TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno berita hari ini dimulai dari topik tentang Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah berupaya menangkap buaya sepanjang empat meter dengan cara memancingnya. Umpan yang digunakan adalah 1,5 ekor ayam. BKSDA melakukannya di Desa Basirih Hilir, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur, pada Minggu 22 Agustus 2021.
Berita terpopuler selanjutnya tentang varian baru Covid-19 terus ditemukan di berbagai belahan dunia sejak pandemi melanda. Virus corona yang terus bermutasi, membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menamakan tiap variannya untuk mempermudah dan menyederhanakan pengucapan selama diskusi.
Selain itu, sekolah-sekolah diminta jujur dan terbuka mengenai kesanggupan mereka untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas sesuai protokol kesehatan. Sekolah harus menyampaikan data pemenuhan minimal 11 item daftar periksa pendukung PTM terbatas itu yang mencakup data warga sekolah yang punya komorbid, masih terinfeksi Covid-19, sedang isoman atau dirawat di rumah sakit, dan data mengenai ketuntasan vaksinasi warga sekolah.
Berikut tiga berita terpopuler di kanal Tekno.
1. BKSDA Memancing Buaya 4 Meter di Anak Sungai Mentaya
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah berupaya menangkap buaya sepanjang empat meter dengan cara memancingnya. Umpan yang digunakan adalah 1,5 ekor ayam. BKSDA melakukannya di Desa Basirih Hilir, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur, pada Minggu 22 Agustus 2021.
Komandan Jaga BKSDA Pos Sampit, Muriansyah, menerangkan bahwa timnya merespons keresahan masyarakat setempat yang beberapa kali mendapati buaya itu naik ke darat. Satu kejadiannya yang terkini, pada Sabtu lalu, direkam di telepon seluler warga setempat. Buaya muara itu didapati di sebuah kebun dekat Sungai Sapihan.
"Buaya yang terlihat warga ada di tiga titik lokasi, mulai dari muara Sungai Sapihan sampai ke arah hulu sungai yaitu persawahan," kata Muriansyah.
Buaya jenis muara itu diperkirakan memiliki panjang empat meter. Muriansyah yang datang didampingi dua anggota Manggala Agni menemukan warga setempat sudah semakin takut beraktivitas di sungai. Menurut informasi yang dikumpulkannya, buaya sudah sering menyerang ternak milik warga setempat yakni ayam, itik dan angsa.
2. WHO Siapkan Nama-Nama Zodiak Jika Covid-19 Terus Bermutasi
Varian baru Covid-19 terus ditemukan di berbagai belahan dunia sejak pandemi melanda. Virus corona yang terus bermutasi, membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menamakan tiap variannya untuk mempermudah dan menyederhanakan pengucapan selama diskusi.
WHO memilih menggunakan alfabet Yunani untuk menamakan varian Covid-19. Sejak diterapkan pada Mei 2021 hingga kini telah ada 11 varian Covid-19.
Jumlah alfabet Yunani hanya mencapai 24 huruf. Jika virus corona terus bermutasi hingga lebih dari 24 varian maka butuh model penamaan baru.
Melansir dari Sky News, WHO mempertimbngkan menggunakan rasi bintang (zodiak) untuk menamai varian baru Covid-19. “Kami telah memikirkan untuk menggunakan rasi bintang. Kami akan menggunakan dewa dan dewi Yunani,” kata Maria Van Kerkhove, pemimpin pelaksanaan Covid-19, pada 8 Agustus 2021.
3. P2G Minta Sekolah Jujur untuk Kesanggupan PTM Terbatas
Sekolah-sekolah agar jujur dan terbuka mengenai kesanggupan mereka untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas sesuai protokol kesehatan. Sekolah harus menyampaikan data pemenuhan minimal 11 item daftar periksa pendukung PTM terbatas itu yang mencakup data warga sekolah yang punya komorbid, masih terinfeksi Covid-19, sedang isoman atau dirawat di rumah sakit, dan data mengenai ketuntasan vaksinasi warga sekolah.
“Semua data di atas harus disampaikan kepada orang tua/wali murid apa adanya,” kata Sekretaris Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Afdhal, Minggu 22 Agustus 2021.
Sekolah juga dimintanya tidak sekadar mengirimkan surat persetujuan pembelajaran tatap muka kepada orang tua siswa untuk ditandatangani, tanpa menyertakan kondisi rill dan data-data pendukung di atas. Orang tua dan anak, dia menegaskan, berhak mendapatkan informasi yang memadai dan komprehensif sebelum memutuskan anaknya mengakhiri pendidikan jarak jauh atau dalam jaringan (online) dan kembali ke sekolah untuk pembelajaran tatap muka. Simak Top 3 Tekno Berita Hari Ini lainnya di Tempo.co.
Baca:
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kekayaan Mineral Afghanistan, Pisang Papua, Vaksin