TEMPO.CO, Bandung - Tidak hanya pemerintah yang menurunkan harga tes PCR berbayar, Laboratorium Bio Safety Level-2 Universitas Padjadjaran punya keinginan serupa. Harga tesnya diharapkan pada di kisaran Rp 300 ribuan.
Kepala Laboratorium Bio Safety Level-2 Universitas Padjadjaran (BSL-2 Unpad) Lia Faridah mengatakan, pihaknya sudah mengusulkan penurunan biaya tes PCR. Targetnya bisa diterapkan pada bulan ini. “Akan secepatnya, sekarang sedang menunggu keluar surat keputusan dari Unpad,” ujarnya saat dihubungi Rabu, 18 Agustus 2021.
Unpad punya beberapa layanan tes PCR berbayar, salah satunya Lab BSL-2 Unpad di Jalan Eyckman, Bandung. Harga tes PCR biasa yang kini Rp 400 ribu per sampel, ingin diturunkan. “Kami akan ubah nanti jadi Rp 302.500 untuk yang reguler,” katanya. Hasil ujinya bisa keluar keesokan hari.
Adapun tes PCR jenis same day atau hari itu juga keluar hasil dalam waktu kurang dari 12 jam, masih dipatok Rp 495 ribu. “Kita paling murah se-Indonesia,” kata Lia.
Alasan untuk menurunkan harga tes PCR reguler itu karena Lab BSL-2 Unpad menggunakan sebagian bahan dan alat pemeriksaan dari hasil produk riset mandiri.
Selain memeriksa sampel pasien, tim laboratorium yang merupakan dosen dan peneliti di Fakultas Kedokteran itu membuat reagen ekstraksi sendiri, serta beberapa alat penyimpan virus sampel atau viral transport media (VTM) yang telah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan sejak Desember 2020 hingga Januari 2021 dan sudah dipasarkan. “Indonesia pakai dong produk Unpad jadi bisa lebih murah jatuhnya nanti,” kata Lia.
Sebelumnya diberitakan, alasan membuat VTM sendiri itu karena terjadi keterbatasan sejak April 2020. Barang impor itu banyak diperebutkan berbagai negara di masa pandemi. Lia dan beberapa koleganya seperti Hesti Lina Wiraswati, Savira Ekawardhani, dan Shabarni Gaffar mencetuskan ide membuat VTM yang bisa menyimpan sampel virus tanpa harus dimasukkan dalam kotak pendingin. Rintisan risetnya dimulai Juni 2020.
Pemerintah baru-baru ini menurunkan harga tes PCR menjadi Rp 495 ribu untuk wilayah Jawa Bali, dan Rp 550 ribu untuk daerah luar Jawa Bali. Alasannya karena harga bahan-bahan dan penunjang keamanan tes mengalami penurunan.
Baca:
Covid-19 Harian Turun Lagi Jadi 600-an, Yogya Bersiap Kendurkan PPKM