Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi Asal Covid-19: Saat Ini Tak Ada Bukti dari Kecelakaan Laboratorium

image-gnews
Ilustrasi virus Corona atau Covid-19. Shutterstock
Ilustrasi virus Corona atau Covid-19. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 kemungkinan dimulai ketika hewan yang terinfeksi menularkan virus SARS-CoV-2 ke manusia di pasar hewan hidup di Wuhan, Cina. Dilaporkan dalam tinjauan kritis yang diterbitkan dalam jurnal peer-review Cell, 21 ilmuwan dari seluruh dunia menyajikan bukti bahwa skenario tersebut lebih mungkin daripada teori yang menyebutkan bahwa virus berasal dari sebuah kecelakaan laboratorium.

Ahli virologi evolusioner dari University of Utah Health, Amerika Serikat, yang juga penulis studi, Stephen Goldstein, menjelaskan diskusi tentang asal mula pandemi telah dipolitisasi dan semakin memanas. “Dan kami merasa waktu yang tepat untuk melihat secara kritis semua bukti yang ada,” ujar dia, seperti dikutip Medical Xpress, Senin, 23 Agustus 2021.

Goldstein menulis studi itu bersama dengan ilmuwan lainnya, di antaranya Edward Holmes dari University of Sydney, Australia, dan Andrew Rambaut dari University of Edinburgh, Inggris. Menurutnya mencegah pandemi di masa depan membutuhkan kemauan politik yang tepat untuk memotong rute virus ini memasuki populasi manusia. “Tapi berfokus ke arah yang salah akan menghalangi upaya itu terjadi,” katanya lagi.

Berikut penjelasan detail Goldstein mengenai asal-usul Covid-19:

1. Pasar hewan episentrum awal Covid-19 

Peta yang menunjukkan lokasi geografis gelombang pertama kasus Covid-19 pada Desember 2019, menunjukkan awal mula muncul di dekat lokasi Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di Wuhan, Cina. Juga pasar lain yang dilaporkan memiliki perdagangan hewan hidup.

Dalam minggu-minggu berikutnya, kasus menyebar ke luar secara geografis. Kasus-kasus itu diikuti oleh kematian berlebihan pada Januari 2020, penanda kedua bagaimana virus menyebar ke seluruh populasi. Demikian pula, kematian itu awalnya dilokalisasi di dekat pasar hewan. 

"Ini memberi tahu kita di mana epidemi dimulai dan di mana penularan intens dimulai," tutur Goldstein sambil menambahkan bahwa hal ini menunjukkan epidemi dimulai di pasar di distrik itu, pasar Huanan dan mungkin juga pasar lain.

2. Kurang bukti kebocoran lab

Institut Virologi Wuhan, yang sering disebut sebagai sumber kebocoran laboratorium, juga ditandai di peta, tapi jauh dari pasar hewan hidup. Tak satu pun dari kasus pertama yang terdokumentasi—atau kematian berlebihan dalam minggu pertama kemunculannya—terletak di dekat lokasi itu.

Selain itu, tak satu pun dari kasus terdokumentasi pertama dilaporkan terkait dengan staf di laboratorium. Tidak ada bukti bahwa para peneliti di institut tersebut bekerja dengan SARS-CoV-2 atau virus yang terkait erat. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

3. Penyakit menular pada manusia sering kali berasal dari hewan 

Covid-19 bukanlah penyakit menular berbasis virus corona pertama yang terkait dengan pasar hewan. Wabah SARS tahun 2002 dan 2003, penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV, dikaitkan dengan pasar di Cina yang menjual hewan hidup.

Selain SARS-CoV dan SARS-CoV-2, lima virus corona lainnya telah menyeberang ke manusia dari hewan dalam 20 tahun terakhir. Dikombinasikan dengan pengamatan bahwa sebagian besar virus pada manusia, baik virus corona maupun jenis virus lainnya, berasal dari hewan yang terinfeksi. “Maka tidak disangka SARS-CoV-2 telah memasuki populasi manusia dengan cara yang sama,” kata para penulis. 

4. Tak ada tanda virus buatan manusia

Argumen berulang untuk teori kebocoran laboratorium adalah bahwa virus itu, SARS-CoV-2, membawa kode genetik pendek tertentu yang kadang-kadang direkayasa menjadi produk laboratorium. Untuk menyelidiki, para peneliti sebelumnya telah menganalisis urutan genetik dari beberapa virus corona dan menemukan kode yang dimaksud adalah hal yang biasa di antara mereka.

Penulis tinjauan ini lebih lanjut menentukan bahwa kode spesifik dalam SARS-CoV-2 tidak sempurna dan karena itu tidak akan menjalankan fungsinya dengan baik. Menurut peneliti, tidak ada alasan logis mengapa virus yang direkayasa akan memanfaatkan situs pembelahan furin yang suboptimal, yang akan memerlukan prestasi rekayasa genetika yang tidak biasa dan kompleks yang tidak perlu. “Pemeriksaan urutan virus belum menemukan tanda-tanda potensial lain dari manipulasi yang disengaja,” tutur peneliti.

Sementara sejumlah besar bukti ilmiah mendukung SARS-CoV-2 yang berasal dari satwa liar, namun hewan-hewan itu belum ditemukan. "Kami tidak bisa mengesampingkan kemungkinan kecelakaan laboratorium," ujar Goldstein, dan menerangkan hal itu tidak bisa ditolak sepenuhnya, tapi sangat tidak mungkin. “Tidak ada bukti untuk itu sekarang." 

MEDICAL XPRESS | CELL

Baca:
Pengembangan Vaksin Merah Putih, Kepala Eijkman: Hasil Uji Protein S Luar Biasa

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 jam lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.


Jurnal Internasional IJTech Milik FTUI Kembali ke Posisi Q1

3 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Jurnal Internasional IJTech Milik FTUI Kembali ke Posisi Q1

IJTech milik FTUI kembali menjadi jurnal terindeks kuartil tertinggi (Q1) berdasarkan pemeringkatan SJR yang dirilis pada April 2024


Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

3 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

3 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Demi Lobster Kawan Vietnam

4 hari lalu

Demi Lobster Kawan Vietnam

Pemerintah membuka kembali keran ekspor lobster dengan syarat para pengusaha membudidayakannya di sini atau di Vietnam-tujuan utama ekspor lobster.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

7 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

7 hari lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.


Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

7 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?


Dekan Unas Dituduh Catut Nama Dosen UMT di Jurnal, Pahami Perbedaan Jurnal SINTA dan Jurnal Scopus

9 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Dekan Unas Dituduh Catut Nama Dosen UMT di Jurnal, Pahami Perbedaan Jurnal SINTA dan Jurnal Scopus

Meskipun jurnal SINTA dan Scopus memiliki peran yang penting dalam mendukung penelitian ilmiah, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.


Top 3 Tekno: Cara Instal HyperOS, Cuaca BMKG, dan Jurnal Indeks Scopus

9 hari lalu

Xiaomi HyperOS. Foto : Xiaomiui
Top 3 Tekno: Cara Instal HyperOS, Cuaca BMKG, dan Jurnal Indeks Scopus

Top 3 Tekno Berita Terkini pada Selasa pagi ini, 16 April 2024, dipuncaki berita informasi 3 cara instal HyperOS di perangkat Xiaomi, Redmi, dan Poco.