Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

UNICEF: Ratusan Juta Anak Akan Terdampak Bahaya Gelombang Panas Perubahan Iklim

Reporter

image-gnews
Ilustrasi berjalan-jalan dengan anak-anak dan cemilan. Shutterstock.com
Ilustrasi berjalan-jalan dengan anak-anak dan cemilan. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang KTT Cop 26 PBB di Glasgow pada November 2021, banyak ahli memperbincangkan masalah iklim ekstrem dan dampaknya. Bahkan jauh sebelumnya iklim menjadi konsen pada banyak penelitian. Baru-baru ini UNICEF melaporkan setengah dari 2,2 miliar anak di dunia berisiko tinggi terdampak krisis iklim. 

Pada KTT mengenai perubahan iklim ini diharapkan generasi muda dilibatkan. Menurut Direktur Eksekutif UNICEF, Henrietta Fore, anak-anak lebih rentan terhadap perubahan dan krisis iklim. “Anak-anak rentan terhadap bahaya iklim,” ujar Fore. “Dibandingkan dengan orang dewasa, anak-anak membutuhkan lebih banyak makanan dan air per unit berat badan dan kurang mampu bertahan dari peristiwa cuaca ekstrem,” kata dia.

Selain itu perlunya keterlibatan anak muda dalam KTT COP 26 dan keputusan dikatakan Fore, anak muda adalah penerus dan pewaris sah planet yang saat ini ditempati.

Senada dengan Fore, Greta Thunberg aktivis asal Swedia, mengatakan anak-anak punya peran untuk melawan krisis di masa depan. Dengan laporan ini Thunberg berharap dapat membawa anak-anak ke arah yang benar untuk menghadapi krisis di masa depan. 

“Anak bukan hanya korban, anak-anak juga memimpin pertarungan melawan krisis, sebab di masa depan anak-anak hari inilah yang akan menerima dampak,” ujarnya. Ia melanjutkan, “dunia hari ini masih saja berpura-pura dengan melakukan greenwashing, laporan ini akan memobilisasi kaum muda ke arah yang benar.”

Pandangan iklim oleh Nkosilathi Nyathi juga sangat personal. Sebagai aktivis iklim dari Afrika ia telah merasakan dampak nyata. Seperti gelombang panas dan banjir yang mengganggu sekolah, petani yang menghadapi cuaca tak menentu untuk bertani. Denganitu, Nyathi berantusias dengan inklusi anak muda dalam pengambilan keputusan iklim. 

UNICEF menuturkan bahwa situasi yang dihadapi anak pada level yang mengerikan. Pasalnya terdapat anak-anak yang mengalami seluruh dampak krisis iklim global, padahal pada umumnya hanya satu dari gelombang panas, banjir, angin topan, penyakit, kekeringan, dan polusi udara. Biasanya hal ini terjadi pada wilayah India, Nigeria dan Filipina, dan sebagian besar Afrika sub-Sahara.

Laporan UNICEF yang diterbitkan saat peringatan tahunan aksi mogok sekolah demi penanggulangan krisis iklim yang dimotori oleh Greta Thunberg ini menggabungkan peta resolusi tinggi dari dampak iklim dan lingkungan dengan peta kerentanan anak.  Seperti kemiskinan dan akses ke air bersih, perawatan kesehatan dan pendidikan. Juga studi yang pertama digunakan untuk memetakan korelasi ini. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejumlah 920 juta anak sangat rentan terhadap kelangkaan air, 820 juta terhadap gelombang panas, dan 600 juta terhadap penyakit yang ditularkan melalui vektor seperti malaria dan demam berdarah, yang kemungkinan akan bertambah buruk karena kondisi iklim yang sesuai untuk penyebaran nyamuk dan patogen.

Dalam laporan UNICEF ini juga menyebut bahwa dampak krisis iklim dapat menjadi lebih buruk dan tidak adil.Pasalnya 10 negara yang berisiko sangat tinggi hanya andil menyumbang 0,5 persen emisi global.  

TATA FERLIANA

Baca: UNICEF: Miliaran Anak di Dunia Berisiko Tinggi terhadap Krisis Iklim

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

1 jam lalu

Penduduk lokal dan wisatawan saling menembakan pistol air saat merayakan hari raya Songkran yang menandai Tahun Baru Thailand di Bangkok, Thailand, 13 April 2024. REUTERS/Chalinee Thirasupa
30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

Thailand mencatat cuaca panas menyebabkan 30 orang tewas sejak awal Januari hingga April 2024.


Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

2 hari lalu

Sejumlah kendaraan bermotor melintas di Jalan KH Abdullah Syafei, Kawasan Kampung Melayu, Jakarta, Jumat, 15 Juli 2022. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan kendaraan bermotor menyumbang 47 persen emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di Ibu Kota sehingga akan dilakukan pembatasan lalu lintas kendaraan.  TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

Setiap negara bebas memilih untuk mengurangi gas rumah kaca yang akan dikurangi atau dikelola.


Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

2 hari lalu

Bawang merah. ANTARA/Oky Lukmansyah
Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

3 hari lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.


Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

4 hari lalu

Ilustrasi anak-anak di saat cuaca panas. shutterstock.com
Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

Jika orang kehilangan kontrol temperatur internal karena cuaca panas ekstrem, mereka mungkin akan mengalami berbagai masalah kesehatan.


Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

5 hari lalu

Ilustrasi cacar monyet atau monkeypox (Kemkes)
Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.


Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

5 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil berbaring. Freepik.com/Valuavitaly
Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.


Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

6 hari lalu

Ilustrasi badai taifun yang muncul di Samudera Pasifik. (friendsofnasa.org)
Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

7 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.


5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

7 hari lalu

Mobil melewati jalan yang banjir saat hujan badai di Dubai, Uni Emirat Arab, 16 April 2024. REUTERS/Abdel Hadi Ramahi
5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab