut bisa menjadi surga bagi terorisme global. 

Para pejabat Taliban telah mengeluarkan pernyataan yang mengatakan mereka menginginkan hubungan internasional yang damai dan telah berjanji untuk melindungi warga Afghanistan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sedangkan YouTube menolak berkomentar mengenai konflik yang terjadi di Afghanistan. Media sosial besutan Google itu hanya menjelaskan layanan berbagi videonya bergantung pada pemerintah untuk mendefinisikan Organisasi Teroris Asing (FTO) untuk memandu penegakan aturan situs terhadap kelompok kriminal kekerasan.

YouTube menunjuk ke daftar FTO Departemen Luar Negeri Amerika di mana Taliban bukan termasuk dalam anggotanya. Amerika malah mengklasifikasikan Taliban sebagai Teroris Global yang Ditunjuk Secara Khusus, yang membekukan aset Amerika dari mereka yang masuk daftar hitam dan melarang orang Amerika bekerja dengan mereka. 

Masalah semakin rumit, meskipun sebagian besar negara menunjukkan sedikit tanda bahwa mereka akan mengakui kelompok itu secara diplomatis. Posisi Taliban di panggung dunia mungkin belum bergeser saat mereka memperkuat kendali.

Peneliti keamanan Asia Selatan dan kandidat doktor di University of Edinburgh, Skotlandia, Sinan Siyech, menerangkan Taliban agaknya merupakan pemain yang diterima di tingkat hubungan internasional. Penjelasan itu, kata dia, menunjuk pada pembicaraan yang telah diadakan Cina dan Amerika Serikat dengan kelompok itu. 

Menurut Siyech, jika pengakuan itu masuk, maka bagi perusahaan seperti Twitter atau Facebook harusnya membuat keputusan subjektif bahwa kelompok tersebut buruk. “Dan mereka tidak akan menampung mereka,” tutur dia.

GADGETS NDTV | REUTERS

Baca:
Afghanistan: Nekat Terbang Bergantungan di Pesawat, 3 Orang Dilaporkan Jatuh

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kisah Pendukung Timnas Indonesia Tertipu Calo Tiket

2 hari lalu

Seorang pendukung Timnas Indonesia bernama Ardiansyah menunjukkan bukti penipuan calo tiket di media sosial, Jakarta, Selasa, 10 September 2024. Foto: ANTARA/Luthfia Miranda Putri
Kisah Pendukung Timnas Indonesia Tertipu Calo Tiket

Ardiansyah kehilangan Rp 600 ribu karena tertipu calo tiket pertandingan Timnas Indonesia vs Australia


Begini Cara Meta Akan Bikin WhatsApp dan Messenger Bisa Saling Chat

3 hari lalu

Tampilan di Whatsapp dan Messenger untuk kemampuan keduanya untuk bisa saling bertukar pesan. Dok.Meta
Begini Cara Meta Akan Bikin WhatsApp dan Messenger Bisa Saling Chat

Meta mengumumkan terobosan itu, membuat WhatsApp dan Messenger yang bersifat interoperabel, mengikuti ketentuan Digital Market Act di Uni Eropa.


1.000 Tayangan Reels Facebook Berapa Rupiah? Ini Informasinya

3 hari lalu

Cara download video Facebook di HP bisa dilakukan dengan mudah tanpa aplikasi. Anda hanya tinggal mengcopy tautan video Facebook.  Foto: Canva
1.000 Tayangan Reels Facebook Berapa Rupiah? Ini Informasinya

Bagi seorang konten kreator, penting mengetahui 1.000 tayangan reels FB berapa rupiah. Hal ini bisa menjadi panduan untuk membuat konten yang bagus.


10 Mantan Petinggi Militer AS Dukung Kamala Harris, Sebut Trump 'Bahaya'

3 hari lalu

Wakil Presiden AS dan calon presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris dan pasangannya yang baru terpilih sebagai wakil presiden Gubernur Minnesota Tim Walz naik panggung saat kampanye di Philadelphia, Pennsylvania, AS, 6 Agustus 2024. REUTERS/Kevin Lamarque
10 Mantan Petinggi Militer AS Dukung Kamala Harris, Sebut Trump 'Bahaya'

Para pensiunan jenderal mengatakan bahwa Kamala Harris adalah satu-satunya kandidat presiden yang cocok menjabat panglima tertinggi negara.


Profil Nikocado Avocado, YouTuber Mukbang yang Turun Berat Badan 114 Kg

4 hari lalu

Transformasi Nikocado Avocado, YouTuber mukbang yang menurunkan berat badan 114 kilogram. Foto: YouTube Nikocado Avocado
Profil Nikocado Avocado, YouTuber Mukbang yang Turun Berat Badan 114 Kg

Profil Nikocado Avocado, YouTuber mukbang kelahiran Ukraina yang berhasil menurunkan berat badan 114 kilogram.


Peluncuran iPhone 16 Bisa Disaksikan di Saluran YouTube Resmi Apple

4 hari lalu

Apple bakal memperkenalkan perangkat terbarunya, seri iPhone 16, pada Senin, 9 September 2024, pukul 1 PM ET atau Selasa pukul 00.00 WIB, melalui salurannya di YouTube. (The Verge)
Peluncuran iPhone 16 Bisa Disaksikan di Saluran YouTube Resmi Apple

Apple menayangkan secara langsung melalui YouTube resminya untuk meramaikan pengenalan seri iPhone 16.


Facebook Disebut-sebut Gunakan Mikrofon Pengguna untuk Menguping Percakapan, Ada Apa?

4 hari lalu

Ilustrasi Facebook. REUTERS/Dado Ruvic
Facebook Disebut-sebut Gunakan Mikrofon Pengguna untuk Menguping Percakapan, Ada Apa?

Dokumen yang bocor mengutip pitch deck dari Cox Media Group (CMG) yang diduga sebagai salah satu mitra pemasaran Facebook.


Cara Menonaktifkan Akun yang Disarankan di TikTok

5 hari lalu

Logo TikTok (tiktok.com)
Cara Menonaktifkan Akun yang Disarankan di TikTok

Berikut cara menonaktifkan akun yang disarankan di TikTok.


Elon Musk Bikin X TV, Aplikasi Telah Tersedia Versi Beta

6 hari lalu

Ilustrasi untuk aplikasi X TV. Foto : X
Elon Musk Bikin X TV, Aplikasi Telah Tersedia Versi Beta

Elon Musk telah menginformasikan uji aplikasi X TV lewat akun X miliknya pada 3 September lalu.


Kenapa Facebook Tidak Bisa Login? Ketahui 8 Penyebabnya

7 hari lalu

Fitur di facebook seperti di aplikasi Snapchat. www.wthr.com
Kenapa Facebook Tidak Bisa Login? Ketahui 8 Penyebabnya

Kenapa Facebook tidak bisa login? Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, misalnya salah email, jaringan internet jelek, hingga akun FB diretas.