TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memberikan anugerah LIPI Sarwono Award kepada Endang Sukara dan Dwi Listyo Rahayu dari bidang mikrobiologi dan oseanografi.
Pemberian penghargaan tersebut merupakan tradisi tahunan sebagai puncak peringatan hari ulang tahun LIPI yang jatuh pada tanggal 23 Agustus. Tahun ini peringatan ke-54.
Kepala LIPI Agus Haryono mengatakan tahun ini penganugerahan hadir dengan tema "Biodiversitas untuk Bioekonomi Bagi Kemandirian Bangsa". Menurutnya, hal itu sejalan dengan misi pemerintah Indonesia untuk memanfaatkan potensi kekayaan mega biodversitas guna peningkatan ekonomi masyarakat dan membangun kemandirian bangsa.
“Karena itu penghargaan ini kami persembahkan kepada dua ilmuwan di bidang biologi,” ujar dia dalam acara penganugerahan virtual, Senin, 23 Agustus.
Penggunaan nama “Sarwono” dimaksudkan untuk mengenang jasa pengabdian Prof. Dr. Sarwono Prawirohardjo (kepala LIPI pertama) dalam membangun ilmu pengetahuan Indonesia. Penganugerahan LIPI Sarwono Award sudah diselenggarakan sejak tahun 2002.
Agus menerangkan LIPI sebagai lembaga keilmuan peduli terhadap prestasi ilmuwan dan dedikasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Sehingga, kata dia, pihaknya memandang perlu agar ilmuwan-ilmuwan yang berpengaruh secara nasional dan internasional layak dibanggakan serta dianugerahi penghargaan.
“Penghargaan ini untuk mendorong peran LIPI dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta untuk mengenang jasa Prof Sarwono atas kontribusinya dalam membangun institusi riset ilmu pengetahuan di Indonesia,” tutur Agus.
Agus yang juga ilmuwan Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik itu menjelaskan profil kedua peneliti tersebut. Endang Sukara merupakan pria kelahiran Tasikmalaya, 19 September 1952. Peneliti bidang mikrobiologi di Pusat Penelitian Biologi LIPI itu memulai studi mengenai biologinya sebagai sarjana bidang biologi di Universitas Nasional, Jakarta.
Kemudian dia melanjutkan studinya ke jenjang master dan tamat pada 1979. Ayah dari dua anak itu melanjutkan menempuh gelar doktoralnya di Queensland University, Australia di bidang mikrobiologi.
Beberapa penghargaan yang pernah Endang dapatkan, antara lain The 2014 International Alumnus of the Year Queensland University-Australia, Australian Alumni Award 2011, ASEAN Meritorius Award 2008, dan Bintang Jasa PRATAMA 2006.
“LIPI Sarwono Award diberikan atas prestasi dan jasa Endang dalam memajukan ilmu pengetahuan dan kemanusiaan, terutama di bidang mikrobiologi,” kata Agus.
Bidang penelitian Endang meliputi mikrobiologi yang terkait dengan taksonomi mikroba, penyaringan, pengembangan proses mikroba, fermentasi, desain bioreaktor, enzimologi, seperti konversi pati menjadi protein dan enzim menggunakan Rhizopus oligosporus dalam fermentasi cair. Bidangnya juga memungkinkan mencari pemanfaatan sumber daya mikroba asal Indonesia untuk pangan (pertanian), kesehatan, energi dan lingkungan.
Penerima LIPI Sarwono Award kedua Dwi Listyo Rahayu. Perempuan kelahiran Mojokerto, 31 Juli 1957, itu merupakan peneliti bidang oseanografi di Balai Bio Industri Laut LIPI yang menamatkan gelar sarjananya di Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor pada 1981. Ia kemudian mendapatkan gelar masternya sekaligus gelar doktornya di Université Pierre & Marie Curie, Prancis, pada 1992.
Selama karirnya, perempuan yang akrab disapa Yoyoh itu berhasil mendeskripsikan 150 spesies baru, yaitu kelomang (hermit crab) 4 genus dan 74 spesies kepiting (crab) 6 genus, dan 76 spesies baru. “LIPI Sarwono Award diberikan padanya atas prestasi dan jasa dalam memajukan ilmu pengetahuan dan kemanusiaan, terutama bidang taksonomi,” ujar Agus.
Perempuan yang telah menerbitkan 93 publikasi ilmiah itu juga pernah terlibat dalam beberapa ekspedisi internasional, di antaranya Ekspedisi Snellius II (kerja sama Indonesia-Belanda di perairan Indonesia bagian timur), Ekspedisi KARUBAR (kerja sama Indonesia-Prancis di Perairan Kei, Aru dan Tanimbar), dan Ekspedisi Internasional PANGLAO di Filipina (kerja sama Prancis-Filipina).
Yang lainnya termasuk Ekspedisi Internasional KUMEJIMA di Okinawa, Jepang (Kerjasama Jepang-Singapura-Taiwan), dan Ekspedisi International Comprehensive Marine Biodiversity Survey (CMBS) di Singapura. Serta Ekspedisi International South Java Deep Sea SJADES (Indonesia, Singapura).
Baca:
Kepala BRIN Beberkan Tiga Masalah Pengembangan Vaksin Merah Putih