TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan ini marak isu terkait pencurian data pribadi pada aplikasi pinjaman online ilegal di Indonesia. General Manager Asia Tenggara di Kaspersky, Yeo Siang Tiong, memberikan tips bagaimana cara menggunakan aplikasi pinjaman online atau lainnya agar data pribadi aman dari penjahat siber atau hacker.
Yeo Siang Tion menyarankan agar pengguna selalu meningkatkan kewaspadaan setiap melakukan transaksi online, dan tidak mengunduh aplikasi apa pun dari sumber pihak ketiga. “Gunakan hanya dari pasar aplikasi resmi,” ujar dia kepada Tempo, Senin, 23 Agustus 2021.
Selain itu, sebelum mengunduh aplikasi, pengguna diharuskan melakukan verifikasi situs aplikasinya. Periksa, apakah situs atau aplikasi tersebut sah dan dilengkapi sistem keamanan enkripsi yang kuat atau tidak.
Ketika sudah mengetahui informasi keamanannya, pengguna diwajibkan dengan seksama membaca perjanjian penggunaannya. Karena, ada situasi ketika pengembang aplikasi secara publik memperingatkan bahwa mereka dapat berbagi data pengguna dengan pihak ketiga.
Langkah lainnya, tetap perbarui semua perangkat lunak pengguna. “Para pelaku kejahatan siber secara teratur menemukan kerentanan baru dalam perangkat lunak dan sistem operasi yang kedaluwarsa,” tutur Yeo Siang Tion.
Dia juga menambahkan bahwa pengguna diharuskan menonaktifkan opsi Autofill, fitur yang menghemat waktu, tapi jika nyaman bagi pengguna, itu juga nyaman bagi para pelaku kejahatan siber. Ini adalah tempat pertama penjahat siber dalam melakukan pencarian nama pengguna, alamat, nomor telepon, dan semua info lain yang mereka butuhkan untuk mencuri identitas atau mengakses akun pengguna.
Selain itu, lindungi privasi online dengan solusi VPN. “Kami memiliki solusi Kaspersky VPN Secure Connection yang menggunakan protokol OpenVPN dan fitur KillSwitch yang tidak mencatat lalu lintas pengguna,” ujar dia.
VPN dapat mencegah serangan man-in-the-middle dengan memberikan jaringan yang aman dan terenkripsi antara perangkat pengguna dan tujuan.
Baca:
Banyak Aplikasi Pinjaman Online Ilegal, Kaspersky: Jangan Sembarang Bagi Data